Penelitian ini mengkaji penerapan fiduciary duty terhadap direksi dalam konteks kasus pencurian aset oleh pekerja dengan fokus pada bagaimana kelalaian pengawasan dapat mengarah pada pertanggungjawaban hukum yang melekat pada jabatan direksi sebagai organ pengurus perseroan. Fenomena pencurian aset internal menunjukkan bahwa risiko kerugian perusahaan tidak hanya berasal dari pihak eksternal, tetapi juga dari individu yang berada dalam struktur operasional perusahaan, sehingga efektivitas pengawasan internal menjadi elemen fundamental dalam menilai keberhasilan tugas fidusia direksi. Analisis dilakukan melalui metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan kasus untuk mengidentifikasi standar kehati-hatian profesional (duty of care) serta standar loyalitas (duty of loyalty) yang wajib dilaksanakan oleh direksi dalam menjalankan fungsi pengurusan dan pengendalian aset perusahaan. Temuan menunjukkan bahwa kelalaian direksi dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi sistem pengendalian internal dapat dikategorikan sebagai pelanggaran fiduciary duty yang menimbulkan konsekuensi perdata maupun pidana, karena pengawasan merupakan kewajiban yang tidak dapat didelegasikan kepada pihak lain. Selain itu, penelitian ini menegaskan bahwa implementasi Good Corporate Governance berfungsi sebagai instrumen struktural untuk mengukur kualitas pengawasan internal dan tingkat akuntabilitas direksi dalam menjaga kepentingan perusahaan. Kontribusi penelitian ini terletak pada identifikasi hubungan simultan antara kelalaian pengawasan, pelanggaran fiduciary duty, dan kerentanan aset perusahaan, sehingga memberikan landasan teoretis dan praktis bagi perusahaan dalam merancang sistem pengawasan yang lebih adaptif, terukur, dan efektif. This study examines the application of fiduciary duty to the board of directors in cases involving asset theft committed by employees, with a specific focus on how supervisory negligence can lead to legal accountability inherent in the position of directors as the primary managerial organ of a corporation. The phenomenon of internal asset theft demonstrates that corporate losses do not solely originate from external actors but may also arise from individuals within the operational structure of the company, highlighting the centrality of internal control mechanisms as the primary benchmark for evaluating the fulfillment of directors' fiduciary responsibilities. This research employs a normative juridical method through statutory, conceptual, and case approaches to identify the standards of professional prudence (duty of care) and loyalty (duty of loyalty) that directors must uphold in managing corporate assets and ensuring proper oversight. The findings indicate that failures in establishing, implementing, and maintaining an effective internal control system may constitute a breach of fiduciary duty, giving rise to civil or even criminal liability, since supervisory obligations are non-delegable in nature. Moreover, the study emphasizes that the implementation of Good Corporate Governance serves as a structural mechanism for assessing the quality of internal supervision and the extent of directors' accountability in protecting corporate interests. The contribution of this research lies in its systematic identification of the simultaneous relationship between supervisory negligence, breaches of fiduciary duty, and corporate asset vulnerability, thereby offering both theoretical insights and practical guidance for companies to design more adaptive, measurable, and effective internal control systems.