Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Pada Aspek Keterampilan Mendengar dan Berbicara di Madrasah Tsanawiyah Serta Solusinya Fauzi, Safran
Ukazh: Journal of Arabic Studies Vol 4 No 2 (2023): Ukazh : Journal of Arabic Studies, December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/ukazh.v4i2.861

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisa problematika istima’ dan kalam yang dihadapi oleh peserta didik MTs Minhajul Haq dalam Pembelajaran Bahasa Arab dari aspek istima’ (menyimak) dan kalam (berbicara) baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MTs Minhajul Haq Purwakarta. Data-data dalam studi ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dianalisis oleh peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan yang lebih dominan dalam pembelajaran istima’ (menyimak) dan kalam (berbicara) yang dihadapi peserta didik berkaitan dengan linguistik (kebahasaan) yaitu kesulitan dalam mengenali bunyi (fonem) dari huruf yang berbahasa Arab dan ini terlihat dari kesalahan di dalam pengucapan huruf yang tidak sesuai dengan makhraj yang benar, kesulitan pengucapan suara yang didengar, tidak membedakan antara harokat yang panjang dan yang pendek ketika mendengar sehingga terlihat kesalahan tersebut ketika berbicara, terlebih lagi ketika mendengarkan suara yang cepat, siswa masih membutuhkan membaca materi yang ada di buku ajar atau di papan tulis ketika mengucapkan suara yang didengar belum mencapai istima’ hurr (bebas), di mana siswa mampu mengucapkan suara tanpa harus membaca. Banyak siswa yang salah dalam pengucapan dengan mengganti huruf mengurangi atau menambah huruf, tidak mengucapkan tertib atau intonasinya tidak tepat. Sedangkan permasalahan yang lebih dominan dalam pembelajaran istima’ (menyimak) dan kalam (berbicara) yang dihadapi peserta didik berkaitan dengan non-linguistik (non kebahasaan) adalah motivasi belajar peserta didik yang kurang, sehingga menghasilkan asumsi bahwa bahasa arab adalah bahasa asing yang susah untuk dipelajari.
Analisis Soal Tes Kompetensi Kebahasaan Pada PAS Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Fauzi, Safran
Ukazh: Journal of Arabic Studies Vol 4 No 2 (2023): Ukazh : Journal of Arabic Studies, December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/ukazh.v4i2.873

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis soal pada ASAS Ganjil Mata Pelajaran Bahasa Arab peserta didik kelas IX MTs Minhajul Haq Purwakarta tahun pelajaran 2023-2024 dari aspek kebahasaan serta menawarkan inovasi bentuk tes kebahasaan untuk melengkapi kekurangan yang ditemukan selama proses analisis berlangsung. Mini riset ini memakai pendekatan kualitatif deskriptif analisis melalui teknik analisis konten yang memuat bentuk penilaian melalui tes kebahasaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tes kompetensi kebahasaan mencakup tes gramatikal dan tes kosakata serta morfologi, kemampuan berbahasa hakikatnya dipengaruhi oleh aspek kompetensi kebahasaan. 2) Kompetensi kebahasaaraban pada soal ASAS Ganjil peserta didik kelas IX MTs Minhajul Haq Purwakarta tahun pelajaran 2023-2024 masih kurang bervariasi yakni hanya dengan mengandalkan soal pilihan ganda dan esai saja, dan juga memperbanyak soal diskret, sehingga tidak membentuk peserta didik untuk berpikir secara HOTS . 3) Peneliti menawarkan inovasi bentuk tes kebahasaan yang dikutip dari beberapa pakar pengajar bahasa Arab dalam bukunya untuk melengkapi kekurangan, di antaranya ialah penambahan bentuk tes penguasaan struktur morfologi dalam teks dan tes penyusunan teks.
Ragam Pendekatan dan Metode Penafsiran Al-Qur’an Fauzi, Safran; Rifa’i, Ilyas; Marlina, Lina
Rayah Al-Islam Vol 7 No 1 (2023): Rayah Al Islam April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v7i1.684

