Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Simulasi Keuntungan Perusahaan CPO melalui Intervensi Ergonomi pada Lingkungan Kerja Fisik dalam Proses Produksi Anni Safitri; Intan Berlianty; Sadi Sadi
Jurnal Teknik Mesin, Industri, Elektro dan Informatika Vol. 2 No. 2 (2023): Juni : JURNAL TEKNIK MESIN, INDUSTRI, ELEKTRO DAN INFORMATIKA
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jtmei.v2i3.2146

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi keuntungan perusahaan yang bergerak dalam produksi Crude Palm Oil (CPO) melalui intervensi ergonomi pada kondisi lingkungan kerja fisik selama proses produksi. Lingkungan kerja yang nyaman dan sesuai dengan standar keamanan dan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan. Dalam penelitian ini, perusahaan CPO menghadapi masalah dalam kondisi lingkungan kerja fisik yang nyaman. Kebisingan dan suhu di lingkungan kerja saat ini melampaui batas yang ditetapkan, mengganggu kenyamanan dan kesehatan karyawan. Oleh karena itu, perusahaan merencanakan intervensi ergonomi dengan menambah fasilitas lingkungan fisik, seperti pengadaan ear plug dan turbin ventilator. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Powersim untuk menganalisis dampak dari intervensi ergonomi tersebut terhadap kinerja perusahaan. Dua kondisi dibuat dalam simulasi, yaitu kondisi existing perusahaan yang mencerminkan kondisi saat ini, dan skenario usulan yang mencakup kondisi setelah intervensi ergonomi dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario usulan, setelah intervensi ergonomi, menghasilkan peningkatan rata-rata output CPO per hari dan keuntungan rata-rata perusahaan. Rata-rata output CPO meningkat dari kondisi existing sebesar 241.875 kg/hari menjadi 247.378 kg/hari dalam skenario usulan. Begitu pula dengan keuntungan, yang meningkat dari Rp321.634.620 menjadi Rp344.796.240. Dengan peningkatan kinerja dan pendapatan ini, perusahaan dapat memperoleh manfaat jangka panjang dari intervensi ergonomi pada lingkungan kerja fisik. Berdasarkan hasil analisis simulasi, disimpulkan bahwa intervensi ergonomi pada lingkungan kerja fisik dalam proses produksi CPO dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki kesehatan dan kenyamanan karyawan, serta mengoptimalkan pendapatan. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan kerja fisik dan melakukan intervensi ergonomi yang sesuai untuk mencapai kinerja yang optimal dalam industri CPO.
Optimalisasi Produksi dan Penjualan Kerajinan Enceng Gondok Menuju Penguatan Branding Industri Kreatif Ramah Lingkungan Intan Berlianty; Yuli Dwi Astanti; Dian Hudawan Santoso
SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 4 (2022): Oktober : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2784.557 KB) | DOI: 10.56910/safari.v2i4.162

