Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PEMANFAATAN CLAY ART KARAKTER DONGENG INDONESIA SEBAGAI AVATAR STORYTELLING DI SMALL TREE MODERN ISLAMIC SCHOOL MALANG Hidayat, Ima Kusumawati; Novica, Dimas Rifqi; Rini, Denik Ristya
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.987 KB)

Abstract

Abstrak: Integrasi permainan kepada proses kegiatan pembelajaran sangat penting dilakukan terutama di PAUD, karena untuk menstimulus kognitif anak agar dapat berkembang dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan kegiatan bercerita (storytelling). Di lain pihak, karakter dongeng Indonesia dirasa mulai kurang dikenal oleh anak-anak usia dini di Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya karakter asing yang masuk melalui media televisi, internet, maupun buku cetak. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di tingkat PAUD dengan cara memanfaatkan clay art karakter dongeng Indonesia sebagai avatar storytelling. Metode yang digunakan adalah memberi guru pengetahuan seputar dongeng fabel anak Indonesia dan gaya desain karakter. Serta memberikan pelatihan pada guru untuk membuat avatar storytelling berupa desain karakter dengan menggunakan clay art. Hasil yang diperoleh adalah guru antusias dalam proses pembuatan karakter menggunakan clay art dan sepakat bahwa anak usia dini perlu mencintai karakter dongeng Indonesia sebagai upaya pelestarian dongeng Indonesia.Abstract: Integration of games into the process of learning activities is very important, especially in early childhood education, because it is to stimulate a child's cognitive to develop properly. One of them is by storytelling. On the other hand, Indonesian fairy tale characters are felt to be less well known by early childhood in Indonesia. This is due to the large number of foreign characters entering through television, internet, and printed books. Community service aims to increase learning activities at PAUD level by utilizing the character of Indonesian clay art as a fairy tale avatar. The method used is to provide teacher knowledge about Indonesian children's fairy tales and character design styles. As well as providing training for teachers to create avatars to tell stories in the form of character designs using clay art. The results obtained are teachers who are enthusiastic in the process of making characters using clay art and agree that young children need to love Indonesian fairy tale characters in an effort to preserve Indonesian tales.
PELATIHAN PEMBUATAN DESAIN MARCHANDISE KAMPUNG WARNA-WARNI PADA PENDUDUK KAMPUNG JODIPAN UNTUK MENINGKATKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN Denik Ristya Rini; Ima Kusumawati Hidayat; Yon Ade Lose
Jurnal KARINOV Vol 2, No 1 (2019): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.919 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i1p9-14

Abstract

Pelatihan pembuatan desain merchandise pada penduduk Kampung Warna-warni Jodipan bertujuan untuk : (1) Penduduk Kampung Warna-warni Jodipan dapat membuat desain merchandise (2) Penduduk Kampung Warna-warni Jodipan mampu mengaplikasikan desain merchandise menjadi produk merchandise yang laying untuk dipasarkan atau dijual sebagai oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kampung Warnawarni Jodipan. (3) Penduduk Kampung Warna-warni Jodipan memiliki keterampilan memproduksi merchandise sehingga dapat menumbuhkan semangat untuk merintus usaha baru (wirausaha). Metode pelatihan yang digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, tutorial dan praktek langsung membuat desain hingga produk merchandise. Hasil yang diperoleh dari pelatihan ini adalah (1) Peserta pelatihan (penduduk Kampung Warna-warni Jodipan) mampu memahami konsep pembuatan desain yang mencerminkan ke khasan Kampung Warna-warni Jodipan (2) Peserta Pelatihan terampil dalam membuat atau mengaplikasikan desain menjadi merchandise khas Kampung Warna-warni Jodipan. (3) Peserta mampu mengembangkan hasil karya pelatihannya menjadi suatu produk yang layak jual sehingga menghasilkan nilai ekonomi bagi mereka.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN MOTIF BATIK BERBASIS DIGITAL PATTERN YANG MENGANDUNG KARAKTER DAN KEARIFAN LOKAL PADA GURU MGMP SENI BUDAYA SMP KABUPATEN MALANG Denik Ristya Rini; Ima Kusumawati Hidayat; Yon Ade Lose H.
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2019): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.137 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i4.1503

