Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Unveiling The Fiqh Treasures: Kitab Sabilal Muhtadin By Sheikh Muhammad Arsyad Al-Banjari Ruslan, Ruslan; Mahmud, Hamdan; Rusdiyah; Naimah; Mohd Hatta Hani
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 22 No. 2 (2023)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/albanjari.v22i2.12099

Abstract

This research deeply explores the interpretation of fiqh verses in the book 'Sabilal Muhtadin' authored by Sheikh Muhammad Arsyad al-Banjari and its connection to the Banjar community. The book, an extensive exploration of the Syafii school of thought, intricately weaves together fiqh, hadith, and Qur'anic interpretation. Analyzing over 184 traditions across two volumes, al-Banjari not only references renowned scholars but also introduces independent perspectives on Islamic law. His method of interpreting legal verses, incorporating vocabulary analysis and Prophet Traditions, showcases a comprehensive understanding deeply rooted in scholarly tradition. Moreover, this research highlights the fusion of various interpretative styles within Sabilal Muhtadin, positioning it as an amalgamation of textual evidence and reasoned analysis—a unique contribution to the realm of Islamic jurisprudence. The category of tafsir is characterized by fiqhi and the method is divided into three; tafsir with history, tafsir with ra'yu (linguistic analysis, kias and logical reasoning), and combined tafsir (idzdiwaji).
Istinbath Hukum Islam Perspektif Ahlul Hadis dan Ahlul Ra’yi Haris, Muhammad; Jalaluddin, Jalaluddin; Mahmud, Hamdan
JIS: Journal Islamic Studies Vol. 1 No. 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/jis.v1i3.433

Abstract

Islam adalah agama yang memiliki pemahaman mendalam tentang fakta bahwa manusia terus berkembang dan berubah dalam setiap aspek kehidupan mereka. Sepanjang sejarah hukum Islam, telah bermunculan berbagai mazhab. Pertumbuhan ijtihad fikih pada masa para sahabat menyebabkan munculnya dua aliran pemikiran, aliran tradisionalis dan aliran rasionalis. Dalam proses pertumbuhannya, penerapan hukum Islam telah melahirkan dua aliran pemikiran, yang disebut sebagai ahlu hadis dan ahlu ra'yi. Mazhab Ahlul Ray'yi lebih menekankan pada Kufah dan Basra, sedangkan mazhab Ahlul Hadits lebih menekankan Hijaz, khususnya Mekkah dan Madinah. Metode ijtihad yang dikenal dengan Ahlul Ray'i terkenal dengan penerapan logikanya. Namun, ini tidak berarti bahwa hadits harus diabaikan. Hanya saja, aliran ini menganut kebijakan yang cukup ketat terkait penerimaan hadits sebagai hujjah. Tabi'in menggunakan cara berpikir Abdullah bin Mas'ud dan lingkungan geografis tempat tinggalnya untuk mengembangkan aturan berdasarkan pemikiran rasional dan berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadits. Pola pemikiran ahlul hadis pada masa tabi'in disebabkan oleh keadaan awal perkembangan Islam, ketika mereka diminta untuk memberikan fatwa tentang suatu masalah, mereka melihat al-quran, hadis Nabi saw, dan kemudian fatwa sahabat dengan dasar yang sama, yaitu mengikuti guru mereka. Dengan perkembangan mereka, ahlu hadis menginstimbatkan hukum melalui Nash (Kitabullah dan sunnah mutawatir), Zahir nash, Dalil nash (mafhum mukhalafah), Amalan (perbuatan Ahlul Madinah), Khabar ahad, Ijma', Fatwa salah seorang sahabat, Qiyas, Istihsan, Saddu Zara'i, Mura'ah Al Khilaf (menghormati perbedaan pendapat), Isthishab, Masalah mursalah, dan Syariah sebelum Islam.
Dasar-Dasar Ilmu Falak: Pengenalan terhadap Astronomi dalam Perspektif Islam Mahmud, Hamdan
Indonesian Journal of Islamic Jurisprudence, Economic and Legal Theory Vol. 2 No. 4 (2024): This volume covers topics such as women's rights, inheritance law, crime preven
Publisher : Sharia Journal and Education Center Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ijijel.v2i4.1031

Abstract

Ilmu falak, or Islamic astronomy, is a discipline that studies the movements of celestial bodies such as the sun, moon, stars, and planets. This research aims to outline the basics of ilmu falak and explain its relevance to Islamic teachings. Using a literature review approach, this study examines the fundamental concepts of ilmu falak, its historical development in Islamic civilization, and its relationship with modern astronomy. The results show that ilmu falak plays a crucial role in determining prayer times, the direction of the Qibla, the beginning of the lunar months, and celestial phenomena such as eclipses. Numerous verses in the Qur'an and Hadith emphasize the importance of studying the heavens as signs of Allah's greatness. Thus, ilmu falak is not only a tool for understanding the universe but also a means of drawing closer to the Creator. This article suggests the need for integrating ilmu falak with modern technology and increasing public education about the importance of this science in religious life.