AbstrakAngpao merupakan hadiah berbentuk uang yang dibungkus dalam sebuah amplop merah. Tradisi angpao sangat melekat dan masih di lakukan dalam berbagai acara khususnya perayaan Imlek pada masyarakat etnis tionghoa. Namun kebanyakan dari kalangan masyarakat tidak mengetahui secara utuh makna yang terkandung didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik tradisi angpao perayaan imlek pada masyarakat etnis tionghoa di Kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data melalui, wawancara secara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian berjumlah lima orang yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari wawancara terhadap tokoh dan masyarakat etnis tionghoa serta masyarakat non etnis tionghoa yang ikut merayakan tradisi angpao di Kota Bengkulu. Sedangkan data sekunder didapat melalui jurnal penelitian, penelitian terdahulu, buku atau dokumen. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pemaknaan simbol tradisi angpao menggunakan konsep objek interaksi simbolik oleh blumer yaitu objek fisik, objek sosial dan objek abstrak. Pemaknaan atau objek abstrak dari angpao berupa simbol berbagi rejeki, simbol bentuk saling menghormati dan simbol berbagi kebahagiaan. Terdapat ketentuan orang yang memberikan angpao yaitu orang tua dan orang yang sudah menikah memberi angpao kepada orang tua dan anak-anak yang belum menikah. Berdasarkan interaksi simbolik Blumer, manusia dapat memiliki pemaknaan yang berbeda-beda terhadap suatu objek yang sama. AbstractAngpao is a gift in the form of money wrapped in a red envelope. The Angpao (money envelope) tradition is very attached and is still carried out at various events, especially Chinese New Year celebrations in ethnic Chinese communities. However, most people do not know the whole meaning contained therein. This research aims to determine the symbolic meaning of the Angpao tradition for Chinese New Year celebrations in the Chinese ethnic community in Bengkulu City. Data collection techniques included in-depth interviews, direct observation, and documentation. Five informants in the research were obtained using purposive sampling techniques. The data source used was primary data originating from interviews with ethnic Chinese figures and communities as well as non-ethnic Chinese communities who participate in celebrating the Angpao tradition in Bengkulu City. Meanwhile, secondary data was obtained through research journals, previous research, books, or documents. The results of this research explained that the meaning of the Angpao tradition symbol uses Blumer's concept of symbolic interaction objects, namely physical objects, social objects, and abstract objects. The meaning or abstract object of Angpao is a symbol of sharing good fortune, mutual respect, and sharing happiness. There are provisions for people giving Angpao, namely parents and married people giving Angpao to parents and unmarried children. Based on Blumer's symbolic interaction, humans can have different meanings for the same object.