Abstract

Tujuan dari Kegiatan Masyarakat ini adalah untuk memberikan ketrampilan pada guru Seni Budaya SMP Kabupaten Malang agar memiliki ketrampilan dalam mengambangkan motif batik berbasis digital pattern yang mengandung karakter dan kearifan local. Tujuan setelah kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan adalah agar guru seni budaya SMP Kabupaten Malang mampu membimbing siswa dalam mengembangkan motif batik khas Malangan. Selain itu agar guru mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran, salah satunya dengan membuat motif batik dengan digital pattern. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, diksusi, tanya jawab serta latihan langsung membuat motif batik berbasis digital pattern. Pelatihan ini terbagi menjadi tiga sesi, yang pertama materi oleh para narasumber terkait teknik pengembangan motif berbasis digital pattern. Sesi ke- dua adalah sesi latihan langsung dimana seluruh peserta berlatih secara mandiri mengembangkan motif berbasis digital pattern. Sesi ke-tiga merupakan sesi evaluasi hasil latihan dan pendampingan kepada peserta pelatihan.Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah proses yang kami amati selama kegiatan pengabdian berlangsung peserta sangat antusias untuk mengikuti materi dan diakhir hasil pengabdian 90% peserta pengabdian telah dapat mengembangkan motif batik berbasis digital pattern secara mandiri.
PELATIHAN PERANCANGAN SYGN SYSTEM DAN WAYFINDING UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA DI KAMPUNG SANAN Denik Ristya Rini; Yon Ade Lose Hermanto; Ima Kusumawati Hidayat
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): Mei
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.898 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v4i2.2690

Abstract

Kampung Sanan merupakan salah satu kampong iconic di Kota Malang. Kampung Sanan terkenal sebagai penghasil usaha tempe kripik. Lebih dari itu pada saat ini Kampung Sanan telah mengembangkan usaha mereka tidak hanya menghasilkan kripik tempe untuk dijual, tetapi Kampung Sanan juga mengembangkan daerahnya sebagai destinasi wisata edukasi pengolahan kripik tempe, pengolahan biogas, dan lain-lain. Meskipun Kampung Sanan telah mengembangkan beberapa lokasi sebagai destinasi wisata edukasi, namun berdasarkan observasi belum dilengkapi sygn system dan wayfinding yang komunikatif untuk menunjukan lokasi-lokasi tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut tim pengabdi memberikan solusi berupa pemberian pelatihan perancangan sygn system dan wayfinding bagi Kampung Sanan untuk meningkatkan kunjungan wisata.
Pengembangan Souvenir Berbasis Augmented Reality pada Tempat Wisata Kampung Tridi Malang Denik Ristya Rini; Ima Kusumawati Hidayat; Dimas Rifqi Novica
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 1 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.576 KB) | DOI: 10.17977/um064v1i42021p492-504

Abstract

Abstract: Malang City is the second largest city in East Java Province after Surabaya. The existence of a large city is certainly followed by a dense population. This causes not all residents can live properly. Some of them live in slums in the Watershed (DAS). Facing these problems, the Government of Malang is promoting a program to turn slums into thematic tourist villages. This program is carried out to change the social culture of the community and improve the community's economy. One of the thematic tourist villages in Malang is Kampung Tridi. The village offers a tourism concept with photo spots on a 3D mural wall. Based on observations, Kampung Tridi has been visited by many tourists, but it does not have souvenirs with high selling value. This research intends to develop souvenirs in the form of 3D screen printing t-shirts to improve the local economy. The souvenirs are developed based on the ADDIE (Analysis, Design, Developed, Implementation, Evaluation) development model. The results of the product development are welcomed by the local community as well as tourists. This is seen from the high enthusiasm when this souvenir was launched. Keywords: Tridi village, souvenir, augmented reality Abstrak: Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya pada urutan pertama. Adanya kota yang besar tentu diikuti dengan danya penduduk yang padat. Hal ini menyebabkan tidak semua penduduk dapat bermukim secara layak. Beberapa diantaranya menghuni perkampungan kumuh di Daerah Aliran Sungai (DAS). Menghadapi permasalahan tersebut pemerintah Kota Malang menggalakkan program mengubah kampung kumuh menjadi kampung wisata tematik. Program ini dilakukan untuk mengubah sosial budaya masyarakat dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu kampung wisata tematik di Malang adalah kampung Tridi. Kampung Tridi menawarkan konsep wisata dengan spot –spot foto pada dinding mural 3 Dimensi. Berdasarkan observasi Kampung Tridi telah banyak dikunjungi oleh wisatawan, namun Kampung Tridi belum memiliki souvenir yang bernilai jual tinggi. Penelitian ini bermaksud mengembangan souvenir berupa kaos sablon 3 Dimensi untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar. Souvenir dikembangan berdasarkan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Developed, Implementation, Evaluation) model. Hasil dari produk pengembangan disambut baik oleh masyarakat sekita dan juga wisatawan. Hal ini dibuktikan dengan adanya antusiasme yang tinggi pada saat souvenir ini diluncurkan. Kata kunci: kampung Tridi, souvenir, augmented reality
Tradisi Petik Laut sebagai Sumber Ide Pembuatan Motif Batik Tulis Khas Kabupaten Situbondo Nita Dian Faradila; Ponimin Ponimin; Denik Ristya Rini
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v3i62023p827-845

