Dewi, Kadek Ayu Candra
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Fraktur Suprakondiler Humerus Pada Anak-Anak di RSUP Sanglah Denpasar Periode 2017-2020 Nanda, Km Junita Sari; Dewi, Kadek Ayu Candra; Meregawa, Putu Feryawan; Aryana, I Gusti Ngurah Wien
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i02.P07

Abstract

Fraktur suprakondiler humerus merupakan fraktur ekstermitas atas yang umum terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Kasus fraktur suprakondiler humerus di Indonesia terutama di Bali cukup sering ditemukan namun data penelitian mengenai karakteristik fraktur ini masih terbatas. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik fraktur suprakondiler humerus pada anak-anak di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel diambil melalui data rekam medis pasien di RSUP Sanglah Denpasar dari Agustus 2017 - Desember 2020. Dilakukan analisis data menggunakan software SPSS versi 26 untuk mendapatkan karakteristik fraktur suprakondiler humerus berdasarkan usia, jenis kelamin, klasifikasi, tatalaksana, waktu penanganan dan komplikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi pasien yang sering datang yaitu pada kelompok anak-anak usia 5-9 tahun (56.9%) dengan berjenis kelamin laki-laki (73.8%). Klasifikasi yang banyak ditemukan pada penelitian ini yaitu fraktur Gartland tipe 3 (56.9%) dan diikuti oleh fraktur Gartland tipe 2 (29.2%). Sebagian besar pasien datang dan mendapatkan penanganan kurang dari 3 minggu setelah terjadinya fraktur (76.9%). Tatalaksana yang sering dilakukan yaitu secara operatif (90.8%). Terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi seperti malunion (18.5%), sindrom kompartemen (1.5%) dan cedera saraf (1.5%). Fraktur Gartland tipe 3 sebagian besar terjadi pada anak dengan usia 5-9 tahun dikarenakan pada usia tersebut tulang anak masih dalam proses pematangan. Kebanyakan fraktur ini terjadi pada anak laki-laki dikarenakan aktivitas fisik yang lebih tinggi. Dengan dilakukan penalataksanaan yang baik maka dapat mengurangi risiko komplikasi.
Hubungan Usia, Jenis Operasi, dan Waktu Operasi dengan Outcome Pasca Operasi Fraktur Tibia Terbuka Derajat III di RSUP Sanglah Denpasar pada Tahun 2018-2020 Kesumaputri, Komang Diah Kurnia; Subawa, I Wayan; Dewi, Kadek Ayu Candra; Meregawa, Putu Feryawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i10.P16

Abstract

Open tibial fracture is one of the most common lower extremity fractures in the world, especially in Denpasar City. Clinically, open tibial fracture grade III has higher risk of worse outcome, such as infection and bone healing complication than grades I and II, thus it should be evaluated further regarding risk factors affecting that occurrence. This research aims to know the relationship between several risk factors, those are age, surgery type, and time to surgery with postoperative outcomes in open tibial fractures grade III in terms of clinical, radiological, and functional based on Johner-Wruhs criteria. This research used cross-sectional method and used patients with open tibial fracture grade III who underwent surgery at RSUP Sanglah Denpasar in 2018-2020. Based on the data collection, there were 31 patients fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The data collected were characteristics and postoperative outcome assessed using Johner-Wruhs criteria which consisted of 4 categories. From Kendall Tau correlation test, there was no significant relationship between age and outcome (p=0,215) and a significant relationship between time to surgery and outcome (p=0,021). Moreover, the results of Fisher’s Exact Test did not find significant relationship between surgery type and outcome (p=0,720). Based on the results, it can be concluded that time to surgery (debridement) has significant effect on postoperative outcome compared to age and surgery type. Time to debridement also has unidirectional relationship with outcome, which means the longer time to debridement, the worse outcome experienced by the patient. Keywords : open tibial fracture, surgery type, outcome, age, time to surgery
Hubungan Usia, Jenis Operasi, dan Waktu Operasi dengan Outcome Pasca Operasi Fraktur Tibia Terbuka Derajat III di RSUP Sanglah Denpasar pada Tahun 2018-2020 Kesumaputri, Komang Diah Kurnia; Subawa, I Wayan; Dewi, Kadek Ayu Candra; Meregawa, Putu Feryawan
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i10.P17

