Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH TINGKAT KEASAMAN LARUTAN PENUMBUH PADA MORFOLOGI NANOROD FAUZIYYAH, SABRINA GHAIDA; PUTRI, AMARIS EVANIA; SARAGI, TOGAR; SYAKIR, NORMAN; SAFRIANI, LUSI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 13, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v13i01.48777

Abstract

Nanostruktur ZnO satu dimesi (1D), terutama nanorods, memiliki keunggulan diantaranya mudah difabrikasi, proses sederhana serta biaya yang relatif murah. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses fabrikasi nanorod ZnO adalah pH dari larutan penumbuhnya. Pada penelitian ini, ZnO akan ditumbuhkan pada seed layer ZnO menggunakan metode self-assembly pada kondisi penumbuhan dalam lingkungan asam (acidic growth) membentuk morfologi nanorod ZnO. Kondisi lingkungan asam dilakukan dengan menambahkan hydrochloric acid (HCl) pada saat proses penumbuhan. Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan asam, dilakukan variasi tingkat keasaman (pH) mulai dari 4, 5, dan 6. Hasil pengukuran X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa nanorod ZnO yang terbentuk memiliki struktur hexagonal wurtzite dengan orientasi bidang dominan pada hkl (002). Berdasarkan hasil foto Scanning Electron Microscope (SEM), pH larutan penumbuh mempengaruhi morfologi nanorod ZnO. Ukuran diameter nanorod ZnO mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya keasaman larutan penumbuh. Nanorod ZnO dengan pH 6 menunjukkan hasil nanorod yang paling merata dengan diameter paling kecil.Kata kunci: zinc oxide, nanorod, self-assembly, penumbuhan dalam lingkungan asam
PENGENALAN PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN DASAR BIODEGRADABLE PLASTIC DI DESA BOJONG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Panatarani, Camellia; Putri, Amaris Evania; Khalistia, Sarah Firka; Faizal, Ferry; Maulana, Dwindra Wilham; Joni, I Made
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.43261

Abstract

Sampah plastik konvensional menjadi suatu permasalahan karena sulit terurai. Penimbunan sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta berdampak pada kesehatan masyarakat maupun ternak sekitar. Salah satu solusi dalam menghadapi persoalan tersebut adalah melalui biodegradable plastic yang relatif lebih mudah terurai dibanding plastik konvensional. Biodegradable plastic dapat terbuat dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi. Bonggol atau tongkol jagung merupakan limbah lignoselulosik, yaitu limbah yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Desa Bojong memiliki komoditas utama yang ditanam dan diusahakan oleh warga setempat berupa jagung yang pemanfaatan (khususnya) pada limbah tongkol jagung masih terdapat keterbatasan. Jagung yang ditanam di Desa Bojong diperjualkan dalam bentuk mentah dan belum diolah. Terdapatnya persoalan terkait sampah plastik dan minimnya pemanfaatan tongkol jagung, menjadikan perlunya dilakukan kegiatan “Sosialisasi Biodegradable Plastic Berbahan Dasar Tongkol Jagung” kepada para petani jagung di Desa Bojong. Kegiatan dilakukan dengan metode dalam bentuk penyuluhan yang keseluruhan kegiatan meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu limbah plastik konvensional yang berdampak bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup serta pemanfaatan keunggulan pertanian Desa Bojong itu sendiri. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat, khususnya para petani jagung setempat mengenai pengolahan biodegradable plastic berbahan dasar tongkol jagung.Conventional plastic waste becomes a problem as it is difficult to decompose. The hoarding of plastic waste can cause environmental pollution and have an impact on the health of the people and surrounding livestock. One of the solutions in overcoming that issue is through biodegradable plastic which is relatively easier to decompose than conventional plastic. Biodegradable plastic can be made from agricultural waste that has a high cellulose content. Corn cobs are lignocellulosic waste, namely waste containing cellulose, hemicellulose, and lignin. Bojong Village has the main commodity in the form of corn, which utilization (especially) for corn corbs waste is still limited. Corn produced in Bojong Village is sold in raw and unprocessed form. From those issues related to plastic waste and the lack of use of corn cobs, conclude it necessary to carry out the "Socialization of Biodegradable Plastic Made of Corn Cobs" to the corn farmers in Bojong Village. This project is carried out using a method in the form of counseling, the whole activity includes the stages of preparation, implementation, and follow-up. This activity was carried out to increase public awareness about the issue of conventional plastic waste that has an impact on the environment and the health of living things as well as to take optimalize of the advantages of Bojong Village itself. The result of this activity is the increase of public knowledge, especially local corn farmers regarding the process of biodegradable plastic made from corn cobs.