Trisnaningtyas, Vendyah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Deskriptif Jalan Sempit Dalam Matius 7:13-14: Suatu Refleksi Teologi Bagi Kekristenan Nugroho, Eko; Trisnaningtyas, Vendyah; Umboh, Steven Tommy Dalekes
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 1 (2023): Teologi dan Pendidikan Kristen - Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i1.195

Abstract

This article aims to explore the meaning of Refection which means “Mirror/Reflection”, provide an analysis of it and provide a description of the function of Reflection in Christian life. In writing this scientific paper, the researcher uses a qualitative descriptive method by collecting data from books, journal articles, and from the author's observations while serving the family and work community. The description in this article shows that there is power in doing Reflection on the Christian life in a real way by being doers of God's Word. The conclusion is found that it is biblically stated that reflection is exemplified by the Lord Jesus Christ himself in parables in each of his sermons and is also carried out by biblical figures in determining the choice of a way of life that is in accordance with God's Word. Reflection proves that the power of God's Word is able to bring people to introspect themselves by understanding God's will in every journey of life, so that they get results or fruit that are beyond human expectations, because it is written that what is sown is what is reaped. In other words, reflection is a part of life's reflection in doing according to the will of God's Word and living it, the Holy Spirit who enables understanding and faith that makes miracles happen when reflection is done with high self-awareness.AbstrakArtikel ini bertujuan mendalami makna dari reflection yang berarti “cermin/pantulan”, memberikan analisis terhadapnya dan memberikan deskripsi fungsi dari Reflection dalam kehidupan Kekristenan. Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pegumpulan data dari buku, artikel jurnal, dan dari pengamatan penulis selama melayani komunitas keluarga dan pekerjaan. Uraian pada artikel ini menunjukkan ada kekuatan dalam melakukan reflection (cermin/pantulan) pada kehidupan Kekristenan secara nyata dengan menjadi pelaku Firman Tuhan. Hasil simpulan ditemukan bahwa secara Alkitabiah menyatakan bahwa reflection dicontohkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri dalam perumpamaan dalam setiap kotbah-Nya dan dilakukan pula oleh para tokoh Alkitab dalam menetapkan pilihan jalan hidup yang sesuai dengan Firman Tuhan. Reflection membuktikan bahwa kekuatan Firman Allah mampu membawa manusia menginstrospeksi diri dengan cara memahami kehendak Tuhan dalam setiap perjalanan hidup, sehingga memperoleh hasil atau buah yang diluar ekspektasi manusia itu sendiri, karena ada tertulis apa yang di tabur itulah yang dituai. Dengan kata lain reflection merupakan bagian cerminan hidup dalam melakukan sesuai kehendak Firman Allah dan menghidupinya, Roh Kudus yang memampukan untuk memahami dan iman yang membuat mujizat terjadi saat reflection dilakukan dengan kesadaran diri yang tinggi.
Memaknai Secara Teologis tentang Garam Dunia Matius 5:13: Hidup Berdampak dan Menjadi bagian dari Agen Perubahan Trisnaningtyas, Vendyah; Nugroho, Eko; Sembiring, Lena Anjarsari
KARDIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Parakletos Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69932/kardia.v1i1.4

Abstract

Abstract: Jesus' words about the Salt of the world in Matthew 5:13 are a meaningful expression, so to understand them cannot be through literal or literal knowledge. In this article, the author uses a descriptive method, namely with a literature approach by collecting data and analyzing Matthew 5:13. Through the case of how as a salt generation in Christianity and everyday life and in ministry. Based on this research, it is concluded that the meaning of salt not only refers to the inherent identity of followers of Jesus Christ wherever they go and wherever they are. But it's more about how to be a part of and create a salt generation in the Christian life.Abstrak: Perkataan Yesus tentang Garam dunia dalam Injil Matius 5:13 merupakan suatu ungkapan bermakna, sehingga untuk memahaminya tidak boleh melalui pengetahuan secara harafiah atau literal. Dalam artikel ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan pendekatan literatur dengan mengumpulkan data-data dan menganalisis Matius 5:13. Melalui kasus bagaimana sebagai salt generation dalam kekristenan dan kehidupan sehari-hari serta dalam pelayanan. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa makna garam bukan saja menunjuk kepada identitas pengikut Yesus Kristus yang melekat kemanapun mereka pergi dan dimanapun mereka berada. Akan tetapi lebih kepada bagaimana menjadi bagian dan mewujudkan salt generation dalam kehidupan kekristenan.
Agile: Refleksi Teologis Ketangkasan Gideon untuk Berkemenangan dengan Cara Tuhan Trisnaningtyas, Vendyah; Nugroho, Eko
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.805 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.3

Abstract

Abstract: This article aims to explore the meaning of Agile which means intelligent and agile to triumph in God, provide an analysis of it and provide a reflection description of the function of agile. In writing this scientific paper, the researcher uses a qualitative descriptive method by collecting data from books, journal articles, and from the author's observations while serving the family and work community. The description in this article shows that there is power in doing agile (intelligence and agility) to be able to win in life with God. The conclusion is found that biblically states that agile is often used by biblical leaders in war strategies as well as in determining actions and making it a strength to triumph in life in God. Agile proves that the power of God's Word is able to bring people to act in the ways and strategies that God wants so that they get results that are beyond human expectations. In other words, agile needs to be done by always doing according to the will of God's Word and living it, the Holy Spirit who enables understanding and faith that makes miracles happen when agile is done with sincerity.Abstrak: Artikel ini bertujuan mendalami makna dari Agile yang berarti cerdas dan tangkas untuk berkemenangan di dalam Tuhan, memberikan analisis terhadapnya dan memberikan deskripsi refleksi fungsi dari agile. Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pegumpulan data dari buku, artikel jurnal, dan dari pengamatan penulis selama melayani komunitas keluarga dan pekerjaan. Uraian pada artikel ini menunjukkan ada kekuatan dalam melakukan agile (kecerdasan dan ketangkasan) untuk dapat berkemengandalam hidup bersama dengan Tuhan. Hasil simpulan ditemukan bahwa secara alkitabiah menyatakan bahwa agile sering dilakukan pula oleh para tokoh alkitab dalam strategi peperangan maupun dalam menentukan tindakan dan menjadikan hal tersebut kekuatan untuk berkemenangan hidup dalam Tuhan. Agile membuktikan bahwa Kekuatan Firman Allah mampu membawa manusia bertindak sesuai dengan cara dan strategi yang Tuhan kehendaki sehingga memperoleh hasil yang diluar ekspektasi manusia itu sendiri. Dengan kata lain agile perlu dilakukan dengan selalu melakukan sesuai kehendak Firman Allah dan menghidupinya, Roh Kudus yang memampukan untuk memahami dan iman yang membuat mujizat terjadi saat agile dilakukan dengan kesungguhan hati.