Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemikiran dan Perjuangan K.H. Salimi Mamba’ul Ulum Dalam Bidang Keagamaan, Sosial Dan Budaya di Pondok Pesantren Al-Salimiyyah Tahun 1972-2018 M Nuruly, Sekha; Badrun, Badrun
Musala : Jurnal Pesantren dan Kebudayaan Islam Nusantara Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : IIQ An Nur Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jpkin.v3i2.934

Abstract

The character KH. Salimi Mamba'ul Ulum was the choice of researchers because it is unique in not encouraging students to attend formal school at the high school level or equivalent and subsequent levels, this situation is generally referred to as Nyantri Salaf. Its implementation during his time as a caretaker at the al-Salimiyyah Islamic boarding school, which is located in an urban community, gave rise to ideas in the religious, social and cultural fields as well as his struggle for Salafist traditions. This study uses a historical biographical method with a behavioral approach which aims to see how characters interpret the situations they face and the consequences of their actions. The research results show that the thoughts produced by K.H. Salimi Mamba'ul Ulum are a manifestation of what he did during his lifetime. The thought that was born by K.H. Salimi in the religious, social and cultural fields is directly proportional to his struggle to establish Islamic boarding schools, community service institutions, Ramadan safaris and the al-Salimiyyah children's educational park. The results of this research show that K.H. Salimi Mamba'ul Ulum has succeeded in realizing his thoughts and struggles in the religious, social and cultural fields.
Diskursus Penetapan Hari Santri Nasional (HSN) : Studi Terhadap Pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama: Respons, Hari Santri Nasional, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah. Nuruly, sekha; Imam Muhsin
KARMAWIBANGGA: Historical Studies Journal Vol. 6 No. 1, 2024
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hari Santri Nasional diresmikan oleh pemerintah sebagai penghormatan untuk ulama dan santri tentang pengorbanan dan sumbangsih mereka pada masa lalu. Mengenai penetapannya mendapatkan berbagai macam tanggapan dari organisasi masyarakat, ada yang antusias dan ada yang kurang responsif. Penelitian ini menggunakan metode studi komparasi dengan pendekatan sosial politik untuk mengulas literatur yang terkait dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi masyarakat besar yang memiliki pandangan berbeda tentang Hari Santri Nasional. Hasil penelitian menunjukkan Nahdlatul Ulama cenderung menyambut baik Hari Santri Nasional dengan menganggap bahwa penyelenggaraan tersebut adalah bentuk penghargaan dan penghormatan atas kontribusi para santri yang ikut serta memajukan bangsa Indonesia. Adapun, Muhammadiyah cenderung menentang Penyelenggaraan Hari Santri Nasional dengan mengkhawatirkan bahwa penyelenggaraan itu dapat menimbulkan konflik antara kelompok santri dan non-santri. Penyebab dari perbedaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah pandangan dasar dari kedua organisasi kemasyarakatan tersebut dan penentuan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dianggap hanya mewakili Nahdlatul Ulama saja.
Diskursus Penetapan Hari Santri Nasional (HSN) : Studi Terhadap Pandangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama: Respons, Hari Santri Nasional, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah. Nuruly, sekha; Imam Muhsin
KARMAWIBANGGA Historical Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/fkip.vi.5786

Abstract

Hari Santri Nasional diresmikan oleh pemerintah sebagai penghormatan untuk ulama dan santri tentang pengorbanan dan sumbangsih mereka pada masa lalu. Mengenai penetapannya mendapatkan berbagai macam tanggapan dari organisasi masyarakat, ada yang antusias dan ada yang kurang responsif. Penelitian ini menggunakan metode studi komparasi dengan pendekatan sosial politik untuk mengulas literatur yang terkait dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi masyarakat besar yang memiliki pandangan berbeda tentang Hari Santri Nasional. Hasil penelitian menunjukkan Nahdlatul Ulama cenderung menyambut baik Hari Santri Nasional dengan menganggap bahwa penyelenggaraan tersebut adalah bentuk penghargaan dan penghormatan atas kontribusi para santri yang ikut serta memajukan bangsa Indonesia. Adapun, Muhammadiyah cenderung menentang Penyelenggaraan Hari Santri Nasional dengan mengkhawatirkan bahwa penyelenggaraan itu dapat menimbulkan konflik antara kelompok santri dan non-santri. Penyebab dari perbedaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah pandangan dasar dari kedua organisasi kemasyarakatan tersebut dan penentuan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dianggap hanya mewakili Nahdlatul Ulama saja.