Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tantangan Manajemen Pendidikan di Sandrem Untuk Menciptakan Lingkungan Dakwah Berupa Sekolah Menengah Pertama Dewi Asih Nusantar; Amalia Khoerani; Muhammad Rizky Habibie; Meity Suryandari; Wulida Itsnaini
ALADALAH: Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59246/aladalah.v1i1.147

Abstract

Banyak sekali tantangan yang kita jumpai dalam menciptakan suatu lingkungan dakwah yang berkualitas, terutama di lingkungan Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam tantangan yang dihadapi oleh para pendidik dalam menyelenggarakan dakwah di lingkungan pendidikan, terutama di Sandrem. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu memahami kejadian-kejadian tentang apa saja yang dialami oleh subjek penelitian(para pendidik). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis sehingga mendapatkan hasil bahwa tantangan yang dihadapi oleh para pendidik dalam menciptakan lingkungan dakwah di bidang pendidikan diantaranya adalah adanya budaya di lingkungan tersebut yang dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat kesadaran akan pendidikan pada orang tua sehingga menyebabkan diwariskannya rasa ketidakpedulian tersebut pada anak-anak mereka. Anak-anak usia remaja yang seharusnya sangat memperhatikan tentang pendidikan di usianya justru memilih melakukan aktivitas-aktivitas di luar pendidikan. Sebagai contoh, mengikuti orang tua yang sedang panen di sawah, mengikuti karnaval di acara-acara tertentu, dan lain sebagainya. Dan dapat disimpulkan bahwa rendahnya minat remaja untuk melanjutkan pendidikan karena adanya pengaruh budaya.
Pendampingan Digital Marketing Bagi Ibu PKK di Desa Pandankrajan Kec. Kemlagi Kab. Mojokerto Terkait Pelatihan ES Coklat Kakao Ni Dewi Ambal Ikka; Nabila Ayunda Cahyani; Rahmadhani Sulistyowati Pasha; Dhimas Saputra; Pressy Jati Amerta; Nazila Rohmatul Aula; Al Kautsar Maskur; Ella Nur Aini; Erisa Ayu Kusumaning Tyas; Heru Sutrisno; Indah Permata Sari; Intan Lailatul Husna; Muhammad Reza Alfian; Muhammad Reza Satria Inggil; Muhammad Rizky Habibie; Nanda Ul-yana Putri Akmali; Naufal Hafizh; Nuzula Nur Aida; Puji Rahayu; Riqlatus Sitta Wahyu; Rudiansyah Saputra; Shalama Qowlam Fadila; Wisjayanti Tri Anggeliani; Zahra Venti Amelia; Yunan Maulana Fichry
Jurnal Nusantara Berbakti Vol. 3 No. 2 (2025): April: Jurnal Nusantara Berbakti
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jnb.v3i2.558

Abstract

Chocolate cocoa ice is one of the popular beverage products among consumers, especially among teenagers and children. In facing tight competition, it is essential for producers to analyze effective marketing strategies and calculate the Cost of Goods Sold (COGS) to ensure business sustainability. This analysis aims to evaluate the marketing strategies employed, including promotions, distribution, and pricing. Additionally, calculating COGS is necessary to understand the costs involved in production and to determine competitive selling prices. The research method used is descriptive with a qualitative approach, involving socialization, assistance, and training. The results of the study indicate that effective marketing strategies, such as leveraging social media and conducting promotional activities in the surrounding area, can enhance product visibility. The calculation of COGS provides a better understanding of production costs, allowing managers to set competitive selling prices. From this analysis, it is hoped that recommendations can be provided for the PKK group to optimize marketing strategies and cost efficiency, enabling the chocolate cocoa ice business to grow and positively impact the local economy. This research can also serve as a reference for similar businesses in other regions.