Bersamaan dengan pertumbuhan potensi sektor pertanian dan perkebunan yang semakin menjanjikan, muncul kekhawatiran yang dialami oleh para petani terkait isu pupuk. Tingginya kebutuhan akan pupuk serta lamanya proses penguraian nutrisi organik yang melalui fermentasi, menjadi sumber kecemasan karena risiko kegagalan fermentasi akibat suhu yang tidak sesuai, perkembangan mikroorganisme yang tidak terkendali, ketidakmampuan bakteri pengurai selama tahap dekomposisi, hingga masalah kebersihan wadah atau tempat fermentasi. Pembuatan alat bioreaktor anaerob dilakukan berdasarkan pertimbangan keinginan para pelanggan terhadap perangkat tersebut, menggunakan pendekatan Quality Function Deployment. Dilakukan pengembangan desain alat bioreaktor anaerob melalui inklusi fitur tambahan seperti elemen pemanas, mekanisme pengaduk, sistem pengatur suhu otomatis, serta pemasangan katup keamanan guna mengurangi tekanan. Melalui implementasi desain tersebut, uji coba alat bioreaktor anaerob menunjukkan kemampuan dalam mempercepat proses fermentasi dari rentang waktu 14-21 hari menjadi hanya 5 hari. Selain itu, alat ini juga berhasil mengurangi risiko kegagalan selama proses fermentasi dan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan produksi nutrisi organik di Desa Papungan. Tak hanya itu, perangkat ini juga sukses mengurangi potensi kegagalan pada saat fermentasi berlangsung, serta berperan secara positif dalam meningkatkan produksi nutrisi organik di wilayah Desa Papungan.