Bahan bakar kendaraan hidrogen-listrik agar dapat digunakan, harus melalui proses pemisahan molekul air (elektrolisis) menjadi hidrogen dan oksigen. Pada penelitian sebelumnya, tegangan dan arus yang dihasilkan masih kecil dan membutuhkan catu daya yang lebih besar. Dengan menambahkan variasi gear yang berbeda pada sisi generator akan mempengaruhi tegangan dan arus yang dihasilkan sehingga nantinya bisa lebih baik atau lebih buruk. Metode tersebut merupakan metode eksperimental pinion yang diuji pada kecepatan 40 km, 50 km, 60 km dan 70 km/jam. Hasil pengujian tegangan pada kecepatan 40 km, 50 km, 60 km dan 70 km/jam diperoleh  3,1 V tegangannya  dan 0,07 A yang diperoleh saat kecepatan 40 km/jam, kemudian 4,0 V tegangan dan 0,27 A arus yang peroleh saat kecepatan 50 km/jam, 4, 9 V dan 0,36 A pada 60 Km/Jam dan 5,9 V serta arus 0,43 A pada 70 Km/Jam. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh maka proses elektrolitik dapat dilakukan karena prosesnya memerlukan tegangan sebesar 5,8 V. To be usable, hydrogen-electric vehicle fuel must go through a separation process a water molecule verification process (electrolysis) to become hydrogen and oxygen. In previous research, the resulting voltage and current were small and required a larger power supply. By adding different gear variations on the generator side, it will affect the voltage and current produced so that later it can be better or worse. This method is an experimental pinion method that was tested at speeds of 40 km, 50 km, 60 km and 70 km/hour. The results of the voltage test at speeds of 40 km, 50 km, 60 km and 70 km/hour obtained a voltage of 3.1 V and 0.07 A which was obtained at a speed of 40 km/hour, then a voltage of 4.0 V and a current of 0.27 A obtained at a speed of 50 km/hour, 4.9 V and 0.36 A at 60 Km/hour and 5.9 V and a current of 0.43 A at 70 Km/hour. Based on the average value obtained, the electrolytic process can be performed because the process requires a voltage of 5.8 V.