Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Nusantara Journal of Behavioral and Social Science

Bandung Gardening: Hydroponic Salads Latue, Theochrasia; Latue, Philia Christi; Rakuasa, Heinrich
Nusantara Journal of Behavioral and Social Science Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/202330

Abstract

Urban agriculture not only plays an important role in creating sustainable cities but also influences the spatial structure of urban landscapes and communities. One of the small-scale (community) urban agriculture activities is community gardening. In Bandung City, this activity was initiated by the Bandung Gardening community. One of the work programs that can be done for the Bandung gardening community is to make a hydroponic salad. Hydroponics is the cultivation of plants using water without using soil. This research used a descriptive qualitative approach.  The results showed that hydroponics is an efficient and effective method to produce high-quality salads in an urban environment like Bandung. Hydroponic plants tend to grow faster than those in soil, with higher yields and better nutritional quality. The success of this hydroponic technique is supported by the reduced use of water and less land compared to traditional farming. Hydroponic systems work by allowing control over environmental conditions, such as temperature, pH balance, and maximizing exposure to nutrients and water. Despite being grown in a water medium, hydroponic farming can actually save water. This is because the water used is not absorbed by the soil. The water is absorbed by the plants better. Hydroponic farming is also more energy-efficient because it is done without non-renewable energy such as electricity. Abstrak: Pertanian perkotaan tidak hanya memainkan peran penting dalam menciptakan kota yang berkelanjutan tetapi juga mempengaruhi struktur spasial lanskap perkotaan dan masyarakat. Salah satu kegiatan pertanian perkotaan skala kecil (masyarakat) berupa kebun masyarakat. Di Kota Bandung kegiatan ini digagas oleh komunitas Bandung Gardening. Salah satu program kerja yang dapat dilakukan untuk komunitas berkebun Bandung adalah membuat salad hidroponik. Hidroponik adalah budidaya tanaman dengan menggunakan air tanpa menggunakan tanah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidroponik merupakan metode yang efisien dan efektif untuk menghasilkan salad berkualitas tinggi di lingkungan perkotaan seperti Bandung. Pertumbuhan tanaman hidroponik cenderung lebih cepat daripada yang dalam tanah, dengan hasil panen yang lebih tinggi dan kualitas nutrisi yang lebih baik. Keberhasilan teknik hidroponik ini didukung oleh pengurangan penggunaan air dan lahan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pertanian tradisional. Sistem hidroponik bekerja dengan memungkinkan kontrol atas kondisi lingkungan, seperti suhu, keseimbangan pH, dan memaksimalkan paparan nutrisi dan air. Meski ditanam di media air, bercocok tanam hidroponik sebenarnya bisa menghemat air. Hal ini dikarenakan air yang digunakan tidak terserap oleh tanah. Air diserap oleh tanaman lebih baik. Pertanian hidroponik juga lebih hemat energi karena dilakukan tanpa energi tak terbarukan seperti listrik.
Regional Development Planning and Policy in the Aspects of Vulnerability and Disaster Resilient Cities: A Review Latue, Theochrasia; Latue, Philia C; Sihasale, Daniel A; Rakuasa, Heinrich
Nusantara Journal of Behavioral and Social Science Vol. 2 No. 3 (2023)
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/202333

Abstract

Disaster management in the world has undergone a paradigm change that is from responsive to preventive, from sectoral to multi-sector, from government responsibility solely to joint responsibility, centralization to decentralization and from emergency response to disaster risk reduction. Based on 6 directives of the President of the Republic of Indonesia delivered during the Rakornas PB (Disaster Management) at surabaya, February 2, 2019 one of which is "Regional development planning must be based on aspects of DRR (Disaster Risk Reduction)". Disaster risk-based regional development planning aims to reduce the impact of disaster risk including, threats, vulnerabilities, and capacity. Vulnerability assessment in areas that have the potential to experience disaster events is one of the important factors that must be reviewed in disaster mitigation efforts. Vulnerability assessment with the concept of data from wisdom allows local policymakers to recognize their specific situation in the broader context of a similar situation, providing regional perspectives and important connections between regions. Based on the efforts that have been integrated between the program into city spatial planning, it is hoped that it can increase the resilience of the City in facing disasters and adapt to climate change. Abstrak: Penanggulangan bencana di dunia telah mengalami perubahan paradigma yaitu dari responsif menjadi preventif, dari sektoral menjadi multi sektor, dari tanggung jawab pemerintah semata menjadi tanggung jawab bersama, sentralisasi menjadi desentralisasi dan dari tanggap darurat menjadi pengurangan risiko bencana. Berdasarkan 6 arahan Presiden Republik Indonesia yang disampaikan pada saat Rakornas PB (Penanggulangan Bencana) di surabaya, 2 Februari 2019 salah satunya adalah "Perencanaan pembangunan daerah harus berbasis pada aspek PRB (Pengurangan Resiko Bencana)". Perencanaan pembangunan daerah berbasis risiko bencana bertujuan untuk mengurangi dampak risiko bencana yang meliputi, ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Penilaian kerentanan pada wilayah yang berpotensi mengalami kejadian bencana merupakan salah satu faktor penting yang harus dikaji dalam upaya mitigasi bencana. Penilaian kerentanan dengan konsep data dari kearifan memungkinkan para pembuat kebijakan lokal untuk mengenali situasi spesifik mereka dalam konteks yang lebih luas dari situasi yang sama, memberikan perspektif regional dan hubungan penting antar wilayah. Berdasarkan upaya yang telah diintegrasikan antara program tersebut ke dalam perencanaan tata ruang kota, diharapkan dapat meningkatkan ketangguhan Kota dalam menghadapi bencana dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.