Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kerentanan Fisik Terhadap Penyakit DBD Menggunakan Foto Udara UAV Di Permukiman Kumuh Kota Semarang Fariz, Trida Ridho; Abdullatif, Mukhlis; Fitri, Revieta Noor; Rabbani, Tiara Zahran; Gymnastiar, Muhamad Tegar; Heriyanti, Andhina Putri
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol. 8 No. 2 (2024): Challenges and Opportunities Digital Health: Addresssing Climate Change, Public
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jev.v8i2.447

Abstract

Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang merupakan salah satu wilayah yang memiliki kerawanan penyakit DBD (demam berdarah dengue) yang tinggi. Tak terkecuali Kelurahan Kalipancur yang terdapat permukiman kumuh. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya kajian kerentanan fisik penyakit DBD di Kelurahan Kalipancur dalam skala rumah tangga. Kajian kerentanan dalam skala rumah tangga dinilai lebih representatif dibandingkan kajian kerentanan skala lokal dan bahkan regional. Untuk kajian kerentanan skala rumah tangga, data yang digunakan adalah data spasial yang detail seperti foto udara UAV (unmanned aerial vehicle). Foto udara UAV digunakan untuk mengidentifikasi parameter dalam kajian ini yaitu intensitas cahaya, kepadatan bangunan, dan jarak dari sungai. Selanjutnya tingkat kerentanan didapatkan melalui analisis skoring dari tiap parameter. Hasil kajian menunjukkan bahwa mayoritas rumah di Kelurahan Kalipancur masuk dalam kelas kerentanan sedang. Hasil kajian juga menunjukkan bahwa foto udara UAV mampu mempermudah kajian kerentanan dalam skala rumah tangga, yang mana umumnya kajian ini dapat dilakukan melalui survey konvensional.
Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Di Dusun Begajah, Desa Jatijajar, Kabupaten Semarang Heriyanti, Andhina Putri; Rabbani, Tiara Zahran
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 24, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.24.1.46-58

