Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik guru maupun siswa tentu berharap untuk mencapai hasil yang optimal. Namun, kenyataannya, harapan tersebut tidak selalu tercapai karena masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar mencakup berbagai jenis kendala seperti mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berpikir, dan berhitung. Hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Terdapat berbagai jenis kesulitan belajar yang dihadapi. Oleh karena itu, program jam tambahan calistung hadir untuk membantu mengatasi hambatan yang selalu dihadapi oleh guru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Fokus utama penelitian ini untuk memberikan deskripsi mendalam tentang peran program jam tambahan Calistung dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun kesulitan belajar yang dialami beberapa siswa Kelas 1 SDN Bluru Kidul 2 yang mengikuti program jam tambahan calistung merupakan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas 1, yakni kesulitan dalam mata pelajaran matematika yaitu menghitung, serta kesulitan membaca baik itu huruf, suku kata maupun kata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran program Jam Tambahan Calistung dijalankan dengan baik, menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan mendukung. Respons positif dari siswa terhadap program ini, dengan beberapa siswa mencatat peningkatan dalam kemampuan membaca dan menghitung, menegaskan peran penting program tersebut dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Kolaborasi antara fasilitator, siswa, dan orang tua menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang suportif dan inklusif. Dengan demikian, upaya kolaboratif dari semua pihak terlibat menjadi krusial dalam memastikan keberhasilan program tersebut dan memberikan dampak positif bagi perkembangan akademik siswa.