Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Lingkar Lengan Atas (LILA) berdasarkan Kategori Status Gizi pada Remaja Putri di Kabupaten Kulonprogo: The Differences in Mid Upper Arm Circumference (MUAC) based on Adolescent Girsl’s Nutrition Status Category in Kulonprogo Regency Siti Budi Utami; Muhammad Primiaji Rialihanto
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol. 16 No. 2 (2024): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v16i2.579

Abstract

Nutritional disorders in adolescence will lead to adult health problem. Early detection of malnutrition in adolescents is important to prevent the risk of worsening nutritional status. MUAC can be used as an alternative nutritional status screening tool in adolescent girls that is easier and cheaper than BMI for Age Z-Score (BAZ). The aims of the study were to examine the correlation between MUAC and BAZ,  & assess the difference of MUAC between nutritional status categories in adolescent girls. This study was a quantitative study by processing secondary data from Basic Data for Nutrition Program Planning, Department of Nutrition Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2023. There were 213 data of adolescent girls (13-18 years) analyzed. Data Body Weight, Height and Age were processed using the WHO AnthroPlus application to obtain the BAZ and categorized into 3 thinnes, normal, and overweight. Spearman Rank Correlation Test was used to test the correlation of BAZ and MUAC. Kruskal Wallis Test was used to test the difference of MUAC between nutritional status categories. The Results showed there was correlation between MUAC and BAZ (rs; 0.749; p = <0.001) and there was differences in MUAC among nutritional status categories; thinness (Median=19,7; IQR=1,5, normal (Median=19,7; IQR=1,5), and overweight (Median= 27,1; IQR=4,0), (p <0.001). The correlation between MUAC and Z-Score BAZ, as well as differences in MUAC ​​among the category of nutritional status in this study, can be used as a basis for evaluation and research development in determining the MUAC cut off for each category of nutritional status for adolescent girls in Indonesia.   ABSTRAK Gangguan gizi pada masa remaja akan berdampak pada masalah kesehatan di masa depan. Deteksi dini malnutrisi pada remaja penting dilakukan untuk mencegah risiko memburuknya status gizi. LILA dapat digunakan sebagai alternatif alat skrining status gizi pada remaja putri yang lebih mudah dan murah dibandingkan IMT/U. Penelitian ini bertujuan menguji korelasi antara LILA dan nilai Z-Score IMT/U serta menilai perbedaan LILA berdasarkan kategori status gizi pada remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengolah data sekunder (Data Dasar Perencanaan Program Gizi, Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tahun 2023). Sebanyak  213 data remaja putri berusia 13 -18 tahun dianalisis. Data Berat Badan (BB), Tinggi badan (TB) dan usia diolah menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus untuk mendapatkan nilai Z-Score IMT menurut Usia (IMT/U) dan dikategorikan menjadi 3 yaitu gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih. Data diolah dengan  menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 27. Spearman Rank Correlation Test digunakan untuk menguji korelasi Z-Score IMT/U, LILA dan Usia, serta Kruskal Wallis Test digunakan untuk menguji perbedaan LILA antar kategori status gizi.  Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara LILA dan Z-Score IMT/U (rs; 0,749; p= <0,001) serta ada perbedaan LILA antar kategori status gizi; gizi kurang (Median =19,7; IQR=1,5), gizi baik (Median=19,7; IQR=1,5), dan gizi lebih (Median= 27,1; IQR=4,0), nilai p<0,001. Adanya korelasi antara LILA dan nilai Z-Score IMT/U serta perbedaan nilai LILA pada setiap kategori status gizi dalam penelitian ini, dapat digunakan sebagai dasar evaluasi dan pengembangan dalam menentukan cut off LILA pada setiap kategori status gizi remaja putri di Indonesia.
PELATIHAN DESINFEKSI RUANGAN KELAS DAN PENYULUHAN PHBS DI SMA NEGERI 1 LENDAH, KULON PROGO Sugianto; Sri Puji Ganefati; Muhammad Primiaji Rialihanto; Furaida Khasanah
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 4 No. 2: Februari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan mikroorganisme dalam ruangan dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian dan sistem ventilasi. Upaya penurunan kuman udara dapat dilakukan melalui pencegahan Indoor Pollution. Pencegahan bisa dengan desinfeksi ruangan. Hal ini sebagai bentuk upaya mencegah penyakit menular. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman melalui kegiatan desinfeksi ruang kelas menggunakan gas khlor dari elektrolisis air garam serta dilakukan penyuluhan PHBS. Pengabdian masyarakat ini diikuti oleh siswa baru tahun ajaran 2023/2024 sejumlah 216 siswa SMA Negeri 1 Lendah. Penyuluhan dengan metode komunikasi dua arah dan tanya jawab, untuk mengetahui penguasaan materi dari peserta. Hasil kegiatan didapatkan bahwa peserta telah memahami apa itu PHBS dan cara desinfeksi ruangan.