Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Psikoedukasi untuk Menjaga Kesehatan Mental Warga Cengkareng Timur Oloan Tumanggor, Raja
SABDAMAS Vol 2 No 1 (2023): SABDAMAS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unika Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/sabdamas.v2i1.5021

Abstract

Kesulitan ekonomi kadang kala mendorong orang untuk bertindak di luar kewajaran dengan melibatkan diri dalam tindakan amoral dan kriminal. Situasi seperti itu kerap kali membuat masyarakatnya mengalami stres (tekanan) karena di satu sisi harus mampu bertahan hidup di tengah persaingan yang ketat untuk memperoleh pekerjaan, di sisi lain mereka harus waspada agar tidak menjadi korban kejahatan dan kriminalitas yang semakin menggila. Kondisi seperti ini juga dialami oleh warga masyarakat yang ada di lingkungan Carolus Boromeus, Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Masyarakat yang secara ekonomi berada pada level menengah ke bawah harus berjuang setiap hari bekerja agar memperoleh penghidupan yang layak. Dalam kondisi ekonomi yang relatif masih belum stabil, mereka juga harus waspada terhadap berbagai ancaman penyakit masyarakat, seperti pencurian, tindak kriminal, dan peredaran narkoba. Situasi sibuk bekerja dan juga mawas diri dari pengaruh hal-hal negatif sering kali membuat warga mengalami kecemasan, gelisah, takut, yang mengganggu kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, melalui pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini para warga diajak untuk dapat mengatasi segala bentuk kecemasan, kegelisahan yang dapat merusak kesehatan mental mereka melalui berbagai upaya, seperti konsultasi psikologis. Namun, yang paling penting adalah mereka menyadari berbagai hal yang membuat mereka takut, stres, hingga depresi dan berusaha menghindari faktor-faktor penyebabnya. PkM yang diikuti oleh dua puluh warga Cengkareng Timur ini menggunakan metode psikoedukasi berupa pemaparan materi dari fasilitator, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan sharing pengalaman. Peserta berpendapat bahwa segala bentuk kecemasan yang dihadapi dapat diatasi dengan melakukan komunikasi dan kerja sama di antara warga setempat.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI AKADEMIK SISWA PASCA TRANSISI KURIKULUM MERDEKA Endah Utami, Putri; Oloan Tumanggor, Raja
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27438.2024

Abstract

Kurikulum 2013 diubah menjadi kurikulum merdeka dengan tujuan agar siswa dapat belajar mandiri dan kreatif serta memiliki kebebasan belajar. Kreativitas siswa akan meningkat jika ia memiliki motivasi akademik yang tinggi. Penerapan kurikulum merdeka juga akan membentuk siswa agar memiliki potensi dalam meningkatkan kolaborasi serta interaksi sosial teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi akademik siswa pasca transisi kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian studi korelasional serta teknik sampling non probability sampling dengan purposive sampling. Partisipan/responden penelitian sebesar 160 partisipan dengan kriteria siswa/siswi yang mengalami perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Alat ukur yang digunakan adalah social support scale yang telah dimodifikasi. Social support scale terdiri dari 36 aitem pernyataan dengan 19 butir aitem favorable dan 17 butir aitem unfavorable. Alat ukur motivasi akademik menggunakan Academic Motivation Scale (AMS). Academic motivation scale terdiri dari 30 butir aitem pernyataan. Pada proses analisis data dilakukannya teknik analisis korelasi Spearman-Rho dengan hasil koefisiensi korelasi sebesar 0.363 dengan p = 0.000 < 0.05. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif signifikan antara variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi akademik. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi pula motivasi akademik siswa pasca transisi kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka, begitu juga sebaliknya.
HUBUNGAN LONELINESS DENGAN NOMOPHOBIA PADA DEWASA AWAL PENGGUNA APLIKASI INSTAGRAM Prima Putra, Fernaldo; Oloan Tumanggor, Raja
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 3 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i3.27711.2024

Abstract

Perkembangan teknologi menghasilkan media sosial yang dapat dengan mudahnya diakses Internet melalui smartphone. Media sosial memberikan kenyamanan terhadap pengguna smartphone. Salah satu aplikasi media sosial yang digemari adalah Instagram. Penggunaan smartphone berlebih dapat membuat penggunanya mengalami ketergantungan dan akan merasa cemas apabila tidak dapat menggunakan smartphone atau bisa disebut dengan istilah nomophobia. Kondisi nomophobia dapat diperkuat oleh perasaan loneliness atau kesepian yang ada pada diri seseorang. Usia dewasa dapat lebih leluasa dalam mengakses internet dan merupakan usia yang rentan mengalami kesepian karena memiliki tanggung jawab yang besar terhadap hidupnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan loneliness dengan nomophobia pada dewasa awal pengguna aplikasi Instagram. Penelitian ini dilakukan pada 357 partisipan dengan rentang usia 20-40 tahun yang aktif menggunakan aplikasi Instagram. Alat ukur loneliness yang digunakan adalah University of California (UCLA) Loneliness Scale  dan  alat ukur nomophobia yang digunakan adalah Nomophobia Questionnaire (NMP-Q). Melalui hasil uji korelasi Spearman terhadap loneliness dan nomophobia terhadap dewasa awal pengguna aplikasi Instagram, diperoleh hasil  r = 0,08 dan p > 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut  tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap loneliness dengan nomophobia pada dewasa awal pengguna aplikasi Instagram.
Gambaran Penanaman Nilai Nasionalisme oleh Pendidik terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Khusus di Sekolah Luar Biasa Miracle Jakarta Jasmine, Phenina; Lianna, Amanda; Oloan Tumanggor, Raja
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.12216

Abstract

Globalisasi membuat batasan antar negara semakin memudar, maka dari itu sangat penting untuk menanamkan nilai nasionalisme pada anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) sejak dini supaya nilai cinta tanah air tidak semakin luntur. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan penanaman nilai nasionalisme ABK di Sekolah Luar Biasa Miracle Jakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan 2 guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian menggambarkan beberapa upaya yang Sekolah Miracle lakukan untuk menanamkan nilai nasionalisme ABK adalah kegiatan Pramuka, menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu budaya lokal, memberikan pembelajaran PPKn dan Pancasila (P5) menggunakan modul yang disesuaikan dengan kemampuan ABK, mengadakan acara-acara untuk memperingati hari nasional, dan mengadakan field trip. Kesulitan dalam menanamkan nilai nasionalisme terletak pada kesulitan ABK dalam memahami konsep dan kesulitan lain yang disebabkan kekurangan mereka. Beberapa strategi yang sekolah lakukan untuk menanggulangi kesulitan-kesulitan tersebut adalah memakai media visual, mengajar dengan bernyanyi, dan melakukan pengulangan. Kata Kunci: ABK, nasionalisme, penanaman nilai, sekolah Miracle, sekolah luar biasa