Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMPARASI KANDUNGAN FITOKIMIA SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN DAN BUAH TANAMAN BIDARA (Z. MAURITIANA LAM.)Bahasa Indonesia Santoso, Putu Nia Calista
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i06.P03

Abstract

Tanaman bidara (Ziziphus mauritiana Lam.) merupakan tanaman yang tumbuh liar di daerah tandus. Tanaman bidara mengandung senyawa metabolit sekunder yang penting serta efek antioksidan yang kuat sehingga daun, buah, serta akar bidara sering digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini membandingkan perbedaan kadar senyawa metabolit sekunder serta aktivitas antioksidan antara ekstrak daun dan buah bidara mentah yang masih hijau dan yang sudah matang atau merah. Daun serta kedua jenis buah bidara dikeringkan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol kemudian dievaporasi sehingga didapatkan ekstrak pekat. Uji fitokimia dan DPPH dilakukan untuk mendeteksi perbedaan kadar serta aktifitas antioksidan yang ada dalam daun dan buah bidara dalam menangkap dan menetralkan radikal bebas. Ditemukan bahwa bahwa ekstrak daun bidara memiliki jumlah senyawa metabolit flavonoid, fenol, dan tanin yang tertinggi disusul dengan ekstrak buah mentah dan buah matang. Sebanding dengan kadar metabolit yang dikandung, ekstrak daun bidara memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat, sedangkan ekstrak buah mentah bidara dan ekstrak buah matang memiliki aktivitas antioksidan sedang dan sangat lemah. Berdasarkan hasil uji GC-MS, daun bidara memiliki dua jenis senyawa antibiotik serta satu jenis senyawa antidepresan. Dapat disimpulkan bahwa daun bidara mengandung lebih banyak senyawa metabolit sekunder dan antioksidan dibandingkan dengan buah bidara mentah sedangkan buah bidara matang memiliki kandungan metabolit sekunder dan antioksidan paling rendah diantara ketiganya.
Uncovering the Enolase Gene (eno) and Its Role in Biofilm Formation in Clinical Isolates of Staphylococcus aureus Setiabudy, Marta; Widhidewi, Ni Wayan; Wijaya, Putu Austin Widyasari; Santoso, Putu Nia Calista; Suryawan, Kadek
Muhammadiyah Medical Journal Vol 5, No 2 (2024): Muhammadiyah Medical Journal (MMJ)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mmj.5.2.97-106

Abstract

Background: Enolase is an enzyme potentially possessed by Staphylococcus aureus (S.aureus) bacteria, which holds essential virulence factors in human infections. The eno gene that encodes enolase is important in attachment to host cells, leading to biofilm formation, evasion of host immune response, and bacterial central metabolism. This biofilm formation might complicate the therapy. Purposes: This study aimed to assess the prevalence of the enolase gene, namely eno, in clinical isolates of S.aureus and its association with biofilm production. Methods: The research was conducted from December 1, 2023, to February 29, 2024, at the Faculty of Medicine and Health Science Research Laboratory, Warmadewa University. This study employed an analytical approach with a cross-sectional design. Result: The collected samples comprised 18 isolates of S.aureus, 66.6% of which produced biofilm. Most of the S.aureus clinical isolates 17 (94.4%) were detected to have the eno gene. Six samples (33.3%) formed weak biofilm followed by strong and moderate, with the same number of 3 isolates each (16.7%). No correlation between the enolase gene and biofilm production in this study suggested phenotypic heterogeneity, environment and time forming biofilm in vivo differences, and various other genes that influence biofilm formation. Conclusion: The high prevalence of the enolase gene in these clinical isolates indicates the potential for more severe infections in patients related to its adherence, which leads to biofilm and resistance problems and metabolic function.
Pemberdayaan PKK Banjar Kertasari: Penyimpanan dan Penggunaan Obat di Rumah dan Rujukan BPJS Setiabudy, Marta; Santoso, Putu Nia Calista; Lisnawati, Ni Made Ary
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 3 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Mei 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i3.5821

Abstract

Penyimpanan obat yang tepat di rumah dan memperhatikan masa kedaluwarsa obat adalah aspek penting dalam menjaga efektivitas dan keamanan obat yang digunakan. Dalam kondisi sakit atau terluka, jika penggunaan pengobatan sederhana di rumah tidak membantu maka penting untuk mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis. Memiliki jaminan Kesehatan seperti BPJS tentu sangat membantu. Rujukan berjenjang dalam sistem BPJS Kesehatan memiliki peran penting untuk memastikan akses layanan kesehatan yang lebih efisien dan berkualitas. Dengan menerapkan sistem rujukan berjenjang, masyarakat akan memahami adanya fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas atau klinik yang berada dalam jangkauan, sebelum dirujuk ke rumah sakit atau spesialis. Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatkan pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai penyimpanan obat di rumah dan rujukan berjenjang BPJS. Banjar Kertasari menjadi tempat dilaksanakannya penyuluhan karena kemajemukannya. Proses persiapan kegiatan pengabdian meliputi survey dan diskusi awal dengan mitra yang diwakili oleh kepala banjar Kertasari dan ketua PKK dan dilanjutkan dengan diskusi bersama tim penyuluhan untuk program yang diadakan. Mitra PKM merupakan anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat (PKK) banjar Kertasari, berjumlah 15 orang. Metode pelaksanaan dengan penyuluhan dengan penyampaian materi, diskusi, dan tanya jawab. Hasil yang didapatkan adalah peningkatan pengetahuan tentang cara penyimpanan obat dan rujukan berjenjang pelayanan kesehatan yang dibuktikan melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan kuesioner yang disebarkan sebelum dan setelah penyuluhan. Kelompok PKK menyambut baik kegiatan ini dan antusias mengikuti pelatihan hingga selesai.