Sistem resirkulasi AC merupakan sub sistem pada sistem pendingin udara yang berfungsi untuk mensirkulasikan dan menyaring 50% udara yang ada di dalam kabin sehingga penumpang terhindar dari berbagai macam polusi, virus, bakteri dan debu yang dapat memicu iritasi pada manusia seperti seperti hidung tersumbat, mata berair, dan pilek. Berdasarkan hasil data kerusakan yang penulis ambil pada maskapai XYZ pada tahun 2016 – 2019, kerusakan pada sistem resirkulasi AC pada komponen kipas angin cukup tinggi dengan kerusakan sebesar 21 kali lipat. Dimana damage yang paling dominan adalah kipas pop out sebanyak 5 kali dan kipas tidak berfungsi sebanyak 4 kali. Tahap penelitian ini diawali dengan penentuan komponen kritis menggunakan metode analisis kekritisan dengan menghitung empat kriteria dimana terdapat frekuensi kerusakan yang tinggi, dampak kerusakan pada sub perakitan, sulitnya pelepasan dan pemasangan serta harga yang mahal dan analisis ABC. , lalu menentukan nilai TTF dan TTR komponen. Setelah itu identifikasi kerusakan yang sering terjadi pada komponen kritis sistem resirkulasi AC. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, komponen yang paling kritis adalah komponen kipas angin dengan nilai nilai 32. Selanjutnya berdasarkan hasil identifikasi kerusakan terdapat 9 jenis kerusakan yang sering terjadi pada komponen kipas yaitu pop out, aliran rendah, kondisi buruk, motor rusak, berisik, tidak berfungsi, putaran tidak stabil, tidak berputar dan lemah. Dimana damage yang paling dominan adalah kipas pop out sebanyak 5 kali dan kipas tidak berfungsi sebanyak 4 kali.