Kabupaten Banyuwangi memiliki salah satu ritual terkenal yang disebut Tari Seblang. Ritual ini merupakan ekspresi rasa syukur masyarakat atas keberhasilan masa panen dan telah menjadi bagian integral dari budaya Banyuwangi. Tari Seblang terdiri dari dua jenis ritual, yaitu Olehsari dan Bakungan, masing-masing dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Dalam pelaksanaan ritual Tari Seblang, seni menjadi medium utama yang berfungsi sebagai perantara spiritual dan budaya. Salah satu bentuk ekspresi seni ini adalah melalui karya batik lukis. Pada penelitian penciptaan ini, peneliti bertujuan untuk menciptakan sebuah karya Batik Lukis yang terinspirasi dari Tari Seblang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang keunikan dan nilai budaya dari Ritual Tari Seblang melalui media batik lukis. Metode penciptaan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti teori penciptaan yang digagas oleh Gustami, yang terdiri dari tiga tahapan utama: eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Tahap eksplorasi melibatkan pengumpulan data dan inspirasi dari berbagai aspek Tari Seblang, termasuk gerakan, kostum, dan makna simbolis yang terkandung di dalamnya. Tahap perancangan mencakup proses merancang motif dan desain batik yang akan dibuat, sementara tahap perwujudan adalah proses finalisasi karya batik lukis tersebut. Hasil dari penelitian ini menghasilkan enam karya batik lukis yang diberi judul Ison Seblang 1-6. Setiap karya batik ini merepresentasikan gerakan tari dari penari Seblang dengan menggunakan teknik pewarnaan Colet dan jenis pewarna Remazol. Karya-karya ini tidak hanya menampilkan keindahan visual tetapi juga menceritakan kisah dan filosofi di balik Tari Seblang. Hasil akhir dari pembuatan batik ini telah dipamerkan di Universitas Negeri Malang sebagai pengenalan dan memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk lebih akrab dan menghargai warisan budaya Banyuwangi melalui seni batik lukis.