Abstract

Open tibial fracture is one of the most common lower extremity fractures in the world, especially in Denpasar City. Clinically, grade III open tibial fracture has higher risk of worse outcome, such as infection and bone healing complication than grade I and II, thus it should be evaluated further regarding risk factors affecting that occurrence. This research aims to know the relationship between several risk factors, those are age, surgery type, and time to surgery with postoperative outcomes in grade III open tibial fractures in terms of clinical, radiological, and functional based on Johner-Wruhs criteria. This research used cross-sectional method and used patients with grade III open tibial fracture who underwent surgery at Sanglah Denpasar General Hospital in 2018-2020. Based on the data collection, there were 31 patients fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The data collected were characteristics and postoperative outcome assessed using Johner-Wruhs criteria which consisted of 4 categories. From Kendall Tau correlation test, there was no significant relationship between age and outcome (p=0,215) and a significant relationship between time to surgery and outcome (p=0,021). Moreover, the results of Fisher’s Exact Test did not find significant relationship between surgery type and outcome (p=0,720). Based on the results, it can be concluded that time to surgery (debridement) has significant effect on postoperative outcome compared to age and surgery type. Time to debridement also has unidirectional relationship with outcome, which means the longer time to debridement, the worse outcome experienced by the patient. Keywords: open tibial fracture, surgery type, outcome, age, time to surgery
Strategi pemasaran dalam mempertahankan penjualan makanan dan minuman di blue lobster restaurant kuta bali Dewi, Kadek Ayu Candra; Suarka, Fanny Maharani; Sutaguna, I Nyoman Tri
Jurnal Kepariwisataan dan Hospitalitas Vol 8 No 1 (2024): Vol.8,No.1,2024
Publisher : DIPLOMA IV TOURISM PROGRAM STUDY, TOURISM FACULTY,UDAYANA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

abstrak Strategi pemasaran adalah upaya untuk memasarkan serta mengenalkan suatu produk maupun jasa pada masyarakat. Strategi pemasaran diharapkan dapat mencapai sasaran- sasaran dari sebuah pemasaran prosuk. Pemasaran sebuah produk yang baru dirilis akan menuntut orang – orang yang tergabung didalam divisi pemasaran pada perusahaan yang memproduksi melakukan komunikasi pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui bagaimana lingkungan internal dan eksternal yang mendukung pemasaran dan penjualan di Blue Lobster Restaurant 2). Untuk mengetahui strategi pemasaran dalam mempertahankan penjualan makanan dan minuman di Blue Lobster Restaurant. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik penentuan informan yang di gunakan yaitu Teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif terkait dengan analisis SWOT. Pemasaran yang di terapkan restaurant ini memiliki tempat yang stategis karena berada di daerah pantai kuta yang merupakan tempat wisata favorit saat berkunjung ke Bali. Beberapa hasil review pelanggan yang pernah berkunjung ke Blue Lobster Restaurant yaitu restaurant ini memiliki seafood yang fresh itu dapat di buktikan dari pelanggan dapat memilih sendiri seafood yang ingin mereka beli. Selain itu Blue Lobster Restaurant juga menawarkan harga yang terjangkau dengan pelayanan yang baik hal ini dapat dilihat dari pelayan restaurant yang ramah. Dari beberapa hasil review tersebut membuktikan bahwa strategi pemasaran yang dimiliki Blue Lobster restaurant mampu untuk menjaga pelanggan tetap berkunjung ke restaurant ini. Kata kunci : strategi, pemasaran , faktor internal dan eksternal