Sagala, Kordin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Anugerah dan Iman Serta Perbuatan dalam Keselamatan Berdasarkan Kajian Hermeneutik Efesus 2:8-10 Sagala, Kordin; Rusmanto, Ayub
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i2.236

Abstract

This research elaborates on the relationship between grace and faith and works in salvation based on a hermeneutic study of Ephesians 2:8-10. This research will focus more on how the concept of salvation remains relevant throughout the ages despite the many teachings of salvation that contradict the Word of God. The research method is based on a qualitative method built on a literature study approach and a biblical hermeneutic approach. This research uses inductive-descriptive biblical hermeneutic studies related to the subject matter as the basis of hermeneutic studies concerning the relationship between grace and faith and works in salvation. Based on the hermeneutic study of Ephesians 2:8-10, the author finds that every Christian needs to be reminded and taught about the grace of salvation so that they continue to grow in their spirituality by producing good fruit for the glory of God. Salvation by God's grace is the most fundamental teaching of the Christian faith and never changes throughout the ages. Grace and faith and works in salvation are inseparable parts of God's complete and holy design for sinful man who has saved him.AbstrakPenelitian ini mengurai seputar hubungan antara anugerah dan iman serta perbuatan dalam keselamatan berdasarkan kajian hermeneutik Efesus 2:8-10. Penelitian ini akan lebih memfokuskan pada bagaimana konsep keselamatan tetap relevan di sepanjang zaman di samping banyaknya ajaran keselamatan yang bertolak belakang dengan Firman Allah. Metode penelitian ini didasarkan pada metode kualitatif yang dibangun dengan ancangan studi literatur (literature study) dan ancangan hermeneutik Alkitab. Penelitian ini menggunakan kajian hermeneutik biblikal secara induktif-deskriptif yang berkaitan dengan pokok bahasan sebagai dasar kajian hermeneutik yang menyangkut hubungan antara anugerah dan iman serta perbuatan dalam keselamatan. Berdasarkan kajian hermeneutik dari Efesus 2:8-10, penulis menemukan bahwa setiap orang Kristen perlu diingatkan dan diajarkan tentang anugerah keselamatan sehingga terus bertumbuh dalam kerohaniannya dengan menghasilkan buah-buah yang baik untuk kemuliaan Tuhan. Keselamatan yang bersumber dari anugerah Allah adalah pengajaran yang paling mendasar bagi iman Kristen dan tidak pernah berubah sepanjang masa. Anugerah dan iman serta perbuatan dalam keselamatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan sebagai rancangan yang utuh dan kudus dari Tuhan bagi manusia berdosa yang telah menyelamatkannya.
DAMPAK KEKELIRUAN MEMAHAMI KONTEKS MATIUS 10:16 TERHADAP SINKRITISME IMAN KRISTEN DI SEKITAR SUKU BATAK Sagala, Kordin
Alucio Dei Vol 9 No 2 (2025): Alucio Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Duta Panisal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55962/aluciodei.v9i2.201

Abstract

Artikel ini mengurai seputar perihal pemahaman yang keliru terhadap konteks Alkitab yang mengakibatkan tindakan yang salah bagi orang Kristen. Secara khusus penelitian difokuskan terhadap Matius 10:16 dalam konteks Yesus mengajar murid-murid mengenai strategi dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil di tengah-tengah setiap kondisi yang bisa membahayakan. Dalam lingkungan suku Batak ada yang memahami Matius 16:10 dengan keliru, ajaran cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati dipergunakan untuk membenarkan pergi ke dukun atau paranormal ketika menghadapi pergumulan hidup. Hal itu dipandang sebagai cara kecerdikan yang dibangun atas dasar ketulusan. Oleh karena itu, konteks Matius 10:16 dijelaskan dalam penelitian ini supaya orang Kristen jangan sampai terperangkap pada pemahaman yang salah. Metode kuantitatif dijadikan sebagai dasar penelitian ini dengan melakukan hermeneutik-deskriptif terhadap ayat Alkitab yang dibahas. Sumber-sumber literatur yang relevan dipadukan menjadi satu kesatuan berdasarkan topik yang akan dijelaskan, sehingga menggambarkan secara utuh bagaimana dampak pemahaman yang keliru terhadap konteks Kitab Suci yang bisa melahirkan kekristenan yang bersifat sinkritisme.
Kualitas Kehidupan Religiusitas Kristen di Tengah Masyarakat Pluralitas Berdasarkan Kajian Teologis Matius 22:34-40 Sagala, Kordin; Rusmanto, Ayub
Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2023): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen - Mei 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvary - Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.289 KB) | DOI: 10.59376/philo.v1i2.15

Abstract

This paper analyzes the quality of Christian religious life in a pluralistic society based on the theological study of Matthew 22:34-40. Of course, previous researchers have examined the passage Matthew 22:34-40 with different studies. Thus, this article focuses on how the law of Christ's love remains relevant in a pluralistic world society. And the method used in this research uses a qualitative method which is built with a literature study approach and a Biblical hermeneutic approach. In realizing the quality of Christian religious life in a pluralistic society based on Matthew 22:34-40, the author finds that every Christian must be aware of and understand his calling in life in the midst of this heterogeneous world. The law of love based on Matthew 22: 34-40 is never out of date and remains relevant in every age, wherever and whenever. Loving God means at the same time loving fellow human beings. Ignoring the one thing between love for God and love for fellow human beings is the same as ignoring both. Love for God and love for fellow human beings are two laws that cannot be separated from one another. And the object for the application of God's law of love is the world and its pluralistic society. The quality of Christian religiosity can be seen from the way of life that loves God and also loves fellow human beings based on the law of love of Christ.AbstrakTulisan ini menganalisis perihal kualitas kehidupan religiutas Kristen di tengah masyarakat pluralitas berdasarkan kajian teologis Matius 22:34-40. Para peneliti sebelumnya tentu saja sudah ada  yang meneliti akan perikop Matius 22:34-40 dengan kajian yang berbeda. Dengan demikian, tulisan ini fokus pada bagaimana hukum kasih Kristus tetap relevan dalam masyarakat dunia yang serba pluralis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatifyang dibangun dengan ancangan studi pustaka (literature study) dan hermeneutik Alkitab. Dalam mewujudkan kualitas kehidupan religiutas Kristen di tengah masyarakat pluralitas berdasarkan Matius 22:34-40, maka penulis menemukan bahwa setiap orang Kristen harus sadar dan mengerti panggilan hidupnya di tengah dunia yang heterogen ini. Hukum kasih berdasarkan Matius 22: 34-40 tidak pernah usang dimakan waktu dan tetap relevan dalam setiap zaman di mana dan kapan pun. Mengasihi Allah berarti sekaligus juga mengasihi sesama manusia. Mengabaikan satu hal antara kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia adalah sama mengabaikan keduanya. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia merupakan dua hukum yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dan objek untuk  terapan hukum kasih  Allah adalah dunia dan masyarakatnya yang serba pluralis. Kualitas religiutas Kristen tampak dari cara hidupnya mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama manusia berdasarkan hukum kasih Kristus.