Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aplikasi Mesin Otomasi Pakan (Autofeeder) pada Kolam Budidaya Ikan Koi di Kabupaten Blitar Nafisyah, Ayu Lana; Rahmadhani, Desi; Hasan, Veryl; Mukti, Akhmad Taufiq; Lutfianasari, Lutfianasari; Aziz, Ahmad Saiful; Jati, Ilham Shofananda Pramono; Adriansyah, Ivan
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.1087

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan ikan hias air tawar yang menjadi komoditas unggulan di pasar lokal maupun internasional dengan harga jual tinggi. Oleh karena itu, komoditas ikan koi dapat menjadi kontributor untuk meningkatkan perekonomian komoditas ikan hias air tawar Indonesia. Salah satu permasalahan utama dalam budidaya ikan koi adalah kualitas air yang dapat menurun akibat sisa pakan yang mengendap. Pemanfaatan mesin otomasi pakan pada budidaya ikan koi menjadi salah satu solusi dalam pencegahan kelebihan pemberian pakan. Monitoring kualitas air kolam budidaya ikan koi di Blitar, Jawa Timur dilakukan sebanyak empat kali setelah aplikasi mesin autofeeder. Berdasarkan beberapa parameter kualitas air yang diukur, kualitas air pasca aplikasi mesin otomasi menunjukkan nilai yang baik sesuai standar budidaya ikan koi. Nitrit dan ammonia bernilai 0 ppm sepanjang penerapan autofeeder, sedangkan pH air berada pada kisaran 7,20 - 8,39. Sehingga solusi pemanfaatan mesin otomasi pakan pada kelompok budidaya di Blitar dapat diterapkan secara intens sebab selain berdampak baik bagi kualitas air, efisiensi waktu juga dirasakan para pembudidaya ikan koi.
PANDANGAN MAHASISWA TERHADAP KONTEN “MARRIAGE IS SCARY” DI TIKTOK Hakim, Muhammad Luqmanul; Adriansyah, Ivan; Lestari, Sri; Abdurrohim, Abdurrohim
Proyeksi Vol 20, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.20.1.17-31

Abstract

Perkembangan media sosial, khususnya TikTok, telah memunculkan tren “Marriage is Scary” yang ramai diperbincangkan di kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa. Tren ini mencerminkan ketakutan terhadap proses akan melakukan pernikahan yang dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, budaya, serta pengalaman traumatis di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap tren “Marriage is Scary” di TikTok serta bagaimana konten tersebut berpengaruh terhadap regulasi emosi dan pemaknaan pernikahan. Dengan pendekatan kualitatif fenomenologi, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan tiga informan mahasiswa yang aktif menggunakan TikTok. Hasil menunjukkan bahwa tren “Marriage is Scary” memicu kecemasan dan kesadaran kritis serta menggugah refleksi diri dan memotivasi persiapan lahir batin yang lebih matang. Meski konten dapat memperkuat ketakutan kolektif, literasi digital yang baik dan dukungan nilai spiritual menjadi kunci bagi mahasiswa untuk mengolah narasi negatif menjadi langkah proaktif dalam merencanakan pernikahan. Temuan ini merekomendasikan pentingnya program literasi media, pendidikan pranikah holistik, dan pembekalan psikososial-spiritual bagi generasi muda.The development of social media, particularly TikTok, has given rise to the "Marriage is Scary" trend, which is widely discussed among young people, including college students. This trend reflects fears about the process of marriage, influenced by social, economic, and cultural factors, as well as past traumatic experiences. This study aims to describe college students' perceptions of the "Marriage is Scary" trend on TikTok and how this content influences their emotional regulation and understanding of marriage. Using a qualitative phenomenological approach, data were collected through in-depth interviews with three student informants who actively use TikTok. The results indicate that the "Marriage is Scary" trend triggers anxiety and critical awareness, stimulates self-reflection, and motivates more thorough physical and spiritual preparation. Although the content can reinforce collective fears, good digital literacy and support of spiritual values are key for college students to transform negative narratives into proactive steps in wedding planning. These findings recommend the importance of media literacy programs, holistic premarital education, and psychosocial-spiritual provision for the younger generation.