Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Efek Penambahan Suspensi Nanokitosan pada Edible Coating terhadap Aktivitas Antibakteri Emma Rochima; Elisah Fiyanih; Eddy Afrianto; I Made Joni; Ujang Subhan; Camellia Panatarani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.035 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21461

Abstract

Edible coating atau edible film didefinisikan sebagai lapisan tipis yang dapat dikonsumsi dan berfungsi melindungi makanan dari kerusakan akibat kelembaban, oksigen, dan perpindahan zat terlarut. Komponen penyusun edible coating dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu hidrokoloid, lipid dan komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan edible coating berbasis karaginan-pati termodifikasi dengan penambahan suspensi nanokitosan hasil proses beads-milling sebagai bahan antibakteri dan aplikasinya pada buah strowberi. Suspensi edible dibuat dengan mengkombinasikan karaginan jenis kappa dengan pati termodifikasi dan penambahan larutan nanokitosan sebesar 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% (v/v). Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode zona hambat dan efek dari penggunaan edible coating ditentukan melalui susut bobot buah strawberry. Karakteristik edible coating yaitu ketebalan dan tingkat transparansi diukur dengan cara mencetak edible pada plat plastik sehingga membentuk film. Penambahan suspensi nanokitosan 1% v/v pada larutan edible cukup efektif menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus,hal ini terbukti setelah satu minggu, susut bobot buah strowberi yang dipapar dengan E.coli 6,13% lebih kecil jika dibandingkan dengan S.aureus  sebesar 6,26%.  Suspensi edible memilikiketebalan 0,065 mm dengan tingkat transparansi sebesar 82,56. sesuai standar Chroma Meter.
SINTESIS NANOKRISTAL LaPO4 YANG DIDOPING LOGAM TANAH JARANG DAN SIFAT LUMINISENSINYA Panatarani, C -; Faizal, F. -; Joni, I.M. -
Bionatura Vol 16, No 2 (2014): Bionatura Juli 2014
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.5 KB)

Abstract

Lanthanum ortophosphate (LaPO4) yang didopingdengan ion logam tanah jarang (Ce3+, Eu3+ dan Gd3+)telah disintesis dengan metode larutan sederhana.Larutan prekursor yang disiapkan sebagai sumberion logam tanah jarang berasal dari golongangaram nitrat yang mudah larut dalam air. Dalamrangka mencegah aglomerasi yang kuat antarpartikel, dalam proses sintesis, polyethylene glycol(MW 20.000) telah ditambahkan ke dalam larutanprekursor. Struktur dan ukuran kristal dari pertikelyang dihasilkan telah diinvestigasi menggunakanpola difraksi sinar-x dengan bantuan persamaanScherrer. Derajat kekristalan yang tinggi darinanokristal LaPO4 hasil sintesis menunjukkankesesuaian dengan JCPDS 32-0493. Berdasarkanspektrum fotoluminisensi dapat diamati bahwaLaPO4 telah berhasil diaktivasi menjadi phosphororange-merah dengan penambahan ion Eu3+ dan ionCe3+. Sedangkan ion Gd3+ tidak berhasil mengaktivasiLaPO4.Kata Kunci: Europium, Cerium, Gadolinium, LaPO4;Sintesis, Luminisensi.
Synthesis of Nano-Sized Yag:Ce3+ by Sol- Gel Method Loli Yusastri; I. M. Joni; C. Panatarani
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 19, No 2 (2008)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v19i2.152

Abstract

We have been successfully synthesized YAG- :Ce3+ nanoparticle (60 nm in sized) having high crystalinity by using low temperature sol gel method. Due to additional of polyethylene glycol into the precursor source has been avoid inter particle hard-agglomeration. The influence of difference heating process on the crystallinity of YAG:Ce3+ was studied by means of XRD characterization. The highest crystallinity of YAG:Ce3+ was achieved via two step heating at 900 and 1100oC.
Pengaruh suhu konversi termal pada kualitas film tipis PPV Fitrilawati Fitrilawati; Tuti Susilawati; Camellia Panatarani; P. Wulandari; Rustam Effendi Siregar
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2005)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.633 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v1i2.1003

