ABSTRACT Javanese Mantras are one of the ancestral heritages categorized as oral folk poetry. This study aims to analyze the microstructures found in Javanese mantras related to the agricultural seasonal cycle in Jombang Regency. The research method employed is qualitative with a descriptive approach. The objects and data used in this study are Javanese mantras, with a sample consisting of five types. The data collection technique involves documentation of internal official documents in the form of the Regional Cultural Main Thoughts (PPKD) of Jombang Regency. Meanwhile, the data analysis technique used is content analysis, examining five types of samples: (1) kawit mantra, (2) nampek mantra, (3) keleman mantra, (4) tandur mantra, and (5) wiwit mantra. The results of the study show that the microstructures, analyzed using van Dijk's theory, include discussions in the form of semantics, statistics, stylistics, and rhetoric. Therefore, through the critical discourse study conducted by the researchers, it is expected to serve as an effort to preserve, maintain, and sustain cultural heritage in the form of Javanese mantras. ABSTRAK Mantra Jawa merupakan salah satu warisan leluhur yang termasuk dalam puisi lisan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur mikro yang ada dalam mantra Jawa untuk siklus musim bertani di daerah kabupaten Jombang. Jenis metode yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Objek sekaligus data yang digunakan adalah mantra Jawa dengan sampel sebanyak lima jenis. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi jenis dokumen resmi internal yang berupa Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) kabupaten Jombang. Sementara, teknik analisis data dilakukan dengan cara analisis konten yang meninjau lima jenis sampel, yakni: (1) mantra kawit, (2) mantra nampek, (3) mantra keleman, (4) mantra tandur, dan (5) mantra wiwit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro yang dianalisis menggunakan teori van Dijk, menghasilkan diskusi yang berwujud: semantik, statistik, stilistik, dan retoris. Dengan demikian, melalui kajian wacana kritis yang dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat menjadi salah satu upaya penjagaan, pemeliharaan, dan pelestarian warisan budaya berupa mantra Jawa.