Rasyidin, Maharani Umami
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Rasyidin, Maharani Umami; Rozzana, Alfian Gita; Brimannisa, Fadiola; Mahardika, Moch Ilyas; Mahmud, Zayyan Shohib El; Ramli, M.
Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, dan Pengelolaan Pendidikan Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um065.v4.i3.2024.5

Abstract

Pendidikan merupakan factor penting dalam ketercapaian kemerdekaan Indonesia. Perkembangan Pendidikan Indonesia tidak lepas dari peran tokoh besar pahlawan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara atau yang menjadi salah satu tokoh Bapak Pendidikan Indonesia. Upaya Pendidikan dalam mengoptimalkan perkembangan diri secara komperhensif dapat dilakukan dengan memberikan fasilitas layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah. Dengan memberikan layanan BK secara optimal akan dapat menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mampu selaras dengan fungsi pokok bimbingan konseling yaitu dapat mengenali diri dan lingkungan, menerima diri dan lingkungan secara positif dan dinamis serta mengambil sebuah keputusan dan mewujudkannya. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan meneliti peran pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif sebagai metode yang dilakukan untuk mengkaji secara teori melalui ragam referensi atau kepustakaan ilmiah berbentuk jurnal, dokumen, dan buku. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman, konsep Trikon yaitu terdiri dari Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris, serta sistem among. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah dalam memajukan Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara memberikan kontribusi yang sangat besar. Pemikiran yang dimiliki oleh Ki Hajar Dewantara memiliki peran dalam Bimbingan dan Konseling dalam mengimplemantasikan guru BK melakukan pendampingan dan menuntun peserta didik untuk mencapai perkembangan peseta didik.
Upaya Preventif Kekerasan Seksual di Sekolah ”Anti Sexual Violence” Setyowati, Arbin Janu; Rahayu, Elga Sofhiani Ika; Brimannisa, Fadiola; Mahatma, Femin; Setyowati, Humaira Dwi; Kurniawati, Kurniawati; Rasyidin, Maharani Umami; Mahardika, Moch Ilyas; Shina, Mohammad Hafidz Ibnu; Tasnim, Nihayatut
Proceedings Series of Educational Studies 2024: Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Membangun Karakt
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus kekerasan di sekolah, khususnya kekerasan seksual, telah menjadi masalah serius di sekitar Kota Malang. Salah satu kasus yang mendapat perhatian luas terjadi di sebuah sekolah menengah atas di Kota Batu, sebagaimana dilaporkan oleh Kompas.com pada 7 September 2022. Dalam kasus tersebut, pendiri sekolah "X" berulang kali membujuk seorang siswi untuk melakukan hubungan badan, yang kemudian berkembang menjadi tindakan pemaksaan. Fenomena ini menyoroti urgensi upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sekolah, terutama melalui peningkatan pemahaman siswa dan warga sekolah. SMA Negeri 8 Malang, melalui program Konselor Sebaya Smarihasta (Konresa), memiliki potensi untuk secara optimal mencegah kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) untuk mengembangkan program pencegahan kekerasan seksual di sekolah dengan judul "Anti Sexual Violence". Langkah- langkah penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD), ditemukan bahwa pemahaman tentang kekerasan seksual di SMA Negeri 8 Malang mengalami peningkatan yang signifikan. Program sosialisasi "Anti Sexual Violence" berhasil meningkatkan kesadaran peserta didik tentang bahaya kekerasan seksual, pentingnya pencegahan, serta menetapkan batasan dalam interaksi sosial termasuk dalam hubungan pacaran. Selain itu, para siswa juga aktif mengkampanyekan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sekolah mereka