Abstract

Dalam tulisan ini dilaporkan proses pembuatan polimer PPV menggunakan teknik prekursor yang diawali dengan pembuatan monomer garam sulfonium (sulphonium salt) dari senyawa − dikloro-p-silen dan tetrahidrotiofen, kemudian dilanjutkan dengan polimerisasi prekursor menggunakan teknik kondensasi, dan diakhiridengan proses konversi termal. Studi difokuskan pada pengaruh suhu yang digunakan dalam konversi termal terhadap kualitas film tipis PPV. Berdasarkan hasil pengukuran spektroskopi inframerah didapatkan bahwa kualitas film tipis PPV yang dihasilkan sangat bergantung pada suhu yang dipakai dalam proses konversi termal.
Analisis Mikrostruktur Partikel Zirkoniakalsia-silika (ZrO 2 -CaO-SiO ) Dari Pasir Zirkon Alam Indonesia Menggunakan Metode Spray Pyrolysis Elin Karlina; Nina Djustiana; I Made Joni; Renny Febrida; Camellia Panatarani; Akhyar Dyni Zakyah
Jurnal Material Kedokteran Gigi Vol 6 No 1 (2017): JMKG Vol 6 No 1 Maret 2017
Publisher : Ikatan Peminat Ilmu Material dan Alat Kedokteran Gigi (IPAMAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.79 KB) | DOI: 10.32793/jmkg.v6i1.261

Abstract

Indonesian Natural Sand, Zircon, is an Indonesia’s natural resource that contains zirconia, silica, titania and alumina. In Dentistry, zirconia as one of the content in natural zircon sand, have the potential to be the material for filler composites. The purpose of this research was to analyze the Zirconia-Calcium-Silicate Particle (ZrO2CaO-SiO2) synthesized from Indonesia natural sand, zircon, in microstructural way. Methods: By synthesizing ZirconiaCalcium-Silicate particle (ZrO2-CaO-SiO2) from Indonesia natural zircon sand, using spray pyrolysis method. A precursor solution that is used consists of zirconil nitrate (Zr (NO3) 2), sodium silicate (Na2SiO3), and calcium hydroxide (Ca (OH) 2). Variations in the temperature of the reactor that are used were 4000C, 4500C, and 5000C with a feed rate of 6 L / min and a piezoelectric frequency of 1.7 MHz. Result showed that the better content in zirconia-calcium-silicate is the one that was synthesized at a temperature of 4500C, based on the results of EDS, SEM and XRD. The composition that is obtained in the zirconia-calcium-silicate particle has a ratio of 1: 14: 4 with the size of 500-1000nm, and has a tetragonal crystal zirconium silicate structure and dicalcium monoclinic silicate. From this research it can be concluded that the result that was synthesized at a temperature of 4500C is adequate to use as a filler based on the characterization result of SEM and XRD.
PEMODELAN DAN SIMULASI TOPOLOGI SINGLE ENDED PRIMARY INDUCTOR CONVERTER (SEPIC) UNTUK MINI 3 PLUS WIND TURBINE Ryan Prasetiyo; Dwindra Wilham Maulana; Camellia Panatarani; I Made Joni
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 5 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.285 KB) | DOI: 10.21009/0305020129

Abstract

In order to have a DC-DC buck boost converter with performances as desired specifications, the design process was performed by developing a model and simulation. The purpose of this research was to design a converter applied for a MINI 3 plus Wind Turbine. The converter topology was designed with Single Ended Primary Inductor Converter (SEPIC) using a Continuous Conduction Mode (CCM). The output specifications of converter are input voltage 60 V, input current 7,5 A, output voltage 25 V, output current 4,17 A, and frequency 25kHz. The average state space method was used to obtain its transfer function. The transfer function represented the characteristics of an average state of SEPIC converter system. The characteristics and designed quality of SEPIC converter determined by system performance analysis. The results showed that as designed SEPIC converter achieved excellent performances and stability based on their overshoot, rise time, settling time, frequency, and location of pole-zeros. Incontrast, the designed SEPIC converter showed that converter increased the input voltage (boost mode) with duty cycle more than 50% and reduced voltage (buck mode) with duty cycle less than 50%. It was concluded that the designed converter system achieved excellent and stable performances. Keywords: SEPIC converter, state space analysis, transfer function, DC-DC converter.
[REVIEW] USAHA PENINGKATAN KELARUTAN DAN LAJU DISOLUSI ZAT AKTIF FARMASI SUKAR LARUT AIR Revika - Rachmaniar; Taofik - Rusdiana; Camellia - Panatarani; I Made Joni
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.678 KB) | DOI: 10.58327/jstfi.v6i2.64