Abstract

Artikel ini membahas secara mendasar mengenai pendekatan dan metode yang dilakukan oleh mufassir dalam menafsirkan al-Qur’an, kelebihan dan kekurangan metode yang dipakai oleh para mufassir serta sejarah dan perkembangannya. Seiring berjalan dan berkembangnya waktu dari masa Rasulullah ﷺ hingga masa sekarang, tercatat banyak pendekatan dan metode yang dipakai oleh para mufasir diantaranya pendekatan linguistik, pendekatan berbasis logika, pendekatan berbasis tasawuf, dan pendekatan riwayat, pendekatan isyarat, sehingga dalam pembahasan metode penafsiran al-Qur’an, kita mengenal ada beberapa metode tafsir yang digunakan oleh para ulama yang menghiasi berbagai macam kitab tafsir yang terkenal dalam dunia Islam. Diantaranya metode tafsir tahlily, metode ijmaly, metode muqaran, metode kontekstual, metode tafsir bir riwayah dan metode tafsir bir ro’yi. This article discusses fundamentally the approaches and methods used by mufassir in interpreting the Qur'an, the advantages and disadvantages of the methods used by mufassir and its history and development. As time goes on and the development of time from the time of the Prophet ﷺ to the present, there are many approaches and methods used by mufasir including linguistic approaches, logic-based approaches, Sufism-based approaches, and historical approaches, sign approaches, so that in discussing methods of interpretation of the Qur'an 'an, we know that there are several methods of interpretation used by scholars who adorn various kinds of famous commentary books in the Islamic world. Among them are the tahlily interpretation method, the ijmaly method, the muqaran method, the contextual method, the bir riwayah interpretation method and the bir ro'yi interpretation method.
Tahlīl Tarjamah Uslūb Al-Kinayah 'Ammā Yustaqbah Zikruh fī Kitāb Al-Nikāh min Al-Qur'ān wa Al-Sunnah Fauzi, Safran
Rayah Al-Islam Vol 7 No 3 (2023): Rayah Al Islam Desember 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v7i3.867

