Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FLEKSIBILITAS KEPEMIMPINAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONFLIK SOSIAL Selvianti, Hasti; Sarnia Wabula; Djays; Risna Wati; Wa Ode Atstriana Meilianti; Yuyun Samburoto; Muh. Alim Alfinta
Jurnal Akselerasi Merdeka Belajar dalam Pengabdian Orientasi Masyarakat (AMPOEN): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1 No 3 (2024): DESEMBER 2023 - MARET 2024
Publisher : UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/ampoen.v1i3.1002

Abstract

Artikel dalam pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pemimpin baik dalam aktivitas operasional maupun dalam situasi krisis pada konfilk sosial. Kajian ini menggunakan studi literatur atas berbagai sumber referensi yang kredible, meliputi dua puluh dua artikel ilmiah. Adapun hasil kajian dari menelaah beberapa sumber artikel yakni keputusan yang baik adalah keputusan yang memenuhi berbagai kualifikasi yang terdiri dari beberapa pedoman, meliputi: menentukan situasi atau masalah; mengumpulkan dan mempelajari fakta; merumuskan pilihan; antisipasi kemungkinan hasil dan pilihan; mempertimbangkan perasaan; memilih tindakan yang tepat; menindaklanjuti; bersikap fleksibel dan evaluasi hasil. Tidak semua keputusan dapat berjalan dengan baik, hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan yang terjadi, antara lain: penundaan; penyerdahanaan yang berlebihan; perilaku irasional; serta kesalahan yang membawa keputusaaan. Sebagai seseorang yang memiliki kewenangan, hendaknya pemimpin mampu menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan keselahan yang tidak diinginkan. Sehingga dengan adanya kerangka pedoman pengambilan keputusan dapat bernilai guna untuk mengambil keputusan tidak tergesa-gesa dalam mengatasi situasi problematik yang terjadi pada konfilk sosial.
Tari Rejang Renteng Pada Upacara Melasti Jelang Hari Raya Nyepi Masyarakat Hindu Bali Di Kota Baubau Muhammad Erik Syahdal; Hasti Selvianti; Suharni Haris; Djays; Resti Utami; Eka Indriyanto
Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary Vol. 2 No. 1 (2025): Multidisciplinary Approach
Publisher : Hikamatzu | Journal of Multidisciplinary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmiati Syaramadani, 2021. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian Tari Rejang Renteng pada Upacara Melasti Jelang Hari Raya Nyepi Masyarakat Hindu Bali di Kota Baubau (2) Untuk mengetahui penjelasan keterkaitan Tari Rejang Renteng dengan Upacara Melasti Jelang Hari Raya Nyepi Masyarakat Hindu Bali di Kota Baubau. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif metode analisis data deskriptif. Data penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, observasi, wawancara, dan mengumpulkan dokumentasi. Hasil penelitian ini berupa (1) Bentuk penyajian Tari Rejang Renteng pada Upacara Melasti Jelang Hari Raya Nyepi Masyarakat Hindu Bali di Kota Baubau (a) Geraknya terdiri dari ragam gerak yaitu pepeson, pengawa’, pengecet, dan pekaad (b) Pola lantainya berbentuk 3 baris memanjang kebelakang yang terkadang berubah arah hadap serta berbentuk lingkaran (c) Diiringi oleh alunan musik sederhana, bertempo dinamis musik khas tradisional Bali yakni alunan musik gong kebyar yang terdiri dari kendang, reong, ugal, pemade, kantilan, calung, gong besar, kampur,jegog, jeng-jeng ricek, tau-tau, kenong,seruling (d) Rias cantik sederhana menggunakan sanggul Bali serta busana yang dikenakan adalah kebaya putih, kamben atau sarung Bali, serta selendang berwarna kuning (e) Dipentaskan di Balai Agung Pura Desa bagian madya mandala pura di Kelurahan Ngkaring-karing pada malam hari. (2) Tari Rejang Renteng dengan rangkaian upacara melasti jelang hari raya nyepi sangat terkait satu sama lain karena Tari Rejang Renteng merupakan salah satu tari wali yang bersifat persembahan kepada Ida Sang Hyang Widi Wase dalam rangakaian upacara melasti yang dimana upacara melasti merupakan upacara keagamaan umat Hindu Jelang Hari Raya Nyepi yang berarti pensuciaan diri sebelum menyambut tahun baru saka (tahun baru dalam kalender umat Hindu). Jadi setelah melakukan pensucian mereka melakukan persembahan berupa Tari Rejang Renteng pada malam hari di Pura Desa Balai Agung bagian madya mandala Pura di Kelurahan Ngkaring-karing, Kecamatan Bungi Kota Baubau.