Simatupang, Andreas Fredriko
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosiabilitas Lapo tuak dalam pendampingan mayasrakat Batak Toba Simatupang, Andreas Fredriko; Tampake, Tony
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol. 13 No. 2 (2024): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Volume 13, Edisi 2
Publisher : Departemen Pendidikan Sosiologi FISHIPOL UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v13i2.71622

Abstract

Lapo tuak merupakan bagian penting dalam fasilitasi dan sosialisasi dalam masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara. Anggota masyarakat bertemu, berkumpul, bercengkarama dan seringkali membahas berbagai masalah dan pencarian solusinya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Penelitian kualitatif ini berupaya mendalami potensi dan fasilitasi Lapo tuak sebagai wahana pemberdayaan dan pembimbingan kehidupan sosial kemasyarakatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial di lapo tuak melibatkan berbagai aspek seperti tempat pertemuan sosial, pengembangan potensi diri, keterbukaan, keramahan, pola komunikasi, pertunjukan budaya, norma sosial, serta pemeliharaan hubungan keluarga. Pendampingan masyarakat di lapo tuak membantu pengembangan potensi diri, pencarian makna hidup, kerja sama, kolaborasi, dan pengembangan keterampilan kepemimpinan, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan solidaritas komunitas masyarakat Batak Toba.Lapo tuak plays a significant role in facilitating social interactions within the Batak Toba community in North Sumatra. Members come together at Lapo tuak to socialize, engage in discussions, and seek solutions to everyday challenges. This qualitative research aims to investigate the potential of Lapo tuak as a tool for empowerment and social guidance within the community. The study's findings reveal that social interactions at Lapo tuak encompass various aspects, including acting as meeting places, fostering self-development, promoting openness and friendliness, shaping communication patterns, showcasing cultural performances, upholding social norms, and strengthening family ties. Community involvement at Lapo tuak contributes to the development of individuals' potential, the quest for life's purpose, cooperation, collaboration, and the enhancement of leadership skills. These outcomes reflect the cultural values and solidarity within the Batak Toba community.
Pendeta, Kekuasaan, dan Hukum Siasat Gereja: Pendekatan Foucaultian terhadap Analisis Kekuasaan dalam Konteks Keagamaan Simatupang, Andreas Fredriko; Tampake, Tony
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 8 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34081/fidei.v8i1.572

Abstract

Pendeta memiliki otoritas signifikan dalam mengarahkan perilaku jemaat melalui mekanisme seperti khotbah, pengakuan dosa, dan konseling pastoral. Kekuasaan ini diperkuat oleh hukum siasat gereja yang mengatur perilaku dan menetapkan norma doktrinal. Penelitian ini mengkaji relasi kekuasaan pendeta dalam konteks hukum gereja melalui pendekatan teori kekuasaan Michel Foucault. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Penelitian ini mengeksplorasi teknologi kekuasaan yang dijalankan secara disipliner dan normatif, serta potensi resistensi jemaat sebagai bentuk negosiasi terhadap kekuasaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan pendeta dipertahankan melalui mekanisme pengawasan, normalisasi, dan regulasi, yang secara bersamaan membentuk identitas spiritual jemaat. Meski demikian, ruang resistensi tetap ada melalui interpretasi teologis alternatif atau gerakan reformasi jemaat. Temuan ini mengungkap bahwa hukum siasat gereja tidak hanya berfungsi sebagai alat kontrol, tetapi juga sebagai sarana refleksi dan transformasi spiritual. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang dinamika kekuasaan dalam institusi keagamaan dan relevansinya bagi pengembangan praktik pastoral yang lebih inklusif dan dialogis.
Iman di Era Digital: Praktik Konseling Pastoral Berbasis Teknologi Digital Simatupang, Andreas Fredriko; Suprabowo, Gunawan Yuli Agung
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol. 10 No. 1 (2025): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2025.101.1276

Abstract

AbstractThis article aims to identify the benefits and challenges in the integration of digital technology into pastoral counseling in the digital age. This study uses descriptive method with literature study to describe the phenomena that occur in depth and complex. The results show that digital technology can provide spiritual and emotional support through various media such as telephone, video calls, short messages, emails, and other digital platforms, which offer greater flexibility and accessibility. However, there are also shortcomings such as a lack of mastery of digital technology among companions, data privacy and security issues, formal legitimacy from church authorities, as well as a potential reduction in the depth of interpersonal relationships. This research is expected to provide valuable insights for churches in improving the quality of their pastoral care and serve as a basis for the development of better ethical guidelines in pastoral counseling practices based on digital technology. AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat dan tantangan dalam integrasi teknologi digital ke dalam konseling pastoral di era digital. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi literatur untuk menggambarkan fenomena yang terjadi secara mendalam dan kompleks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi digital dapat memberikan dukungan spiritual dan emosional melalui berbagai media seperti telepon,video call, pesan singkat, email, dan platform digital lainnya, yang menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang lebih besar. Namun, terdapat juga kekurangan seperti kurangnya penguasaan teknologi digital di kalangan konselor, isu privasi dan keamanan data, legitimasi formal dari otoritas gereja, serta potensi pengurangan kedalaman hubungan interpersonal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi gereja-gereja dalam meningkatkan kualitas pelayanan pastoral mereka dan menjadi dasar bagi pengembangan pedoman etika yang lebih baik dalam praktik konseling pastoral berbasis teknologi digital.