Abstract

اللغة العربية تتميز بجوانب البلاغة فمنها جانب الكناية والمجاز له دور مهم في تعبير الألفاظ المستقبحة، فلا يمكن أن تعبر تلك الألفاظ المستقبحة بالتصريح المباشر لما فيها من حياء،كما أن رؤية فعله مستقبح لما فيه من حياء كذلك ذكره مستقبح لأن فيه حياء، لذا نحتاخ إلى أن نعرف طريقة صحيحة لتعبير تلك الألفاظ، لأن الألفاظ المستقبحة لها علاق بتعليم الأخلاق الإسلامية وآداب الكلام والمتكلم. كانت هذه الدراسة مبنية على المنهج الوصفي التحليلي، بوصف ألفاظ الكنايات عما يستقبح ذكره في كتاب النكاح الواردة في القرآن الكريم والأحاديث النبوية، ثم بعده بتحليل كل من تلك الألفاظ، فتهدف هذه الدراسة لتعليم الحياء والاحترام بألفاظ مستقبح ذكرها عندالإسلام، وتعليم كيفية الكناية عن الألفاظ المستقبحة، للحفاظ على المروءة من يتلفظ بألفاظ مستقبح ذكرها، ومعرفة أساليب الكناية عن الألفاظ المستقبح ذكره حول كتاب النكاح، ومساعدة متعلمي اللغة العربية على الاهتمام بمروءة نفسه بحيث أنه يحافظ على كلامه خاصة في الألفاظ المستقبح ذكرها باختيار ما يمكن من أحسن الأساليب من الكناية ولكشف أساليب الكناية عما يستقبح ذكره في كتاب النكاح لدى متعلمي اللغة العربية. توصلت هذه الدراسة الوصفية التحليلية إلى أن الألفاظ المستقبحة المستهجنة ذكرها تأتي كلها على سبيل الكناية، خاصة في كتاب النكاح الذي يكثر فيه ألفاظ الاستقباح، إلا في المواضع التي يمكن إدراكها لدى الباحث؛ وقد صرح النبي ﷺ لفظ الجماع في حديثه (( يجامع أهله ثم يكسل )). فتكنى تلك الألفاظ المستقبحة بالألفاظ التي يستحب ذكرها للهدف المهم وهو تنزيه عن الفحش والتفحش المنهي عنه كما أن الإسلام حرص على تطييب الأسلوب والكلام. Arabic has the advantage of balaghoh, among others relating to kinayah and majaz, by its kinayah uslub (method) has an important role in expressing inappropriate words, it is impossible that the words are mentioned explicitly, due to its mention is considered ashamed as to see his deeds, therefore we need the correct way of saying it, because the words are related to the teachings of Islamic ethics as well as the ethics of speech and speaker.This research is based on descriptive and analytical approach, by describing kinayah words about things that are not worth mentioning in marriage chapter contained in Al-Qur'an and hadith, then analyzing each of these words, this research aims to teach modesty and respect in uttering inappropriate words of his mention in Islam, to teach how to kinayah in using such inappropriate words, and to maintain the dignity / self-esteem of the speaker in the pronunciation of these words, to know the method of kinayah words that are not worth mentioning in the chapter of marriage, also helps the Arabic learner in paying attention to his honor especially when speaking with words that are considered inappropriate to his mention so as to be able to choose the methods of kinayah the best method of naming it and revealing the kinayah methods for words deemed inappropriate for his mention in the wedding chapter for Arabic students. This descriptive and analytical study finds that inappropriate words are mentioned in the form of kinayah methods, especially in the Marriage chapter which are often mentioned words that are deemed inappropriate for their mention, except in some known places by the researcher ie, the Prophet ﷺ never uttered the word "jimak" openly without majaz (("he was with his wife and then he was weak")). All the words that are not worthy of mentioning, must be with kinayah to rid themselves of dirty utterances which are forbidden, as Islam forbids a dirty speech and commands a good greeting. Bahasa Arab memiliki kelebihan dari segi balaghoh, diantaranya yang berkaitan dengan kinayah dan majaz, oleh karnanya uslub (metode) kinayah memiliki peran penting dalam mengungkapkan kata-kata yang tidak pantas, tidak mungkin kata-kata tersebut disebutkan secara terangan-terangan, disebabkan penyebutannya yang dianggap malu sebagaimana melihat perbuatannya, oleh karena itu kita membutuhkan cara yang betul dalam mengucapkannya, dikarenakan kata-kata tersebut terkait dengan ajaran etika islam serta etika berbicara dan pembicara. Penelitian ini berdasarkan pendekatan deskriptif dan analitis, dengan mendeskripsikan kata-kata kinayah tentang hal-hal yang tidak pantas disebutkan dalam bab pernikahan yang terkandung dalam Al-Qur'an dan hadits, setelah itu menganalisis setiap kata-kata tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan kesopanan dan rasa hormat dalam mengucapkan kata-kata yang tidak pantas penyebutannya secara terang-terangan dalam islam, untuk mengajarkan bagaimana cara kinayah dalam menggunakan kata-kata yang tidak pantas tersebut, serta untuk menjaga martabat/harga diri pembicara dalam pengucapan kata-kata tersebut,untuk mengetahui metode kinayah kata-kata yang tidak pantas disebutkan dalam bab pernikahan, juga membantu pelajar bahasa Arab dalam memperhatikan kehormatan dirinya khususnya ketika berbicara dengan kata-kata yang dianggap tidak pantas penyebutannya sehingga mampu memilih metode-metode yang terbaik dalam penyebutannya dan mengungkapkan metode-metode kinayah untuk kata-kata yang dianggap tidak pantas penyebutannya dalam bab pernikahan untuk para pelajar bahasa Arab. Penelitian yang berdasarkan pendekatan deskriptif dan analitis ini, menemukan bahwa kata-kata yang tidak pantas disebutkan semunya dalam bentuk metode kinayah, terutama dalam bab Pernikahan yang sering disebutkan kata-kata yang dianggap tidak pantas penyebutannya, kecuali di beberapa tempat yang dapat diketahui oleh peneliti yaitu, Nabi ﷺ pernah mengucapkan kata “jimak” dengan terang-terangan tanpa kinayah ((”dia berjimak dengan istrinya lalu setelah itu dia lemas”)). Seluruh kata-kata yang tidak pantas untuk disebutkan itu, harus dengan kinayah (majaz) untuk membersihkan diri dari ucapan yang kotor yang dilarang, sebagaimana Islam melarang ucapan yang kotor dan memerintahkan ucapan yang baik.
The Use of Crossword Media to Improve Mufrodat Learning Outcomes in Arabic Language Learning Wiwaha, Rizzaldy Satria; Fauzi, Safran; Syafitri, Rima Amalia; Wahyudin, Dedih
Kalamuna: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol. 5 No. 2 (2024): Journal of Arabic Education & Arabic Studies
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52593/klm.05.2.01

Abstract

This article discusses Arabic Language Learning (mufrodat) in class VIII students of Mts Minhajul Haq Purwakarta by using Crossword media because the learning outcomes of mufrodat in Arabic language learning in general students' scores still have not reached the Minimum Completeness Criteria (KKM), this is because the Arabic language learning process is still considered difficult by students. Also, the Arabic language learning process still feels monotonous for students. This study aims to improve the mufrodat learning outcomes of 8th-grade students of Mts Minhajul Haq in Arabic Language Subjects using Crossword media (al-kalimat al-mutaqothi'ah). The method used by researchers is the classroom action research method (PTK) with data collection techniques through observation, tests, and field notes. The results of this study indicate that Crossword media (TTS) can improve students' mufrodat learning outcomes in Arabic language learning in class VIII Mts Minhajul Haq Purwakarta. This can be seen from the average pretest results of 58.67, then the average results of Mts Minhajul Haq students have increased from the posttest results to 89.65. Thus this Crossword media can be an alternative solution for Arabic language teachers because Crossword has characteristics including; fun, easy, provides challenges for students, and adds curiosity to students to find answers.