Pasca kemerdekaan Indonesia, tentara profesional terlatih dibutuhkan untuk mempertahankan wilayah dan kedaulatan negara. Tentara lulusan PETA kemudian berhimpun untuk membantu memobilisasi rakyat Indonesia. YAPETA, badan yang dibentuk oleh para mantan lulusan PETA, memprakarsai berdirinya Monumen dan Museum PETA di tahun 1995. Ini menunjukkan bahwa para pendahulu kita melalui PETA ingin masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia tidak melupakan sejarah dan identitas bangsanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan data yang diperoleh melalui sumber literatur (buku, majalah, koran, maupun sumber lainnya) dan seminar ataupun diskusi yang berkaitan dengan YAPETA ataupun Monumen dan Museum PETA. Artikel ini menunjukkan bahwa Museum PETA membantu memberikan gambaran bahwa PETA membantu mewujudkan keamanan nasional di masa lampau dalam sektor military security dengan fokus pada kapabilitas militer PETA yang bersifat offensive maupun defensive hingga lahirlah BKR. Pada sektor political security, bangsa Indonesia berfokus pada pengorganisasian negara dengan memobilisasi masyarakat melalui tentara PETA dan menetapkan sistem pemerintahan NKRI. Secara langsung, Museum PETA adalah rekaman sejarah yang memperkuat solidaritas untuk lepas dari penjajah dan memiliki identitas serta nasionalisme bangsa Indonesia. Diorama peristiwa sejarah PETA yang terekam dalam museum dapat digunakan sebagai media edukasi pada generasi muda.