Abstract

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur, yang memiliki pusat pemerin­tahan di Kecamatan Situbondo. Secara geografis, wilayah ini yang terletak di pesisir utara pulau Jawa. Dari hasil laut yang melimpah di Kabupaten Situbondo itu memiliki tradisi “Petik Laut”. Petik laut merupakan upacara yang dilaksanakan secara turun temurun dari nenek moyang. Upacara tersebut bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur nelayan atau masyarakat pesisir pantai atas hasil laut yang melimpah. Pencipta mengambil budaya tersebut untuk dijadikan sebagai motif batik khas dari Kabupaten Situbondo, karena pencipta ingin mengeksplor kebudayaan tersebut dan menambah motif batik Kabupaten Situbondo agar lebih berfariatif. Proses penciptaan ini menggunakan metode kreatif, diawali dengan tahap eksplorasi dengan melakukan wawancara dan observasi, merancang karya, eksplorasi teknik, perwujudan karya dan diakhiri dengan proses analisis karya. Dari konsep tersebut, pencipta memvisualisasikan kepada 6 karya batik tulis yang berukuran 115 × 200cm. Karya batik tulis ini memiliki konsep “Ka’atora saghârâ” diambil dari Bahasa madura yang memiliki arti ‘untuk laut’, enam karya batik tulis bertema tradisi petik laut ini memiliki judul Parao Lajhâr, Sè Utama, Tèra’na Malèm, Dèri Tana, Bighi Kaodi’en, Karapo Macan. Kata kunci: batik tulis; Petik Laut; Situbondo; metode kreatif Tradition of Petik Laut as A Source of Manufacture Ideas Situbondo Regency Special Written Batik Motif Situbondo Regency is one of the areas located in East Java, which has a government center in Situbondo District. Geographically, this area is located on the north coast of the island of Java. From the abundant marine products in Situbondo Regency, it has a tradition of "Petik Laut". Petik laut is a ceremony that has been passed down from generation to generation. The ceremony aims to express the gratitude of fishermen or coastal communities for the abundant marine products. The creators took this culture to be used as a typical batik motif from Situbondo Regency, because the creators wanted to explore this culture and add Situbondo Regency batik motifs to make it more varied. The creation process uses the creativ method starting with the exploration stage by conducting interviews and observations, designing the work, exploring techniques, embodiment of the work and ending with the process of analyzing the work. From this concept, the creator visualizes 6 sized batik creations 115 × 200cm. This written batik work has the concept of "Ka'atora saghârâ" taken from Madura language which means "For the Sea", six written batik works with the theme of the petik laut tradition have the title Parao Lajhâr, Sè Utama, Tèra’na Malèm, Dèri Tana, Bighi Kaodi’en, Karapo Macan. Keyword: batik tulis; Petik Laut; Situbondo; creative method
Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Komik Berdasarkan Fabel dengan Metode Examples Non Examples di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Nikita Putri; Hariyanto Hariyanto; Denik Ristya Rini
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 3 No. 7 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v3i72023p947-963

