Sumantra, I Made
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Hastagina: Jurnal Kriya dan Indsutri Kreatif

STUDI PEMANFAATAN WARNA ALAM PADA PRODUK TEKSTIL Mukti, Made Wahyu Prisma; Sumantra, I Made; Karuni, Ni Kadek
Hastagina : Jurnal Kriya Seni Vol 3 No 02 (2023): Hastagina : Jurnal Kriya dan Industri Kreatif
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/hastagina.v3i02.2906

Abstract

Industri fast fashion dikenal karena kemampuannya untuk menghasilkan pakaian dengan cepat. Merek-merek fast fashion dapat merespons tren mode terbaru dengan mempercepat proses desain, produksi, dan distribusi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menawarkan koleksi baru dengan cepat, seringkali dalam hitungan minggu. Produksi massal dalam industri fast fashion dapat memiliki dampak serius pada lingkungan. Proses pewarnaan tekstil, penggunaan bahan kimia, dan pengelolaan limbah yang kurang baik dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Selain itu, limbah tekstil dari pakaian yang tidak terpakai menjadi masalah serius. Proses produksi tekstil dan pakaian dalam industri fast fashion menggunakan banyak bahan kimia berbahaya, seperti pewarna sintetis dan zat kimia pengolahan tekstil. Limbah cair dari pabrik-pabrik dapat mencemari air, sedangkan pembuangan limbah padat dapat menyebabkan pencemaran tanah. Produksi kain dan pakaian memerlukan penggunaan air yang sangat besar. Proses pewarnaan dan finishing tekstil, khususnya pada serat sintetis, dapat menggunakan banyak air dan menciptakan limbah beracun yang mempengaruhi kualitas air. Pewarna alam dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pewarna sintetis dalam konteks maraknya fast fashion. Penggunaan pewarna alam dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dibandingkan pewarna sintetis. Pewarna alam sering kali lebih mudah diuraikan dan dapat dipecah oleh mikroorganisme secara alami. Ini meningkatkan potensi daur ulang dan mengurangi akumulasi limbah tekstil yang sulit terurai. Tumbuhan yang digunakan untuk pewarna alam sering ditanam dengan metode pertanian organik, mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem pertanian.
TEKNIK PERWUJUDAN PATUNG TRADISIONAL BALI PADA STUDIO KT. JAYA STONE BR. SENGGUAN, SINGAPADU, SUKAWATI, GIANYAR, BALI I Kadek, Karang Arinatha; Suparta, I Made; Sumantra, I Made
Hastagina : Jurnal Kriya Seni Vol 5 No 01 (2025): Hastagina : Jurnal Kriya dan Industri Kreatif
Publisher : Pusat Penerbitan LPPM ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/hastagina.v5i01.4272

Abstract

The Internship/Work Practice Activity of the Independent Learning Independent Campus Program this time was carried out by the author at the KT. Jaya Stone Sculpture Studio located in Banjar Sengguan, Singapadu , Sukawati, Gianyar. The Studio Owner, in addition to as sculptor is also one of the skilled dance artists . The basic material used in making statue use processed waste rock that is easily found around the studio. The works the besides functioning profane there are also natures sacred in accordance with existing orders. Manufacturing process work at the beginning with demonstrate various dance moves for get quality character in accordance with desired figure. This internship program, the author wants to learn about the form and character of the work Paksi Dari, Monkey, Godogan (Frog), Sidakarya and dog using a rock. In the Independent Learning activity This Independent Campus writerFor tracing use method Exploration For get various character and nature Materials, Design For as well as know various existing dimensions in art statue Forget characteristics that exist in each figure like decoration, vehicle and manifestation Formore know every figure as well as movement, proportions and clothing used. Each method used Formake it easier do related searches with statue character Paksi Dedari who has graceful movements and character, Monkey who has facial expressions as if mocking his friends, Godogan (Frog), the mask character Sidakarya, Begawan, and motion naturalist dog.
STUDI PEMANFAATAN WARNA ALAM PADA PRODUK TEKSTIL Mukti, Made Wahyu Prisma; Sumantra, I Made; Karuni, Ni Kadek
Hastagina : Jurnal Kriya Seni Vol 3 No 02 (2023): Hastagina : Jurnal Kriya dan Industri Kreatif
Publisher : Pusat Penerbitan LPPM ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/hastagina.v3i02.2906

Abstract

Industri fast fashion dikenal karena kemampuannya untuk menghasilkan pakaian dengan cepat. Merek-merek fast fashion dapat merespons tren mode terbaru dengan mempercepat proses desain, produksi, dan distribusi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menawarkan koleksi baru dengan cepat, seringkali dalam hitungan minggu. Produksi massal dalam industri fast fashion dapat memiliki dampak serius pada lingkungan. Proses pewarnaan tekstil, penggunaan bahan kimia, dan pengelolaan limbah yang kurang baik dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Selain itu, limbah tekstil dari pakaian yang tidak terpakai menjadi masalah serius. Proses produksi tekstil dan pakaian dalam industri fast fashion menggunakan banyak bahan kimia berbahaya, seperti pewarna sintetis dan zat kimia pengolahan tekstil. Limbah cair dari pabrik-pabrik dapat mencemari air, sedangkan pembuangan limbah padat dapat menyebabkan pencemaran tanah. Produksi kain dan pakaian memerlukan penggunaan air yang sangat besar. Proses pewarnaan dan finishing tekstil, khususnya pada serat sintetis, dapat menggunakan banyak air dan menciptakan limbah beracun yang mempengaruhi kualitas air. Pewarna alam dapat menjadi alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pewarna sintetis dalam konteks maraknya fast fashion. Penggunaan pewarna alam dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dibandingkan pewarna sintetis. Pewarna alam sering kali lebih mudah diuraikan dan dapat dipecah oleh mikroorganisme secara alami. Ini meningkatkan potensi daur ulang dan mengurangi akumulasi limbah tekstil yang sulit terurai. Tumbuhan yang digunakan untuk pewarna alam sering ditanam dengan metode pertanian organik, mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis. Ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi dampak negatif pada ekosistem pertanian.