Penyakit tuberkolusis khususnya Tuberkulosis Paru masih menjadi masalah di Indonesia pada umumnya khususnya di wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar, Lampung Selatan. Saat ini Indonesia menempati urutan kedua di dunia setelah India, dengan prevalensi 354/100.000 penduduk. Beberapa faktor risiko terjadinya kedian Tuberkulosis Paru yang terbesar yaitu faktor lingkungan dan perilaku. Faktor lingkungan terutama lingkungan rumah dan perilaku adalah sikap dan perilaku terhadap penyakit Tuberkulosis Paru Tujuan penelitian ini untuk mengertahui determinan faktor-faktor yang beresiko terhadap kejadian Tuberkulosis Paru, di wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar, Lampung Selatan, yaitu faktor-faktor lingkungan rumah dan perilaku adalah sikap dan perilaku. Metode penelitian ini adalah analitik, dengan rancangan kasus-kontrol (case control) Penelitian ini untuk mengetahui hubungan Faktor-faktor Lingkungan dan Faktor-faktor Perilaku. Faktor-faktor Lingkungan terdiri dari variable-variabel Suhu, Pencahayaan, Kelembaban, Ventilasi, Kepadatan Hunian, Jenis Lantai, Sosial Ekonomi dan Faktor-faktor Perilaku terdiri dari variable-variabel, Pengatahuan tentang Tuberkulosis Paru, Sikap terhadap Tuberkulosis Paru, Perilaku terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru. Sedangkan sebagai variabel terikat adalah penderita dan bukan penderita Tuberkulosis Paru. Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor risiko tersebut adalah lingkungan rumah meliputi pendapatan, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian, lantai, dan sikap, perilaku terhadap penyakit Tuberkulosis Paru. Risiko faktor kelembaban adalah faktor yang paling dominan (kuat). Tuberculosis, especially pulmonary tuberculosis, is still a problem in Indonesia in generaly, especially in the working area of ??the Karang Anyar Community Health Center, South Lampung. Currently Indonesia ranks second in the world after India, with a prevalence of 354/100,000 population. Some of the biggest risk factors for developing pulmonary tuberculosis are environmental and behavioral factors. Environmental factors, especially the home environment and behavior, are attitudes and behavior towards Pulmonary Tuberculosis. The aim of this research is to understand the determinants of risk factors for the incidence of Pulmonary Tuberculosis, in the working area of ??the Karang Anyar Community Health Center, South Lampung, namely home environmental and behavioral factors are attitudes and behavior. This research method is analytical, with a case-control design. This research is to determine the relationship between environmental factors and behavioral factors. Environmental factors consist of the variables Temperature, Lighting, Humidity, Ventilation, Occupancy Density, Floor Type, Socioeconomic and Behavioral Factors consist of the variables, Knowledge about Pulmonary Tuberculosis, Attitudes towards Pulmonary Tuberculosis, Behavior towards Tuberculosis Lungs. Meanwhile, the dependent variable is pulmonary tuberculosis sufferers and non-sufferers. The results of this research are that the risk factors are the home environment including income, lighting, humidity, ventilation, residential density, flooring, and attitudes and behavior towards pulmonary tuberculosis. The risk factor of humidity is the most dominant (strong) factor.