Abstrak: Saat pandemi virus Corona mereda, sekolah diizinkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Pihak sekolah melakukan pembiasaan kembali kepada peserta didik agar taat pada tata tertib yang berlaku. Konten pornografi dalam handphone menjadi temuan terbanyak dalam razia yang dilakukan oleh pihak sekolah. Penyebab perilaku menonton dan menyimpan konten porno diperkuat adanya aturan jaga jarak selama pandemi dan rendahnya regulasi diri pada peserta didik. Pornografi berdampak pada kepribadian peserta didik dalam hubungan sosial dan berpotensi menimbulkan masalah karir di masa depan. Regulasi diri berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik dalam menghindari pornografi. Artikel ini berusaha menguraikan strategi konseling yang dapat diterapkan untuk membantu peserta didik menjadi lebih mandiri dalam menghindari paparan pornografi. Peserta didik dengan regulasi diri yang baik akan menjauhi perilaku melihat atau menyimpan konten porno. Metode yang digunakan adalah literatur reviu, pengelompokan artikel berdasarkan faktor penyebab, dampak dan strategi penanganan pornografi pada pelajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi konseling dari terapi perilaku kognitif dan mindfulness dapat dimanfaatkan untuk menangani pornografi remaja. Tinjauan ini menawarkan pemodelan kognitif, terapi penerimaan dan komitmen, dan perawatan pencegahan kambuh berbasis kesadaran. Hasil analisis menujukkan bahwa strategi konseling yang mengacu pada self control, cognitive behavioural therapy, mind fullness dapat digunakan untuk menangani pornografi pada remaja. Tinjauan ini menganjurkan strategi pemodelan kognitif, acceptance and commitment therapy, and mindfulness-based relapse prevention pada penanganan peserta didik yang terpapar pornografi. Kata Kunci: Strategi Konseling, Regulasi Diri, Pornografi