Abstract

Menggambar komik merupakan pembelajaran Seni Budaya kelas VIII. Pembelajaran menggambar komik terhadap peserta didik di kelas VIII-H MTs Negeri Batu, guru sebagai fokus pembelajaran, peserta didik pasif, dan peserta didik kurang motivasi berkarya menggambar komik. Hasil belajar belum memenuhi KKM yang sudah ditetapkan, sehingga peneliti bersama dengan guru berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan metode Examples Non Examples se-bagai alternatif untuk pembelajaran menggambar komik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkat-kan capaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran menggambar komik dengan bantuan fabel dan penerapan metode Examples Non Examples. Metode yang digunakan dalam Penelitian Tin-dakan Kelas (PTK) menggunakan model Kemmis dan McTaggart dengan dua siklus, di mana setiap siklusnya terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, posttes, dan dokumentasi. Hasil penelitian berupa hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Evaluasi pembelajaran menggambar komik dilakukan dengan menggunakan posttes dan produk akhir. Kata kunci: menggambar komik; hasil belajar; metode Examples Non Examples Improving Learning Outcomes in Drawing Comics Based on Fables Using the Examples Non-Examples Method in Class VIII at Public Islamic Junior High School This study aims to improve the learning outcomes in drawing comics among students of Class VIII-H at MTs Negeri Batu through the implementation of the Examples Non-Examples method, focusing on fable-based content. The research addresses the challenges of passive student engagement and a lack of motivation in artistic creation. The current learning outcomes fall short of the established KKM (Minimum Completion Criteria). To address these issues, a collaborative effort between researchers and teachers was undertaken. The Examples Non-Examples method was employed as an alternative approach to teaching comic drawing. The study follows the Classroom Action Research (PTK) frame-work developed by Kemmis and McTaggart, encompassing two cycles consisting of four stages: planning, action, observation, and reflection. The data collection techniques employed include obser-vation, interviews, post-tests, and documentation. The study evaluates the learning outcomes in the cognitive, affective, and psychomotor domains. The post-tests and final comic products are utilized to assess the effectiveness of the learning process. By implementing the Examples Non-Examples method, this study aims to enhance students' achievement in learning to draw comics, using fable-inspired content. Keywords: drawing comics; learning outcomes; Examples Non Examples method
Ornamen Candi Bajang Ratu sebagai Ide Kreasi Penciptaan Motif Batik Tulis Sandang Anggraini, Reza Dwi; Ratnawati, Ike; Rini, Denik Ristya
Journal of Language Literature and Arts Vol. 3 No. 10 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v3i102023p1485-1503

Abstract

Majapahit adalah kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Majapahit berpusat di wilayah Mojokerto yang ditandai dengan banyaknya penemuan arkiologi berupa candi dan benda-benda bersejarah. Salah satu candi yang paling terkenal dan lengkap adalah Candi Bajang Ratu. Candi tersebut adalah peninggalan Kerajaan Majapahit memiliki ornamaen/relif yang indah sehingga menginspirasi ide/gagasan dalam menciptakan motif batik tulis sandang. Pada artikel ini menjabarkan konsep, proses kreatif, hasil, dan penyajian karya batik tulis sandang. Metode yang digunakan dalam menciptakan motif batik tulis sandang ini menggunakan metode tiga tahap enam langkah yang dikemukakan oleh S.P Gustami yaitu: (1) tahap eksplorasi; (2) perancangan; dan (3) perwujudan. Judul karya batik tulis terapan yang sudah diciptakan yaitu Kembang petal, Kamurkaan kala, Naga Surya Majapahit, Suluran Badjang, Pelipit Bajang, dan Wahoyo. Keenam karya batik tulis tersebut kemudian disajikan dalam bentuk sandang berupa outer. Kata kunci: Candi Bajang Ratu; batik tulis; Sandang The Ornaments of Bajang Ratu Temple as an Idea for Creating Batik Motifs for Clothing The Majapahit empire was the largest kingdom that ever existed in Nusantara. Located in the Mojokerto region, it is marked by many archaeological discoveries, including temple and antiquities. One of the most famous and complete temple is the Bajang Ratu. This temple was a relic of the Majapahit kingdom, featuring beautiful ornamentation that inspires the creation of the sandang motif in batik. In this article, we would discuss the concept, creative process, results, and presentation of handwritten batik sandang. The method used to create the sandang motif in batik follows three stages and eight steps, as proposed by S.P. Gustami, namely: (1) exploration; (2) design; and (3) execution. The sandang motif batik has been applied to various themes, such as Kembang Petal, Kamurkaan Kalasan, Naga Surya Majapahit, Suluran Badjang, Pelipit Bajang, and Wahoyo. The batiks are then displayed in the form of a sandang, in the form of an outer. Keywords: Bajang Ratu Temple; batik tulis; Sandang
Motivasi Belajar Siswa pada KD Keterampilan Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa Masa New Normal di Kelas VIII Melati, Dinda; Iriaji, Iriaji; Rini, Denik Ristya
Journal of Language Literature and Arts Vol. 3 No. 12 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v3i122023p1848-1865

