Konsep pemikiran di dalam ruang lingkup lingkungan, menekankan pemahaman tentang hakikat alam semesta dan hakikat kehidupan untuk menentukan perilaku manusia terhadap alam semesta dan kehidupan di dalamnya. Peranan keilmuan disini, dibuat sebagai alternatif pemahaman pemikiran ilmu dan agama, tetapi kesemuanya saling berdialog, seperti sebuah siklus, di mana saling membutuhkan dan bekerjasama mengatasi problem kehidupan ini. Kearifan ekologi yang terdapat pada kearifan lokal (local wisdom), asketisme yang ada pada ilmu pengetahuan dan etika filosofis (ekosentrisme) dapat digunakan sebagai alternatif untuk mencegah kerusakan lingkungan, yang dikarenakan sistem kapitalisme, kaum sekuler, kaum atheisme dan termasuk juga agama yang telah kehilangan orientasi penyelamatan lingkungan dan ilmu yang gemar mengeksploitasi alam secara besar-besaran. Pemerintah dipandang perlu untuk mempertimbangkan kembali secara mendalam kebijakan dan/atau regulasi yang hendak diambil pada masa mendatang, termasuk di dalamnya pendesainan ulang kebijakan dan/atau regulasi supaya lebih adaptif dan responsif terhadap isu-isu lingkungan hidup pada tataran nasional, regional, dan global, serta pelibatan unsur etika ke dalam konsep pembangunan yang dijalankan pada suatu negara. The concept of thinking within the environmental scope emphasizes understanding the nature of the universe and the nature of life to determine human behavior towards the universe and life in it. The role of science here is created as an alternative understanding of scientific and religious thought, but all of them are in dialogue with each other, like a cycle, where they need each other and work together to overcome the problems of this life. Ecological wisdom contained in local wisdom, asceticism contained in science and philosophical ethics (ecocentrism) can be used as an alternative to prevent environmental damage, which is caused by the capitalist system, secularism, atheism and including religions that have lost environmental saving orientation and science that likes to exploit nature on a large scale. It is deemed necessary for the government to deeply reconsider the policies and/or regulations it intends to adopt in the future, including redesigning policies and/or regulations so that they are more adaptive and responsive to environmental issues at the national, regional and global levels, as well as the involvement of ethical elements in the development concept carried out in a country.