Guru Pendidikan Agama Islam menjadi faktor kunci dalam keberhasilan pendidikan dan pengajaran agama Islam, guru sebagai teladan menjadi harapan bagi masyarakat. Namun masih ditemukan guru yang tidak lagi memberi keteladanan, kurang kompeten, dan bahkan tidak memenuhi kualifikasi sebagai pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hakikat guru Pendidikan Agama Islam menurut K.H. Ahmad Dahlan dan Ki Hajar Dewantara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif, menggunakan jenis penelitian literatur atau penelitian pustaka. Data literatur yang didapatkan kemudian dilakukan triangulasi sumber dan review literatur. Analisis data menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat guru agama Islam dalam perspektif K.H. Ahmad Dahlan yaitu guru yang memberikan keteladanan moral dan spiritual, pengajar, pembimbing, pendorong kemajuan ilmu pengetahuan, dan pembentuk karakter peserta didik yang inovatif dan adaptif. Adapun Ki Hajar Dewantara menekankan hakikat guru agama Islam yaitu guru yang menjadi teladan hidup, penggerak yang bijaksana, dan pembimbing atau motivator sebagaimana dikenal dengan Patrap Triloka yang berbunyi “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani”. Relevansi dari kedua tokoh tersebut untuk saat ini yaitu pada integrasi ilmu pengetahuan dan agama, pengembangan karakter, dan metode pembelajaran aktif dan inovatif.