Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Keragaman Spasial Faktor-faktor Penentu Harga Jual Rumah di Kota Depok Fikri, Arie; Pravitasari, Andrea Emma; Indraprahasta, Galuh Syahbana
TATALOKA Vol 26, No 2 (2024): Volume 26 No. 2, May 2024
Publisher : Universitas Diponegoro Publishing Group, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.26.2.110-125

Abstract

Pembangunan kawasan perumahan menjadi primadona di Kota Depok mengingat letaknya yang strategis sebagai kota satelit Jakarta dengan fasilitas yang relatif memadai. Sebagai dampaknya, terjadi lonjakan penduduk yang terus meningkat. Hal ini kemudian berujung pada peningkatan harga jual rumah yang tidak terkendali dengan wajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor penentu harga jual rumah dan memberikan arahan spasial terkait pengendalian harga jual rumah di Kota Depok. Metode regresi Ordinary Least Square (OLS) dan Geographically Weighted Regression (GWR) digunakan untuk menjawab tujuan tersebut. Hasil analisis regresi OLS mengungkapkan bahwa dimensi struktural dan atribut lokasi fasilitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penentuan harga jual rumah. Selain itu, hasil analisis GWR mengungkapkan bahwa atribut lokasi fasilitas berupa jarak ke Central Business District (CBD) Jakarta dinilai dapat berperan efektif sebagai instrumen pengendali harga jual rumah demi pemanfaatan ruang berkelanjutan di Kota Depok.
The Impact of Job Automation On Workers In Indonesia’s Garment Companies Pitaloka, Ardanareswari Ayu; Ariyani, Luthfina; Indraprahasta, Galuh Syahbana
STI Policy and Management Journal Vol 9, No 1 (2024): STI Policy and Management
Publisher : National Research and Innovation Agency, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/STIPM.2024.385

Abstract

JJob automation through the adoption of more advanced technologies under the fourth industrial revolution (Industry 4.0) has significantly impacted many countries, including Indonesia. In particular, the abundance of Indonesia’s human resources, given the country’s demographic bonus, is challenged by the skills of workers. In this study, our departure is the potential conflict of the human-technology nexus in Indonesia’s garment industry, a labor-intensive line of industry. The objectives of this study are twofold. First, it aims to dissect the multi-level factors in the adoption of Industry 4.0 technology in Indonesia’s garment industry. Second, it aims to understand the impact of job automation on labor-intensive workers in Indonesia’s garment industry. Based on a number of semi-structured interviews supported by relevant secondary data, this study reveals that multi-level factors do affect the adoption of Industry 4.0 technology and its entailing shift in workers’ utilization in Indonesia’s garment industry. Instead of replacing workers, Indonesia’s garment companies tend to utilize technology as a complementary element. However, there is a need to shift the state of industrial workers, in terms of their mindset and skills    Keywords: Job Automation, Garment Industry, Labour Intensive, Indonesia
Dimensi Spasial Determinan Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh Almismary, Muhammad Fathahillah Dewantara; Panuju, Dyah Retno; Indraprahasta, Galuh Syahbana
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 20, No 4 (2024): JPWK Volume 20 No. 4 December 2024
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v20i4.59542

Abstract

Kemiskinan merupakan masalah sosial serius di Indonesia, termasuk di Provinsi Aceh, dengan persentase penduduk miskin sebesar 14,75% pada tahun 2022, menjadikannya salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran kemiskinan dan faktor-faktor yang memengaruhinya di Provinsi Aceh menggunakan model Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) dengan alat analisis Indeks Moran, LISA (Local Indicator of Spatial Autocorrelation), dan GWR (Geographically Weighted Regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran kemiskinan pada 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh merupakan acak (random), dengan tiga kabupaten/kota:  Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Selatan memiliki autokorelasi spasial signifikan pada tingkat 0,01–0,05. Pada tahun 2012 dan 2017, variabel bebas mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel terikat sebesar 48%–56%, sedangkan pada tahun 2022 hanya sebesar 42%–49%. Variabel bebas seperti tingkat pengangguran terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) dan kepadatan penduduk memberikan pengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan. Namun, pada tahun 2017, laju pertumbuhan PDRB ADHK memberikan pengaruh positif terhadap kemiskinan. Pengaruh variabel bebas sangat kompleks, tidak selalu mengikuti pola yang sama serta bervariasi antarwilayah dan periode waktu, sehingga strategi pengentasan kemiskinan memerlukan pendekatan berbasis lokal.
Merevitalisasi UMKM Kabupaten Bekasi Melalui Transformasi Digital: Tinajuan PCA dan Analisis Spasial Fauzi, Firman; Siregar, Hermanto; Barus, Baba; Indraprahasta, Galuh Syahbana
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 21 No. 1 (2025): JBK-Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Badung Bali: Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/jbk.v21i1.43-65

Abstract

Digital transformation is a pivotal factor in enhancing the competitiveness and resilience of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs). This study examines the key determinants influencing MSME digitalization in Kabupaten Bekasi through Principal Component Analysis (PCA) and spatial analysis. The PCA results identify five primary factors: individual readiness, organizational capability, cultural mindset, regulatory support, and ecosystem infrastructure. Spatial analysis employing the Moran’s Index and Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) reveals an uneven digital adoption pattern across 23 districts, forming four distinct clusters: High-High, High-Low, Low-High, and Low-Low.The findings underscore that MSME digitalization success is not solely contingent on individual readiness but is also shaped by institutional support, government policies, and the broader digital ecosystem. Consequently, a cluster-based digital transformation strategy is imperative: advanced clusters (High-High) should serve as role models, while lagging clusters (Low-Low) require targeted interventions, including infrastructure development and digital literacy initiatives. This study provides a robust foundation for policymakers to design more effective, evidence-based interventions aimed at fostering inclusive and sustainable MSME digitalization.
Kemajuan Perencanaan dan Dampak Potensial Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Skala Utilitas di Waduk Cirata, Jawa Barat Asirin, Asirin; Siregar, Hermanto; Juanda, Bambang; Indraprahasta, Galuh Syahbana
Jurnal Wilayah dan Lingkungan Vol 11, No 2 (2023): August 2023
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jwl.11.2.108-125

Abstract