Abstract

AbstrakKelarutan dan laju disolusi obat pada saluran gastrointestinal merupakan parameter dalam mengendalikan absorpsi dan bioavaibilitas obat. Obat yang sulit larut air dan disolusi rendah dalam cairan gastrointestinal akan menghasilkan bioavaibilitas oral rendah sehingga peningkatan kelarutan dan laju disolusi menjadi tantangan. Salah satu upaya mengatasinya adalah dengan menurunkan ukuran partikel, tapi partikel kecil yang terbentuk berpotensi membentuk aglomerasi dan agregasi. Karya tulis ini merupakan kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui teknologi rekayasa partikel dalam rangka mengatasi permasalahan kelarutan dan laju disolusi yang rendah. Upaya meningkatkan kelarutan dan laju disolusi, yaitu modifikasi ukuran partikel, kristalinitas, modifikasi permukaan, dan teknologi preparasi partikel. Penurunan ukuran partikel obat dapat meningkatkan luas permukaan kontak obat dan media disolusi sehingga laju absorpsi meningkat. Namun, semakin kecil ukuran partikel dikhawatirkan terjadi aglomerasi dan agregasi karena efek elektrostatik. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya aglomerasi dan agregasi perlu ditambahkan stabilizer. Gugus fungsi pada stabilizer berfungsi untuk membantu meningkatkan obat yang sulit larut air, seperti polimer dan surfaktan. Partikel yang memiliki kristalinitas rendah (amorf) dapat memperbaiki kelarutan dan laju disolusi dengan luas permukaannya yang lebih besar dibandingkan partikel yang memiliki kristalinitas tinggi. Salah satu teknologi yang sering digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan disolusi obat yang sukar larut air adalah spray drying. Kata kunci: spray drying, kelarutan, disolusi AbstractSolubility and dissolution rate of drug in gastrointestinal tract is an important in controlling absorption and bioavailability. Water insoluble and low dissolution drug will result low oral bioavailability. An effort to solve it is by reducing particle size, but fine particles have potential to form aggregation. This paper is a review which is aimed to determine the particle engineering technology in order to solve problems of solubility and dissolution rate. Several efforts of modification to increase solubility and dissolution rate, which is modification of particle size, crystallinity, surface, and preparation of particle technology. Decreasing size of drug particles can increas contact surface area of drug and dissolution medium so that the rate of drug absorption increases. However, agglomeration and aggregation occur in fine particle because of electrostatic effects. Therefore, stabilizer is needed to prevent aggregation. The functional groups on stabilizer has another function which improve the water insoluble drugs, such as polymers and surfactants. Particles which have a low crystallinity (amorphous) can improve the solubility and dissolution rate with a surface area larger than the particles which have high crystallinity. A technology which is often used in order to improve solubility and dissolution of water insoluble drugs is spray drying.  Keywords: spray drying, solubility,dissolution 
Peningkatan Disolusi dan Stabilitas Efavirenz Menggunakan Beberapa Metode Dispersi Padat Meylani Sutoro; Yoga Windhu Wardhana; Camellia Panatarani
Majalah Farmasetika Vol 8, No 5 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v8i5.40510

Abstract

Efavirenz merupakan obat terapi AIDS yang memiliki beberapa bentuk polimorf. Beberapa bentuk polimorf akan memiliki perbedaan dalam disolusi dan stabiltasnya. Dispersi padat merupakan dispersi bahan aktif farmasi kedalam pembawa yang hidrofilik, yang bertujuan untuk meningkatkan disolusi dan stabilitasnya. Beberapa metode dispersi padat efavirenz pada penelitian sebelumnya yang berpotensi dalam meningkatkan kelarutan, disolusi, dan stabilitas efavirenz diantaranya hot melt extrusion, penguapan pelarut, pengeringan semprot, pengeringan beku, dan pengadukan (kneading). Diantara kelima metode dispersi padat yang dapat dirujuk diantara metode lainnya dalam meningkatkan kelarutan, disolusi, dan stabilitas adalah hot melt extrusion karena telah dilakukan uji kelarutan dan disolusi dengan peningkatan kelarutan rentang hingga 5,45 kali dan peningkatan disolusi hingga 9 kali dibandingkan efavirenz murni, serta pengujian stabilitas tetap stabil setelah dilakukan selama 1-6 bulan. Namun metode lainnya terkecuali penguapan pelarut (karena tidak meningkatkan profil disolusi meskipun stabil dalam penyimpanan 1 bulan), seperti pengeringan semprot, pengeringan beku, dan pengadukan (kneading) dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan dispersi padat untuk meningkatkan kelarutan, disolusi, dan stabilitas efavirenz. Peningkatan stabilitas setelah penyimpanan salah satunya ditandai dengan stabil dalam bentuk amorf, stabil atau serupa dalam kelarutan, profil pelepasan dan kandungannya. Perbaikan stabilitas penyimpanan dispersi padat perlu disesuaikan antara parameter metode dispersi padat (terutama suhu dan perilaku mekanis) dengan sifat pembawa dan atau eksipien lain yang akan digunakan (seperti pelarut, plastizer dsb.).
Pengaruh Subletal Nanosuspensi Lantana camara Linnaeus dalam Menghambat Perkembangan dan Lolos Hidup Larva Croccidolomia pavonana Fabricius (Lepidoptera: Crambidae) Melanie, Melanie; Hermawan, Wawan; Rustama, Mia Miranti; Malini, Desak Made; Husodo, Teguh; Panatarani, Camellia; Joni, I Made
Agrikultura Vol 34, No 1 (2023): April, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i1.43164