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik siswa pada KD Keterampilan mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa masa new normal. Penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian mencakup siswa kelas VIII SMP. Pengambilan sampel menggunakan teknik area sampling ditentukan berdasarkan adanya strata wilayah populasi yaitu terdapat sekolah di daerah kecamatan dan daerah pedalaman. Pengambilan sampel di daerah kecamatan diambil secara random 43 siswa dan daerah pedalaman diambil secara total 40 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Teknik analisis data menerapkan teknik deskriptif persentase. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar intrinsik siswa di daerah kecamatan dikategorikan tinggi (70,63 persen) dan di daerah pedalaman dikategorikan tinggi (67,89 persen). Sedangkan motivasi belajar ekstrinsik siswa di daerah kecamatan dikategorikan tinggi (71,07 persen) dan di daerah pedalaman dikategorikan rendah (61,95 persen). Beberapa indikator yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar ekstrinsik siswa di daerah pedalaman yaitu: (1) kurang adanya pujian dari guru ketika siswa mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, (2) kurang adanya teguran dari guru ketika siswa tidak menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan (3) lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang mendukung keberhasilan pembelajaran. Kata kunci: New Normal; Motivasi Belajar Intrinsik; Motivasi Belajar Ekstrinsik Student’s Learning Motivation on The Basic Competence of Cultural Arts Subject Skills of The Fine Arts in New Normal Period at 8th Grades The aim of this study was to describe the intrinsic and extrinsic learning motivation of students in KD Skills of cultural arts subjects in the field of fine arts during the new normal period. This research applies a quantitative descriptive approach. The study population included students in grade VIII of junior high school. Sampling using the area sampling technique was determined based on the strata of the population area, namely there are schools in the sub-district and rural areas. Sampling in the sub-district area was taken randomly 43 students and the inland area was taken in total 40 students. Data collection used a questionnaire with a Likert scale. Data analysis techniques apply descriptive percentage techniques. The results of the study showed that the intrinsic learning motivation of students in the sub-district area was categorized as high (70.63 percent) and in the rural area was categorized as high (67.89 percent). Meanwhile, the extrinsic learning motivation of students in sub-district areas is categorized as high (71.07 percent) and in rural areas is categorized as low (61.95 percent). Some indicators that cause low extrinsic learning motivation of students in rural areas are: (1) lack of praise from teachers when students were able to complete assignments on time, (2) lack of reprimands from teachers when students did not complete assignments on time, and (3) students' living environment that was less supportive of learning success. Keywords: New Normal; Intrinsic motivation learning; Extrinsic motivation learning
E-Book Batik untuk Meningkatkan Pemahaman dan Keterampilan Berwirausaha Kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Batik Qomariyah, Nanda Laily; Iriaji, Iriaji; Rini, Denik Ristya
Journal of Language Literature and Arts Vol. 3 No. 8 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v3i82023p1107-1124

Abstract

Motif batik Lumajang memiliki kekhasan yang terlihat pada beberapa motif secara karakteristik memiliki identitas Lumajang yang tidak sama dengan motif batif di wilayah lainnya. Beberapa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) batik yang tersebar di hampir seluruh wilayah, seperti Tempeh, Pasirian, Kunir, Yosowilangun, dan wilayah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sebuah produk e-book dengan judul Belajar Batik Lumajang untuk memudahkan masyarakat dalam mempelajari khususnya batik Lumajang dan mengembangkan keterampilan berwirausaha UMKM batik. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk awal, validasi ahli, revisi validasi ahli, uji coba lapangan, revisi uji coba lapangan, dan penyempurnaan produk akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-book batik ini dianggap layak berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, kelompok kecil, kelompok besar dengan presentase penilaian secara berturut-turut sebesar 98, 92, 94, dan 93,6 persen. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan e-book batik Lumajang memiliki kriteria sangat layak. Sedangkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keterampilan berwirausaha batik menggunakan analisis N-gain yang menghasilkan rerata skor N-gain sebesar 0,4406 dan 0,35 jika dikategorikan kriteria termasuk golongan sedang dan efektif diimplementasikan. Kata kunci: pengembangan, e-book¸ batik, UMKM Batik E-Book to Improve Understanding and Entrepreneurship Skills for the Batik Micro-, Small and Medium-sized Enterprises (MSMEs) Some Batik Lumajang’s are scattered in almost all regions, such as Tempeh, Pasirian, Kunir, Yosowilangun, and other areas. The purpose of this research is to develop an e-book product with the title Belajar Batik Lumajang to make it easier for the public to learn, especially Lumajang batik and develop entrepreneurship skills for batik Micro-, Small and Medium-sized Enterprises (MSMEs). The research and development method such as: research and data collection, planning, initial product development, expert validation, expert validation revision, field trials, field trial revisions, and final product refinement. The results showed that this batik e-book was considered feasible based on the assessments of material experts, media experts, small groups, large groups with the percentages of assessments being 98, 92, 94, and 93.6 percent, respectively. Based on the results of research and development of the Lumajang batik e-book, the criteria are very feasible. Meanwhile, to determine the level of understanding and skills of batik entrepreneurship using N-gain analysis which produces an average N-gain score of 0.4406 and 0.35 if the criteria are categorized as moderate and effectively implemented. Keywords: development, e-book, batik, MSMEs