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan data World Bank Water Sanitation Program (WSP) tahun 2008 Indonesia merupakan negara dengan sanitasi buruk pada posisi kedua. Buruknya kondisi sanitasi di Indonesia menyebabkan kerugian ekonomi mencapai $6,3 miliar (Rp. 56,7triliun) pertahun atau setara dengan 2,3% dari produk domestik bruto. Melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 Pemerintah menerbitkan kebijakan terkait Program STBM. Dusun Begajah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan berlokasi di dekat aliran sungai. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit melalui air. Selain itu, Dusun ini memiliki tingkat capaian STBM yang masih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktik sanitasi belum diterapkan secara optimal dan dapat memperburuk kualitas kesehatan lingkungan dan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis persepsi dan partisipasi masyarakat Dusun Begajah pada pilar tiga, pilar empat dan pilar lima.Metode: Jenis penelitian ini merupakan mix method yang dilaksanakan pada bulan Desember 2023 hingga Juli 2024. Populasi pada penelitian ini merupakan seluruh masyarakat Desa Jatijajar sebanyak 1600 jiwa. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan simple random sampling sehingga diperoleh sebanyak 214 sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi pustaka. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kulitatif menggunakan teknik triangulasi.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memiliki pengetahuan dan pemahaman pada pilar tiga yaitu pentingnya melakukan pengelolaan air minum, namun pada pilar empat dan lima yaitu pengelolaan sampah dan pengamanan limbah cair masyarakat hanya memiliki pengetahuan dasar tanpa pemahaman mendalam. Tingkat partisipasi masyarakat pada pilar tiga, empat dan lima yaitu tinggi, rendah dan rendah. Temuan partisipasi pada pilar tiga dan lima berada pada tingkatan penentraman (placation) menunjukkan bahwa adanya keterlibatan masyarakat, namun lebih sebagai bentuk partisipasi simbolik. Tingkat partisipasi pilar empat berada pada tingkatan terapi (therapy) yang menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat bersifat pasif . Simpulan: Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap pilar 3, 4 dan 5 berbeda karena dipengaruhi oleh faktor internal berupa usia, jenis kelamin, pendidikan dan faktor eksternal berupa peran stakeholder, lamanya waktu tinggal dan adanya kemauan. Berdasarkan penelitian ini, perlunya upaya untuk meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam dan mendorong keterlibatan masyarakat yang lebih aktif, terutama pada pilar empat supaya untuk memberikan kontribusi yang lebih efektif dalam pengelolaan sampah rumah tangga. ABSTRACTTitle: Community Perception and Participation in the Implementation of the Community-Based Total Sanitation Program (STBM) in Begajah Hamlet, Jatijajar Village, Semarang RegencyBackground: Based on World Bank data Water Sanitation Program (WSP) in 2008, Indonesia had poor sanitation in second place. Poor sanitation conditions in Indonesia cause economic losses of up to $6.3 billion (Rp. 56.7 trillion) annually or 2.3% of gross domestic product. Through Minister of Health Regulation Number 3 of 2014, the Government issued policies related to the STBM Program. Begajah Hamlet has a high population density and is located near a river. This condition can potentially increase the risk of environmental pollution and the spread of disease through water. Apart from that, this hamlet has a low level of STBM achievement. This shows that sanitation practices have not been implemented optimally and can worsen the quality of environmental and community health. This research aims to analyze the perceptions and participation of the Begajah Hamlet community in Pillar Three, Pillar Four, and Pillar Five.Method: This type of research is a mixed method which will be carried out from December 2023 to July 2024. The population in this study is the entire Jatijajar Village community of 1600 people. The sampling technique was carried out using simple random sampling thus obtaining 214 samples. Data collection techniques were carried out through questionnaires, interviews, observation, documentation studies, and literature studies. The instrument used in this research was a questionnaire. Data analysis was carried out descriptively, quantitatively, and qualitatively using triangulation techniques.Result: The research results show that the community has knowledge and understanding in pillar three, namely the importance of managing drinking water, but in pillars four and five, namely waste management and securing liquid waste, the community only has basic knowledge without in-depth understanding. The level of community participation in pillars three, four, and five is high, low, and low. The findings of participation in pillars three and five are at the level of reassurance (placation) shows that there is community involvement, but more as a form of symbolic participation. The level of participation in pillar four is at the therapeutic level (therapy) which shows that community participation is passiveConclusion: Community perception and participation towards pillars 3, 4 and 5 are different because they are influenced by internal factors such as age, gender, and education and external factors such as the role of stakeholders, length of stay and willingness. Based on this research, efforts are needed to increase deeper understanding and encourage more active community involvement, especially in pillar four to make a more effective contribution to household waste management
PERBEDAAN KARAKTERISTIK EKOSISTEM KARST KECAMATAN PONJONG, GUNUNGKIDUL DENGAN EKOSISTEM KARST PRACIMONTORO, WONOGIRI Prihatanto, Zidan Hafizh Nur Muqshid; Rabbani, Tiara Zahran; Heriyanti, Andhina Putri; Fariz, Trida Ridho
Proceeding Seminar Nasional IPA 2022
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan mengenai perbedaan karakteristik ekosistem karst Kecamatan Ponjong, Gunungkidul dengan ekosistem karst Pracimantoro, Wonogiri. Penulisan artikel ini dilakukan melalui metode studi literatur dari beberapa artikel yang sudah ada. Artikel ini disajikan secara deskriptif mengenai keadaan kedua ekosistem karst tersebut. Hasil temuan dari artikel ini menunjukkan : (1) Secara morfologi Karst Ponjong bertipe bukit dan menara. (2) Berdasarkan variasi morfologinya Karst Ponjong terbagi menjadi dua kelas dan empat zona. Kelas I mencakup zona utara dengan nilai lanskap A dan zona timur dengan nilai lanskap B. Kelas II mencakup zona tengah dengan nilai lanskap A dan zona selatan dengan nilai lanskap B. (3) Karst Pracimontoro di Wonogiri memiliki keberagaman gua yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan karst lainnya, selain itu struktur lapisan tanah dan panaroma karst di Wonogiri memiliki ciri yang khas, namun kawasan karst di Wonogiri sering kali mengalami permasalahan kekeringan akibat ketersediaan air yang sedikit.