Pemberian obat tradisional secara berulang dapat berpotensi toksik dan merusak organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal. Daun bidara digunakan secara tradisional oleh masyarakat sebagai antimikroba, analgesik, antipiretik, antiinflamasi, antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanan ekstrak etanol daun bidara terhadap ginjal tikus. Penelitian menggunakan tikus wistar yang terdiri atas 4 kelompok. Kelompok 1 diberi NaCMC sebagai kontrol, kelompok 2, 3 dan 4 diberikan masing-masing ekstrak etanol daun bidara dosis 50 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 2000 mg/kgBB secara oral sekali sehari selama 14 hari. Pengukuran kadar kreatinin dilakukan sebelum dan setelah pemberian ekstrak kemudian dilakukan analisa statistik untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap kelompok uji. Setelah itu, dilakukan pembedahan untuk pemeriksaan histopatologi ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun bidara selama 14 hari tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar kreatinin tikus (p<0,05). Hasil pemeriksaan histopatologi memperlihatkan adanya kerusakan seperti peradangan, degenerasi, kongesti dan nekrosis yang berbeda pada masing-masing kelompok dengan kerusakan terbesar pada dosis 2000 mg/kgBB. Pemberian berulang ekstrak etanol daun bidara secara oral tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar kreatinin tikus tetapi secara histopatologi menunjukkan adanya beberapa kerusakan terutama pada dosis 2000 mg/kgBB.