Abstract

Kelompok UKM Lestari Craft dan UKM Lumintri Craft menjadi penopang kegiatan perekonomian bagi masyarakat sekitar, terutama ibu-ibu dan anak muda di sekitar usaha. Namun dampak pandemi covid-19 menyebabkan transaksi bisnis mengalam penurunan yang berakibat jumlah produksi mengalami penurunan. Jumlah pekerja juga mengalami penurunan seiring berkurangnya jual beli eceng gondok. Pembenahan pada UKM dilakukan dari penanganan bahan baku, proses produksi,manajemen usaha sampai pemasaran yang berkesinambungan. Berdasarkan gambaran umum mitra dan wawancara dengan Ketua Kelompok UKM, terdapat permasalahan yang dialami mitra yaitu (1) Pelurusan kawat (2) Teknologi pengepresan eceng gondok kering, masih dilakukan secara konvensional, (3) Pemasaran dilakukan tidak terencana hanya mengandalkan suborder (4) desain produk kerajinan yang kurang variatif (stagnan). (5) belum memiliki legalitas usaha (6) minimnya pengetahuan pengelolaan bahan baku dan gudang (7) Pengelolaan manajemen & keuangan masih kurang baik sehingga kelompok UKM tidak mengetahui berapa pendapatan dan keuntungan yang dihasilkan secara terperinci. Solusi yang telah dilaksanakan adalah, (1) bantuan penerapan alat pelurus kawat (2) bantuan penerapan alat pengepres eceng gondok kering (3) Pendampingan dan pelatihan Digital Bisnis (pemasaran online) dan (4) Pendampingan desain produk dan desain kemasan (5) Pengurusan legalitas usaha (6) Pelatihan pengelolaan bahan baku dan gudang (7) Pelatihan keuangan bagi mitra UKM. Pelaksanaan berlangsung dari bulan Juli - September dan telah memberikan nilai lebih pada pengembangan UKM Eceng Gondok
Classification of Fatigue Levels of Tofu Industrial Workers Based on MOQS and Cardiovascular Load Variables Using Decision Tree Algorithm Intan Berlianty; Miftahol Arifin
Green Engineering: International Journal of Engineering and Applied Science Vol. 2 No. 3 (2025): July : Green Engineering: International Journal of Engineering and Applied Scie
Publisher : International Forum of Researchers and Lecturers

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70062/greenengineering.v2i3.220

Abstract

Fatigue is a critical issue in labour-intensive small industries, especially in traditional food production such as tofu manufacturing. This study aims to develop a fatigue classification model using a decision tree algorithm by integrating subjective assessments of the work system through the Macroergonomic Organizational Questionnaire Survey (MOQS) and objective physiological indicators, specifically Cardiovascular Load (CVL). The research was conducted in a tofu home industry located in Kalisari Village, Banyumas, Indonesia. Primary data were collected from 10 workers through MOQS questionnaires and heart rate measurements taken at rest and during work. CVL values were calculated and used as labels for classification into three categories: low, moderate, and high fatigue. Meanwhile, MOQS dimension scores (organization, job, personal, environment, and technology) were transformed into interval data and used as classification features. A decision tree model was built using the CART algorithm and visualized for interpretability. The results show that all workers experienced at least moderate fatigue, with 20% categorized as high fatigue. The decision tree revealed that the dimensions of organizational and personal factors were the most influential in predicting fatigue levels. The model provides a practical and interpretable tool to support decision-making in scheduling, workload balancing, and ergonomic interventions. This study demonstrates a novel approach to combining macroergonomic assessments and physiological data with machine learning for practical fatigue risk management in small-scale food production environments.
Simulasi Perbaikan Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Meminimalisir Jarak Perpindahan di Industri Katering Nara Kitchen Sianipar, Joshua Tito Partogi; Astanti, Yuli Dewi; Intan Berlianty
Jurnal Informasi, Sains dan Teknologi Vol. 7 No. 1 (2024): Juni: Jurnal Informasi Sains dan Teknologi
Publisher : Politeknik Negeri FakFak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/isaintek.v7i1.211

Abstract

Nara Kitchen is a daily catering service provider with a varied menu every day. Since the Covid-19 pandemic, catering demand has increased to 130 portions per delivery. This surge in demand necessitates improvements to the layout of production facilities, as higher production volume results in increased activity between workstations. Consequently, Nara Kitchen aims to enhance the layout of its facilities to optimize production efficiency. Facility layout improvements are implemented using the Blocplan method and are simulated through a discrete systems approach. The Blocplan method designs the layout based on the proximity between departments, aiming to minimize overall travel distance. The results of the layout improvements are then simulated using Flexsim software before being implemented. The simulation outcomes demonstrate reduced weekly travel distances. The movement distance for workers traveling from the kitchen workstation to the compounding workstation has decreased by 5.33m, while workers moving from the kitchen workstation to the packing workstation experience a reduction in movement distance of 142.38m