This article explores the critical role of sound system and multimedia design in maintaining and optimizing the aesthetic experience of audiences during live streaming music, particularly in church contexts. The COVID-19 pandemic highlighted the urgent need for digital transformation in religious services, exposing significant gaps in both technical infrastructure and human resources. Poor audio and visual quality can severely disrupt the audience's engagement with the message, emphasizing that digital ministry is no longer supplementary but central to contemporary worship. This paper argues that multimedia professionals are essential facilitators of divine presence in the digital space. Based on a comprehensive literature review, this study identifies common issues in church live streaming, such such as imbalanced audio, audio-video delays, noise, feedback, and poor visual framing. It provides practical and detailed recommendations for improving live streaming quality, including the strategic use of external audio interfaces, dedicated broadcast mixing techniques, proper microphone selection and placement, and effective synchronization methods. Furthermore, it emphasizes the importance of understanding sound system workflow, mastering OBS Studio, implementing effective lighting strategies, designing compelling visual graphics, and fostering strong team coordination. The conclusion underscores that multimedia is not merely a decorative element but a vital medium for conveying spiritual meaning and fostering an immersive worship experience, advocating for comprehensive training in this field for music students and church personnel. Keywords: Sound System Design; Audio-Visual Aesthetics; Church; Live Streaming; Multimedia Optimization. Abstrak: Artikel ini membahas peran krusial desain sound system dan multimedia dalam mempertahankan dan mengoptimalkan pengalaman estetis audiens selama musik live streaming, khususnya dalam konteks gereja. Pandemi COVID-19 menyoroti urgensi transformasi digital dalam pelayanan keagamaan, mengungkapkan kesenjangan signifikan baik dalam infrastruktur teknis maupun sumber daya manusia. Kualitas audio dan visual yang buruk dapat secara serius mengganggu jemaat dalam menerima pesan baik itu khotbah maupun musik iringan ibadah , menekankan bahwa pelayanan digital bukan lagi pelengkap melainkan inti dari ibadah kontemporer. Tulisan ini berpendapat bahwa para profesional multimedia adalah fasilitator penting kehadiran ilahi di ruang digital. Berdasarkan kajian literatur yang komprehensif, studi ini mengidentifikasi masalah umum dalam live streaming gereja, seperti audio yang tidak seimbang, penundaan audio-video, noise, feedback, dan pembingkaian visual yang buruk. Artikel ini memberikan rekomendasi praktis dan terperinci untuk meningkatkan kualitas live streaming, termasuk penggunaan strategis antarmuka audio eksternal, teknik pencampuran siaran khusus, pemilihan dan penempatan mikrofon yang tepat, serta metode sinkronisasi yang efektif. Selain itu, ditekankan pentingnya memahami alur kerja sistem suara, menguasai OBS Studio, menerapkan strategi pencahayaan yang efektif, mendesain grafis visual yang menarik, dan membina koordinasi tim yang kuat. Kesimpulan menggarisbawahi bahwa multimedia bukan sekadar elemen dekoratif melainkan media vital untuk menyampaikan makna spiritual dan menciptakan pengalaman ibadah yang imersif, menganjurkan pelatihan komprehensif di bidang ini bagi mahasiswa musik dan personel gereja. Kata Kunci: Desain Sound System; Estetika Audio-Visual; Gereja; Live Streaming; Optimalisasi Multimedia.