Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbandingan Kuota Keterwakilan Perempuan di Parlemen Pada Pemilu 1999 & 2019 Paramesti, Artanti; Lutfi, Aldi; Onma Bryan Yehezkiel Hutasoit; Muhammad Fadhil Mansoer; Restu Rahmawati
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10651

Abstract

ABSTRAK Reformasi demokrasi yang signifikan pasca-Orde Baru di Indonesia dimulai dengan Pemilu 1999, salah satunya adalah meningkatkan keterwakilan perempuan. Kehadiran perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat hanya sekitar 8,8% pada tahun tersebut, yang merupakan hasil dari pembatasan institusional dan sosial yang menghalangi perempuan untuk berpartisipasi. Berdasarkan teori gender Dahlerup dan teori partisipasi politik Sidney Verba dan Norman Nie, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana perubahan sosial, kebijakan tindakan afirmatif, dan latar belakang sejarah mempengaruhi representasi perempuan antara tahun 1999 dan 2019. Penelitian kualitatif dengan tinjauan literatur adalah metodologi yang digunakan. Informasi dikumpulkan dari buku-buku, majalah, dan catatan tentang aturan dan sejarah pemilu. Kami menggunakan pendekatan Miles dan Huberman untuk analisis data.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia dari 9,82% pada pemilu 1999 menjadi 20,52% pada pemilu 2019. Kebijakan kuota gender 30% yang diimplementasikan sejak pemilu 2004 menjadi faktor utama peningkatan ini, meskipun representasi perempuan yang terpilih belum mencapai angka 30%. Tantangan yang dihadapi termasuk peran ganda perempuan, pendidikan yang lebih rendah, dan hambatan budaya serta legal yang masih membatasi partisipasi politik perempuan. dapat disimpulkan bahwa Perubahan signifikan terjadi dalam representasi perempuan di parlemen Indonesia dari pemilu 1999 ke 2019. Pada 1999, tanpa kuota gender, hanya 9,82% perempuan terpilih. Pemilu 2019 dengan kuota 30% meningkatkan keterwakilan perempuan menjadi 20,52%. Meski belum mencapai target, kebijakan ini efektif meningkatkan partisipasi perempuan. Tantangan seperti peran ganda, pendidikan rendah, dan hambatan budaya serta hukum masih perlu diatasi. Keywords: keterwakilan perempuan, demokrasi, partisipasi politik.
IMPLEMENTASI KUOTA GENDER DALAM MEMPENGARUHI EKSISTENSI PEREMPUAN: STUDI KASUS REPRESENTASI PEREMPUAN DI DPRD DKI JAKARTA PERIODE 2019-2024 Paramesti, Artanti; Revo Linggar Vandito
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 6 No 02 (2024): SETARA: Jurnal Studi Gender dan Anak
Publisher : Center of Gender Studies and Child of State Islamic Institute of Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/jsga.v6i02.9367

Abstract

Women's representation in politics is an important issue which has now become an interesting discussion in gender political discourse. This is due to stigma and social expectations which always place women in the domestic space. This research seeks to see how gender quotas relate to women's representation in Jakarta and its implications for substantive representation in Jakarta by choosing qualitative as the type of research with a descriptive approach using case studies. Based on various previous studies, what is deemed relevant to this research is the implementation of gender quotas. In the General Election in DKI Jakarta Province, there was an increase in the percentage of women's representation in the period 2019 - 2024. However, the existing findings do not show substantive representation due to the absence of legal products produced by the DKI Jakarta DPRD. So the implication of these findings is that the increase in descriptive representation due to gender quotas does not have a close correlation with substantive representation Keywords: Elections, Gender Quotas, Women Representation                                                                            Abstrak Keterwakilan perempuan dalam politik menjadi salah satu isu penting yang hingga kini menjadi pembahasan yang menarik dalam diskursus politik gender. Hal tersebut disebabkan karena stigma dan ekspektasi sosial yang selalu menempatkan perempuan pada ruang domestik. Penelitian ini berupaya untuk melihat bagaimana relasi kuota gender terhadap keterwakilan perempuan di Jakarta dan implikasinya terhadap representasi substantif di Jakarta dengan memilih kualitatif sebagai jenis penelitian dengan pendekatan deskriptif yang menggunakan studi kasus.Berdasarkan berbagai kajian terdahulu yang dirasa relevan dengan penelitian ini adalah dengan diterapkannya kuota gender pada Pemilihan Umum di Provinsi DKI Jakarta terdapat peningkatan persentase keterwakilan perempuan pada rentang waktu 2019 - 2024. Namun, temuan yang ada tidak menunjukan representasi substantif yang ada disebabkan tidak adanya produk hukum yang dilahirkan DPRD DKI Jakarta. Sehingga implikasi dari temuan tersebut adalah meningkatnya representasi deskriptif akibat kuota gender tidak memiliki korelasi erat dengan representasi substantif Kata Kunci: Pemilihan Umum, Kuota Gender, Keterwakilan Perempuan
KONSEP E-DEMOCRACY PADA TATA KELOLA PEMERINTAHAN: STUDI KASUS PENERAPAN APLIKASI TANGERANG LIVE DALAM MEMBUKA PARTISIPASI PUBLIK Linggar Vandito, Revo; Paramesti, Artanti; Ali Vardan Aminudin, Muhamad; Nurdin, Nurdin
Governance Vol. 13 No. 1 (2025): Governance: Jurnal Ilmu Pemerintahan
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Islam "45" Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/governance.v13i1.10502

Abstract

In the context of the Tangerang city government, the issue of public services and participation is still a problem in its implementation. There are several aspects related to services that must be improved and streamlined, such as licensing and investment services, education, agriculture and social services, especially service counters whose procedures and costs are not clear, hence the Tangerang Live application was created. The method used in this research is descriptive qualitative to provide a factual explanation of the facts that do exist in the field. The results of the survey conducted by the Tangerang City Information and Communication Office in 2023 obtained points of 80.87, indicating that the public was quite satisfied with the performance of the Tangerang Live application because it received a good indicator. In addition, the Tangerang Live application also succeeded in resolving 99.73% of the complaints made in the LAKSA feature. Thus, Tangerang Live has fulfilled the concept of e-government and increased participation through the available features