Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN WAKATOBI BERDASARKAN ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN Hasan, Ridwan; M. Bakar, Mukmin; Afriyanto, La Ode Fito; Wista, Wista; La Padu, La Padu
Jurnal Multidisipliner Kapalamada Vol. 1 No. 01 (2022): JURNAL MULTIDISIPLINER KAPALAMADA
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/kapalamada.v1i01.57

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk memetakan komoditas sektor perikanan Kabupaten Wakatobi. Data yang digunakan dalam penelitian ini data komoditas perikanan Kabupaten Wakatobi yang bersumber dari BPS Kabupaten Wakatobi. Alat analisis yang digunakan untum menjawab tujuan penelitian adalah analisis topologi klassen. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa komoiditas perikanan keunggulan di Kabupaten Wakatobi adalah tuna, baronang dan cakalang. Komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan adalah tongkol. Komoditas perikanan yang berkembang adalah Kuwe. Dan komoditas perikanan yang terbelakang adalah Kakap Merah, Biji Nangka, Ikan Kembung dan Gurita. Komoditas unggul ini jika tidak dikelola dengan baik dapat bergeser menjadi komoditas potensial, yakni pertumbuhannya akan menurun meskipun jumlahnya masih cukup besar. Untuk komoditas berkembang pemerintah perlu melakukan upaya optimalisasi melalui intenfikasi. Komoditas berkembang merupakan prospek bagi daerah karena masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi kontribusi komoditas tersebut sehingga menjadi komoditas unggulan. Tapi jika sektor berkembang ini tidak dikelola dengan baik, maka dapat jadi komoditas berkembang akan turun menjadi komoditas terbelakang. komoditas potensial perlu pembenahan sebab komoditas potensial ini memberikan kontribusi besar bagi sektor perikanan tetapi pertumbuhannya sudah mulai menurun. Jika komoditas potensial ini tidak diperhatikan, maka bisa jadi berubah menjadi terbelakang. Untuk komoditas terbelakang sebisa mungkin pemerintah berupaya meningkatkan kontribusinya meskipun komoditas ini cukup sulit untuk dijadikan daya saing daerah
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN WAKATOBI BERDASARKAN ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN Hasan, Ridwan; M. Bakar, Mukmin; Afriyanto, La Ode Fito; Wista, Wista; La Padu, La Padu
Jurnal Multidisipliner Kapalamada Vol. 1 No. 01 (2022): JURNAL MULTIDISIPLINER KAPALAMADA
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62668/kapalamada.v1i01.57

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk memetakan komoditas sektor perikanan Kabupaten Wakatobi. Data yang digunakan dalam penelitian ini data komoditas perikanan Kabupaten Wakatobi yang bersumber dari BPS Kabupaten Wakatobi. Alat analisis yang digunakan untum menjawab tujuan penelitian adalah analisis topologi klassen. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa komoiditas perikanan keunggulan di Kabupaten Wakatobi adalah tuna, baronang dan cakalang. Komoditas perikanan yang potensial untuk dikembangkan adalah tongkol. Komoditas perikanan yang berkembang adalah Kuwe. Dan komoditas perikanan yang terbelakang adalah Kakap Merah, Biji Nangka, Ikan Kembung dan Gurita. Komoditas unggul ini jika tidak dikelola dengan baik dapat bergeser menjadi komoditas potensial, yakni pertumbuhannya akan menurun meskipun jumlahnya masih cukup besar. Untuk komoditas berkembang pemerintah perlu melakukan upaya optimalisasi melalui intenfikasi. Komoditas berkembang merupakan prospek bagi daerah karena masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi kontribusi komoditas tersebut sehingga menjadi komoditas unggulan. Tapi jika sektor berkembang ini tidak dikelola dengan baik, maka dapat jadi komoditas berkembang akan turun menjadi komoditas terbelakang. komoditas potensial perlu pembenahan sebab komoditas potensial ini memberikan kontribusi besar bagi sektor perikanan tetapi pertumbuhannya sudah mulai menurun. Jika komoditas potensial ini tidak diperhatikan, maka bisa jadi berubah menjadi terbelakang. Untuk komoditas terbelakang sebisa mungkin pemerintah berupaya meningkatkan kontribusinya meskipun komoditas ini cukup sulit untuk dijadikan daya saing daerah