The soul or nafs is a metaphysical study that is very important to study in knowing human nature. Because, from this concept, an understanding or worldview of the human concept will be formed. The West understands the soul as an entity that is united with the body, or even only views humans from one aspect, namely the body. So this understanding will lead to misunderstandings about human psychology and the main purpose of human creation, namely worshiping God. This manuscript aims to explain the concept of the soul in Ibn Sina's view. The author uses the descriptive analysis method to explain Ibn Sina's concept of the soul. The results of this study produce several important points. First, Ibn Sina's explanation of the soul is very comprehensive, in which he puts the soul as a substance that makes the body move or live. Second, the nafs is an independent substance, it is not accidental or 'ard and not the body itself. Hence, it does not have the form of a body. Third, the eternal nafs, when the body can change or perish, because it is an emanation or emanation from God's Essence. Keyword: Ibn Sina; Human Nature; Soul; Body Jiwa atau nafs merupakan kajian metafisis yang sangat penting untuk ditela’ah dalam mengetahui hakikat manusia. Karena, dari konsep inilah akan terbentuk pemahaman atau worldview terhadap konsep manusia. Barat memahami jiwa sebagai suatu entitas yang menyatu dengan jasad, atau bahkan hanya memandang manusia dari satu aspek yaitu jasad. Sehingga dari pemahaman tersebut, akan menimbulkan kesalahpahaman tentang psikologi manusia dan tujuan utama penciptaan manusia yaitu beribadah kepada Allah. Naskah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep jiwa dalam pandangan Ibnu Sina. Penulis menggunakan metode deskriptif analisis untuk menjelaskan konsep Ibnu Sina tentang jiwa. Hasil dari kajian ini, menghasilkan beberapa poin penting, Pertama, penjelasan Ibnu Sina tentang jiwa sangat komperhensif, di mana ia meletakkan jiwa sebagai suatu substansi yang menjadikan badan bisa bergerak atau hidup. Kedua, bahwa nafs adalah substansi yang berdiri sendiri, ia bukan aksiden atau ‘ard dan bukan jasad itu sendiri. Makanya, ia tidak memiliki bentuk sebagaimana jasad. Ketiga, nafs yang bersifat kekal, saat jasad dapat berubah ataupun musnah, karena ia sebagai pancaran atau emanasi dari Zat Tuhan. Kata kunci: Ibnu Sina; Hakikat Manusia; Jiwa; Jasad