Akses sanitasi yang layak perlu dimiliki oleh setiap masyarakat di Indonesia. Penerapan Pour-Flush Toilet (PFT) atau jamban siram merupakan salah satu inisiasi Desa Cikadut dalam memenuhi kebutuhan akses sanitasi layak bagi warganya. Namun, penerapan jamban siram di suatu daerah dapat menjadi tidak berkelanjutan akibat tidak sesuainya bangunan jamban dengan standar pembangunan dan minimnya pasrtisipasi masyarakat. Tidak berlanjutnya teknologi sanitasi dapat menjadi penyebab dari sanitasi yang buruk dan menurunnya kesehatan warga. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan jamban siram di RT 02 RW 12 Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung dari aspek teknis dan nonteknis. Keberhasilan aspek teknis dianalisis atas dasar kesesuaian kondisi eksisting komponen-komponen jamban siram dengan kriteria desain yang disarankan. Keberhasilan aspek nonteknis ditentukan berdasarkan potensi keberlanjutan penerapan jamban siram berdasarkan analisis hasil kuesioner dan wawancara terkait partisipasi dan kepuasan warga pengguna rutin jamban siram. Hasil penelitian menunjukkan 71,43% komponen jamban memenuhi kriteria desain yang disarankan. Desain cubluk masih kurang dalam 1,62 m serta belum pernah dilakukan penyedotan. Partisipasi masyarakat yang tinggi dari proses sosialisasi awal hingga proses perawatan jamban siram, tingkat kepuasan yang tinggi, serta pemimpin setempat yang aktif merupakan alasan utama berhasilnya penerapan sanitasi layak di RT 02 RW 12 Desa Cikadut. Penerapan jamban siram di RT 12 RW 02 Desa Cikadut belum berhasil pada aspek teknis dan berhasil pada aspek nonteknis.