Pembangunan dan reklamasi di Teluk Jakarta melalui proyek Jakarta Giant Sea Wall (JGSW), memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan perairan, kehidupan laut, dan masyarakat pesisir. Proyek ini dimulai untuk menanggulangi masalah banjir dan kepadatan penduduk di Jakarta dengan membangun 18 pulau buatan sepanjang pantai teluk. Meskipun proyek reklamasi ini telah dihentikan sejak 2018, dampaknya tetap terasa pada lingkungan. Studi ini menganalisis perubahan kondisi teluk Jakarta sebelum dan sesudah reklamasi, dengan fokus pada aspek fisik, kimia, dan biologis. Penelitian ini dilakukan melalui kajian literatur dan telaah pustaka. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan signifikan, seperti penurunan salinitas, kecerahan perairan, dan perubahan pola arus, yang memengaruhi ekosistem laut dan rantai makanan. Nelayan dan masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut merasakan dampak langsung, termasuk penurunan hasil tangkapan dan perubahan dalam jenis hasil tangkapan. Meskipun proyek reklamasi memberikan tantangan, masyarakat pesisir menunjukkan kemampuan adaptasi dengan mengubah metode penangkapan ikan dan strategi melaut. Penghentian program reklamasi memberikan sedikit kelonggaran, dengan kondisi lingkungan yang mulai membaik, tetapi perubahan yang sudah terjadi menciptakan tantangan baru dalam sektor produksi perikanan. Reklamasi di Teluk Jakarta memberikan dampak yang kompleks dan terkait erat dengan berbagai aspek kehidupan. Pemahaman mendalam terhadap perubahan ini penting bagi pembuat kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan kehidupan masyarakat pesisir, serta merancang strategi pemulihan yang efektif.