Pendahuluan: Dismenorea primer merupakan masalah ginekologis yang paling umum pada wanita dan seringkali menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari. Prevalensi dismenorea primer di Indonesia mencapai 54,89% dan paling banyak ditemukan pada usia produktif. Dismenorea dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik. Secara global, 84% wanita dinyatakan kurang melakukan aktivitas fisik. Tingginya prevalensi dismenorea primer dan persentase wanita yang kurang melakukan aktivitas fisik merupakan dasar ketertarikan dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara intensitas aktivitas fisik dengan derajat keparahan dismenorea primer. Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi analitik potong lintang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2020 dengan total 107 responden yang memiliki usia berkisar antara 17 hingga 22 tahun. Pengambilan data penelitian menggunakan Kuesioner Baecke untuk menilai intensitas aktivitas fisik dan Verbal Multidimensional Scoring System dan Visual Analog Scale untuk menentukan derajat dismenorea primer. Analisis bivariat hubungan intensitas aktivitas fisik dengan derajat keparahan dismenorea primer menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami dismenorea primer derajat 1 (45,8%) dan memiliki tingkat intensitas aktivitas fisik sedang (58,9%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas aktivitas fisik dengan derajat keparahan dismenorea primer (p=0,290). Simpulan: Tidak ada hubungan antara intensitas aktivitas fisik dengan derajat keparahan dismenorea primer.