Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RICE PROCUREMENT POLICY DURING THE SBY-BOEDIONO ADMINISTRATION Rakib, Wahyudi; Aqmarina, Yusria; Sinaga, Randa Putra Kasea
Journal of Peasants' Rights Vol. 1 No. 1 (2022): Peasant Movement and Food Sovereignty
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.093 KB) | DOI: 10.32734/jpr.v1i1.8253

Abstract

This study is explored about rice procurement during the SBY-Boediono administration in Indonesia. The focus discusses what caused the SBY-Boediono government to issue a rice procurement policy. The findings of this study include, among other things, three important reasons for the government to issue this policy. First, the prevalence of land conversion in Indonesia; Second, the minimal role of Bulog in absorbing rice from peasants; Third, the phenomenon of rice imports every year. The method used is the descriptive method
SAFAR RITUAL IN SERUWAY ACEH TAMIANG DISTRICT Aqmarina, Yusria; Gultom, Ibrahim; Azhari, Ichwan
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol. 17 No. 1 (2025): JUPIIS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL) JUNE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v17i1.65341

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal yang melatarbelakangi pelaksanaan ritual kenduri safar, proses pelaksanaan ritual kenduri safar serta makna simbolik yang terdapat pada pelaksanaan ritual kenduri safar di Kampung Pantai Balai, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Ritual kenduri safar merupakan salah satu acara budaya penting di Kampung Pantai Balai, Aceh Tamiang, yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan Safar. Bulan ini dianggap suci, dengan berbagai larangan, seperti bepergian dan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Ritual ini dilakukan untuk tolak bala (menolak bencana) dan mencari perlindungan dari bahaya, memperkuat solidaritas dan hubungan sosial. Pada bulan safar ini juga mengkhawatirkan masyarakat di Kampung Pantai Balai, oleh karena itu dilaksanakan ritual kenduri safar dengan kata lain tolak bola. Kenduri safar biasanya dilakukan untuk menolak bala dan meminta perlindungan dari segala bentuk mara bahaya. Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, dari tokoh adat, pemuka agama, hingga masyarakat umum. Semua masyarakat berpartisipasi pada proses tahap ritual kenduri safar. Mulai dari tahap persiapan, masak bersama, doa bersama dan makan bersama untuk menciptakan sebuah kebersamaan yang kokoh di masyarakat. Ritual kenduri safar berakar pada tradisi keagamaan Islam, dengan unsur-unsur lokal seperti makanan khusus dan doa bersama di tempat yaitu pinggir sungai. Kenduri safar menjadi salah satu wujud pelestarian identitas budaya lokal. Melalui makna simbolik kenduri safar, doa bersama, dan praktik yang telah dilakukan secara turun-temurun, tradisi ini menjaga keberlangsungan nilai-nilai budaya di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.