Tindak tutur asertif adalah bagian dari teori pragmatik yang berkaitan dengan penyampaian informasi atau pernyataan yang berdasarkan fakta dan dapat dipercaya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi tindak tutur asertif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam membangun hubungan yang baik dengan pasien di rumah sakit, sehingga menciptakan komunikasi yang efektif. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali data secara mendalam dan bermakna. Penelitian berfokus pada fenomena sosial dan pengalaman komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien melalui pengamatan langsung, wawancara, dan analisis data percakapan. Lokasi penelitian dipusatkan di RSUD dr. La Palaloi-Maros, yang melayani masyarakat dari Maros dan wilayah sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi tindak tutur asertif yang ditemukan meliputi menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan melaporkan. Dari data yang terkumpul, fungsi menyarankan menjadi yang paling dominan dengan 25 tuturan, diikuti oleh memberitahukan (18 tuturan), menyatakan (15 tuturan), menuntut (9 tuturan), melaporkan (5 tuturan), mengeluh (4 tuturan), dan membanggakan (2 tuturan). Contoh tindak tutur menyatakan meliputi ungkapan simpati terhadap kondisi pasien dan penjelasan kondisi medis, yang memberikan kenyamanan emosional. Fungsi memberitahukan, seperti informasi terkait jadwal pengobatan, membantu pasien memahami kondisi mereka. Fungsi menyarankan, seperti rekomendasi gaya hidup sehat, memperkuat peran tenaga kesehatan sebagai mitra pasien. Penelitian ini menegaskan bahwa tindak tutur asertif berperan penting dalam membangun hubungan terapeutik antara tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi yang jelas, empatik, dan terarah dapat meningkatkan kepuasan pasien, menumbuhkan kepercayaan, serta mendorong kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Dengan demikian, tindak tutur asertif berkontribusi besar dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD dr. La Palaloi-Maros.