Penggunaan semen dalam pembuatan mortar konvensional berpotensi menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan, terutama emisi gas rumah kaca CO2. Hal tersebut dapat diatasi dengan pembuatan mortar geopolimer, yang material penyusunnya terdiri dari fly ash (FA) dan abu ampas tebu (AAT) sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Kandungan SiO2 dan Al2O3 pada kedua material ini bersifat pozzolanik dalam pembentukan reaksi geopolimerisasi dengan larutan alkali aktivator (AA). Larutan AA dengan rasio 1 NaOH : 2 Na2SiO3. Inovasi penggunaan AAT pada mortar geopolimer diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan dan memperlambat setting time. Metode penelitian ini berupa eksperimental di laboratorium dengan 3 variasi mixed-design mortar geopolimer yaitu 100%FA:0%AAT, 85%FA:15%AAT, dan 70%FA:30%AAT. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji setting time serta uji kuat tekan mortar geopolimer pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Dari hasil pengujian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan AAT mampu meningkatkan nilai kuat tekan mortar geopolimer sebesar 1,88% pada variasi 2; sedangkan pada uji setting time terjadi perlambatan seiring dengan bertambahnya AAT yang digunakan dalam campuran mortar geopolimer. Hal ini menunjukkan bahwa AAT dapat direkomendasikan sebagai substitusi FA sebesar 15% pada campuran mortar geopolimer karena mampu melebihi kuat tekan rencana mortar tipe M sebesar 41,68 MPa sehingga dapat diaplikasikan pada dinding dekat tanah, adukan pipa air kotor/dinding penahan tahan/untuk jalan.