Abstract

Aplikasi insektisida sintetik pada tanaman kubis seringkali mendapatkan kendala, salah satunya karena insektisida tidak dapat merekat dengan baik pada permukaan daun kubis yang mengandung lapisan lilin. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan formulasi nanosuspensi bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan larva Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis. Nanosuspensi Fraksi Etil Asetat (FEA) daun Lantana camara telah diketahui berpotensi sebagai antifidan terhadap larva C. pavonana. Formula nanosuspensi dengan rasio surfaktan (SOR 9, 11, 12, dan 14) di formulasikan dalam media air menggunakan metode emulsi sederhana energi rendah ditambah dengan interferensi ultrasonikasi. Uji bioassay dilakukan untuk menentukan kategori toksisitas dan bioaktivitas nanosuspensi pada konsentrasi subletal terhadap perkembangan larva hingga pupa C. pavonana. Formula nanosuspensi FEA L. camara  dengan variasi SOR 11 (D= 76,6 nm; PI= 0,589; Z = -4,4 mV) diketahui terdispersi dalam media air yang terbaik diantara variasi komposisi formula lainnya. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa efek subletal nanosuspensi (SOR 11) LC50 48 jam (2.948 ppm) dan LC50 72 jam (3.897 ppm) dikategorikan sebagai toksikan sedang, dan secara nyata menghambat perkembangan dan lolos hidup larva C. pavonana instar 3 menuju pre-pupa (P<0,05), dengan rata-rata waktu perkembangan terlama 6,5 hari (SOR 11), dan persentase lolos hidup terendah instar 4 menuju fase pupa pada perlakuan SOR 11 (13,33%). Pupa diketahui tidak mampu berkembang ke tahap imago pada semua variasi SOR, yang diindikasikan melalui cacat dan kematian pupa. Dengan demikian, toksisitas nanosuspensi FEA L. camara  yang rendah menjadikannya formula yang efektif dan berpotensi utuk mencegah resistensi C. pavonana.
PENGENALAN PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN DASAR BIODEGRADABLE PLASTIC DI DESA BOJONG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Panatarani, Camellia; Putri, Amaris Evania; Khalistia, Sarah Firka; Faizal, Ferry; Maulana, Dwindra Wilham; Joni, I Made
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.43261

Abstract

Sampah plastik konvensional menjadi suatu permasalahan karena sulit terurai. Penimbunan sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta berdampak pada kesehatan masyarakat maupun ternak sekitar. Salah satu solusi dalam menghadapi persoalan tersebut adalah melalui biodegradable plastic yang relatif lebih mudah terurai dibanding plastik konvensional. Biodegradable plastic dapat terbuat dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi. Bonggol atau tongkol jagung merupakan limbah lignoselulosik, yaitu limbah yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Desa Bojong memiliki komoditas utama yang ditanam dan diusahakan oleh warga setempat berupa jagung yang pemanfaatan (khususnya) pada limbah tongkol jagung masih terdapat keterbatasan. Jagung yang ditanam di Desa Bojong diperjualkan dalam bentuk mentah dan belum diolah. Terdapatnya persoalan terkait sampah plastik dan minimnya pemanfaatan tongkol jagung, menjadikan perlunya dilakukan kegiatan “Sosialisasi Biodegradable Plastic Berbahan Dasar Tongkol Jagung” kepada para petani jagung di Desa Bojong. Kegiatan dilakukan dengan metode dalam bentuk penyuluhan yang keseluruhan kegiatan meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu limbah plastik konvensional yang berdampak bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup serta pemanfaatan keunggulan pertanian Desa Bojong itu sendiri. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat, khususnya para petani jagung setempat mengenai pengolahan biodegradable plastic berbahan dasar tongkol jagung.Conventional plastic waste becomes a problem as it is difficult to decompose. The hoarding of plastic waste can cause environmental pollution and have an impact on the health of the people and surrounding livestock. One of the solutions in overcoming that issue is through biodegradable plastic which is relatively easier to decompose than conventional plastic. Biodegradable plastic can be made from agricultural waste that has a high cellulose content. Corn cobs are lignocellulosic waste, namely waste containing cellulose, hemicellulose, and lignin. Bojong Village has the main commodity in the form of corn, which utilization (especially) for corn corbs waste is still limited. Corn produced in Bojong Village is sold in raw and unprocessed form. From those issues related to plastic waste and the lack of use of corn cobs, conclude it necessary to carry out the "Socialization of Biodegradable Plastic Made of Corn Cobs" to the corn farmers in Bojong Village. This project is carried out using a method in the form of counseling, the whole activity includes the stages of preparation, implementation, and follow-up. This activity was carried out to increase public awareness about the issue of conventional plastic waste that has an impact on the environment and the health of living things as well as to take optimalize of the advantages of Bojong Village itself. The result of this activity is the increase of public knowledge, especially local corn farmers regarding the process of biodegradable plastic made from corn cobs.