Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Effect of Monosodium Glutamate (MSG) and Rice Washing Water as Liquid Fertilizer on Ipomea reptanas L. Poir Plant Height Rikhma Sari, Dwi Nur; Dian Anitasari, Septarini; Nur Hakiki, Zulfa; Faridatus Solehah, Meilita
JURNAL BIOSHELL Vol 12 No 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56013/bio.v12i2.2434

Abstract

The Ipomea reptans L. Poir plant is a horticultural plant that contains high nutrition and is very popular among the public. Monosodium Glutamate (MSG) is a sodium salt which is very important in the vegetative and generative growth of plants. Rice washing water is one of the domestic wastes that is rarely used and has very good properties for plant growth as an organic liquid fertilizer. This research was prepared based on a Randomized Block Design (RAK) with treatment of MSG concentration combined with rice washing water, namely treatment I (MSG 5 grams + 200 mL rice washing water) and treatment II (MSG 5 grams + 200 mL rice washing water) were carried out repetition 3 times. The parameters observed in this research were the height growth of Ipomea reptans L.Poir plants. Giving MSG combined with rice washing water is the best way to increase the height growth of Ipomea reptanas plants, namely MSG 7.5 grams + 200 mL Rice Washing Water which can be seen with a plant height of 33 cm (6 weeks). Key Words: MSG, Rice Washing Water, Plant Height, Ipomea reptanas L. Poir
Perbandingan Potensi Antibakteri Andrographis paniculata Dan Jatropa multifida Terhadap Escherichia coli Dan Staphylococcus auerus Putri, Syifa; Faridatus Solehah, Meilita; Nur Hakiki, Zulfa; Nur Rikhma Sari, Dwi
BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas Vol. 3 No. 2 (2024): BIOSAPPHIRE
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak Andrographis paniculata dan Jatropha multifida terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak diperoleh dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etanol. Aktivitas antibakteri diuji dengan menyebarkan ekstrak pada media agar yang terinfeksi dengan bakteri uji. Diameter zona hambat diukur setelah inkubasi. Hasil menunjukkan bahwa kedua ekstrak memiliki efek antibakteri yang signifikan terhadap kedua bakteri. Andrographis paniculata menunjukkan diameter zona hambat rata-rata yang lebih besar dibandingkan Jatropha multifida, dengan nilai p < 0,05 yang menunjukkan perbedaan signifikan. Selain itu, analisis fitokimia mengidentifikasi senyawa bioaktif, seperti andrographolide dalam A. paniculata dan flavonoid dalam J. multifida, yang diduga berkontribusi terhadap aktivitas antibakteri. Temuan ini menunjukkan bahwa Andrographis paniculata lebih efektif sebagai agen antibakteri dibandingkan Jatropha multifida, sehingga berpotensi digunakan dalam pengembangan alternatif pengobatan infeksi bakteri.
Perbandingan Potensi Antibakteri Andrographis paniculata Dan Jatropa multifida Terhadap Escherichia coli Dan Staphylococcus auerus Putri, Syifa; Faridatus Solehah, Meilita; Nur Hakiki, Zulfa; Nur Rikhma Sari, Dwi
BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas Vol. 3 No. 2 (2024): BIOSAPPHIRE
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biosapphire.v3i2.2036

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak Andrographis paniculata dan Jatropha multifida terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak diperoleh dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etanol. Aktivitas antibakteri diuji dengan menyebarkan ekstrak pada media agar yang terinfeksi dengan bakteri uji. Diameter zona hambat diukur setelah inkubasi. Hasil menunjukkan bahwa kedua ekstrak memiliki efek antibakteri yang signifikan terhadap kedua bakteri. Andrographis paniculata menunjukkan diameter zona hambat rata-rata yang lebih besar dibandingkan Jatropha multifida, dengan nilai p < 0,05 yang menunjukkan perbedaan signifikan. Selain itu, analisis fitokimia mengidentifikasi senyawa bioaktif, seperti andrographolide dalam A. paniculata dan flavonoid dalam J. multifida, yang diduga berkontribusi terhadap aktivitas antibakteri. Temuan ini menunjukkan bahwa Andrographis paniculata lebih efektif sebagai agen antibakteri dibandingkan Jatropha multifida, sehingga berpotensi digunakan dalam pengembangan alternatif pengobatan infeksi bakteri.
Eksplorasi Diversitas Fungi Makroskopik Di Daerah Puger Jember: Kajian Awal Terhadap Keanekaragaman dan Potensi Ekologis Sari, Dwi Nur Rikhma; Faridatus Solehah, Meilita
BIOSAPPHIRE: Jurnal Biologi dan Diversitas Vol. 4 No. 1 (2025): BIOSAPPHIRE
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UNIPAR JEMBER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/biosapphire.v4i1.2308

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan diversitas fungi makroskopik yang ditemukan di daerah X. Studi dilakukan dengan metode eksplorasi langsung di lapangan, dengan pengambilan sampel pada habitat alami seperti tanah hutan, serasah daun, dan batang kayu lapuk. Identifikasi dilakukan berdasarkan ciri morfologi makroskopik seperti bentuk tubuh buah, warna, ukuran, dan permukaan tudung serta batang. Dari hasil pengamatan, ditemukan sebanyak 15 spesies fungi makroskopik antaranya Daedaleopsis sp., Pleated sp., Volvariella sp., dan Termitomyces sp. Spesies yang paling sering dijumpai adalah Ganoderma sp. Auricularia sp., Pleurotus sp.. Keberadaan fungi makroskopik ini menunjukkan bahwa daerah Puger Jember memiliki kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan fungi, serta potensi ekologis sebagai habitat yang kaya mikroorganisme dekomposer. Penelitian ini memberikan gambaran awal mengenai keanekaragaman fungi makroskopik lokal yang masih perlu dieksplorasi lebih lanjut secara mikroskopis dan molekuler.