Siallagan, Stephani Intan Maritho
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Organologi Musik Pompang Toraja: Bentuk, Fungsi, dan Makna Malino, Sernilia; Sambira, Zefanya; Allo, Hasrat Dewy Rante; Asyer, Vangky; Dase’, Admadi Balloara; Siallagan, Stephani Intan Maritho
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 6 No 2 (2023): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/tonika.v6i2.526

Abstract

Fenomena saat ini di dalam masyarakat Toraja, minat generasi muda terhadap musik pompang mulai berkurang, bukan hanya minat tetapi pewarisan dan pelestarian musik Pompang juga masih sangat minim. Fenomena tersebut membuat kurangnya kajian literatur mengenai musik pompang di Toraja baik itu bentuk, fungsi, dan maknanya maka, artikel ini bertujuan untuk membahas tentang kajian organology musik pompang Toraja yang di dalamnya membahas bentuk, fungsi, dan makna pompang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berfokus menjabarkan realitas sosial sesuai keadaan di lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan organology. Data diperoleh langsung dari seorang maestro musik pompang yaitu Bapak Samuel Linggi yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data di lakukan dengan cara mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pompang merupakan salah satu alat musik tradisional yang ada di Toraja dan bukan musik etnik yang berbahan bambu khas Toraja. Pompang termasuk dalam kategori alat musik aerophone dan dimainkan secara ansambel. Alat musik ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu 1) bambu ukuran besar yang berfungsi sebagai lubang resonansi; 2) bambu ukuran sedang berfungsi sebagai pengantar udara; 3) dan bambu ukuran kecil untuk meniup. Wilayah suara pompang terdiri dari fa rendah (F2) dan nada tertinggi adalah mi tinggi (E5). Secara fungsional pompang memiliki nilai estetika dan ekonomi. Dikatakan nilai estetika karena rangkaian nada yang dihasilkan pompang memberikan keindahan yang unik dan natural, sedangkkan nilai ekonomi berkaitan dengan eksistensi pompang yang dapat memberikan sumber pendapatan bagi pengrajin dan pemain musik pompang.
Pementasan Tari Sayo pada Upacara Kematian di Tamalea Sulawesi Barat Berdasarkan Analisis Etno-Teologis Tanan, Rina Lestari; Lilo, Deflit Dujerslaim; Siallagan, Stephani Intan Maritho
LOKO KADA TUO: Jurnal Teologi Kontekstual dan oikumenis Vol. 2 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAMASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70418/lkt.v2i2.39

Abstract

Pokok masalah dari penelitian ini adalah budaya yang berada di Tamalea, secara khusus tari Sayo yang di pentaskan pada upacara kematian, dan untuk mencari makna yang terdapat di dalamnya maka peneliti menggunakan kajian etno-teologis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai makna dari pementasan tari Sayo pada upacara kematian di Tamalea, Desa Bonehau, Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara. Temuan penelitian ini mencakup tiga makna. Pertama, makna sosial yaitu bahwa pementasan tari Sayo bagi orang yang meninggal sebagai bentuk ekspresi relasi sosial yang tetap terjaga antara orang yang masih hidup dan yang telah meniggal. Kedua, dari segi budaya, pementasan tari Sayo tidak sekadar dipandang sebagai kesenian tapi suatu warisan luhur dari nenek moyang yang harus dilestarikan ke generasi berikutnya. Ketiga, pementasan tari Sayo untuk melepas jenazah juga mengandung makna religius yaitu sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada anggota keluarga yang telah meninggal.