Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Aquatropica Asia

REVIEW: KAJIAN KONSERVASI IKAN ENDEMIK TERANCAM PUNAH Betta burdigala (Kottelat & Ng, 1994) ASAL PERAIRAN BANGKA SELATAN Wijayanti, Amalia; Madyastuti, Eka Putri; Gulo, Cania Putri Nimalasari; Syarif, Ahmad Fahrul
Journal of Aquatropica Asia Vol 8 No 2 (2023): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Jurusan Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/joaa.v8i2.4635

Abstract

Ikan Betta burdigala (Kottelat & Ng, 1994) merupakan ikan endemik asli pulau bangka. Ikan Betta burdigala ini telah terdaftar daftar merah spesies terancam punah Red List-IUCN dengan kategori terancam kritis (Critically Endangered). Penurunan populasi ikan Betta burdigala ini disebabkan akibat adanya degradasi lingkungan, hilang atau berubahnya habitat, introduksi ikan asing dan eksploitasi yang berlebihan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji ikan endemik Pulau Bangka Betta burdigala dan upaya pelestariannya sebagai dasar dalam pengelolaan ikan asli perairan Bangka. Pengelolaan sumber daya alam tidak dapat terlaksana secara efektif jika hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pelaksanaan dan pemantauan pengelolaan sumber daya alam tersebu. Kompleksitas permasalahan yang muncul dalam suatu komunitas seringkali diselesaikan dengan mengacu pada kepekaan komunitas terhadap perlindungan spesies ikan endemik di wilayah tersebut, strategi pengembangan usaha perikanan yang dilaksanakan dengan cara-cara yang bijak dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan keberlanjutan ekologi, sosial, ekonomi dan kelestarian sumber daya perikanan. Upaya pelestarian ikan endemik atau lokal dengan cara mengkonservasi pemacuan stok ikan, rehabilitasi lingkungan dan modifikasi habitat dan upaya domestikasinya. Di Pulau Bangka, rehabilitasi perlu dilakukan pada rawa-rawa dan sungai yang tercemar akibat penambangan timah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain; membuat kolam untuk menampung limbah agar tidak langsung dibuang ke sungai atau rawa dan menanam tanaman air sebagai tempat berlindung bagi ikan lokal. Selanjutnya benih ikan hasil budidaya (aquaculture) dapat didistribusikan kembali ke habitat aslinya (restocking) untuk menjaga keberadaannya (sustainability).
IKTIOFAUNA EKSOTIK DI TEBAT RASAU, BELITUNG TIMUR Khanati, Olivia; Lista, Dona; Lindiatika, Lindiatika; Lestari, Eva; Hafidz, Agus Miftahudin; Hidayat, Rahmad; Prananda, Mustobi; Kanaah, Akhlakul; Wijayanti, Amalia; Anjani, Tiara Puspa; Wijaya, Imam; Kurniawan, Ardiansyah
Journal of Aquatropica Asia Vol 8 No 1 (2023): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Program Studi Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/joaa.v8i1.4243

Abstract

Sepuluh jenis ikan yang dijumpai di perairan Tebat Rasau merupakan iktiofauna eksotik yang berpotensi menjadi ikan endemik Pulau Belitung. Hingga saat ini, masih minim kajian pada spesimen yang berstatus konservasi hampir punah maupun yang berstatus least concern ini. Penelitian ini mengkaji pada iktiofauna eksotik di Tebat Rasau, Desa Lintang, Belitung Timur menggunakan metode deskriptif eksploratif. Sepuluh jenis ikan dijumpai di perairan Tebat Rasau yang memiliki kondisi perairan dengan pH 5,73, suhu 26,1oC dan oksigen terlarut 11,4 ppm. Perairan di Tebat Rasau memiliki substrat gambut dan banyak ditumbuhi Pandaus sp. yang menutupi sebagian badan perairan. Terdapat lima jenis ikan dari perairan Tebat Rasau yang tidak dijumpai pada penelitian sebelumnya, yaitu Ikan Arwana (Scleropages formosus), Ikan Gurame Cokelat (Sphaerichthys selatanensis), Ikan Temeliyongan (Chaca bankanensis), Ikan Gurami Paros (Parosphromenus cf bintan) dan Ikan Bebidis (Brevibora cheeya).
REVIEW: KAJIAN KONSERVASI IKAN ENDEMIK TERANCAM PUNAH Betta burdigala (Kottelat & Ng, 1994) ASAL PERAIRAN BANGKA SELATAN Wijayanti, Amalia; Madyastuti, Eka Putri; Gulo, Cania Putri Nimalasari; Syarif, Ahmad Fahrul
Journal of Aquatropica Asia Vol 8 No 2 (2023): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Program Studi Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/joaa.v8i2.4635

Abstract

Ikan Betta burdigala (Kottelat & Ng, 1994) merupakan ikan endemik asli pulau bangka. Ikan Betta burdigala ini telah terdaftar daftar merah spesies terancam punah Red List-IUCN dengan kategori terancam kritis (Critically Endangered). Penurunan populasi ikan Betta burdigala ini disebabkan akibat adanya degradasi lingkungan, hilang atau berubahnya habitat, introduksi ikan asing dan eksploitasi yang berlebihan. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji ikan endemik Pulau Bangka Betta burdigala dan upaya pelestariannya sebagai dasar dalam pengelolaan ikan asli perairan Bangka. Pengelolaan sumber daya alam tidak dapat terlaksana secara efektif jika hanya dilakukan oleh pemerintah. Diperlukan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pelaksanaan dan pemantauan pengelolaan sumber daya alam tersebu. Kompleksitas permasalahan yang muncul dalam suatu komunitas seringkali diselesaikan dengan mengacu pada kepekaan komunitas terhadap perlindungan spesies ikan endemik di wilayah tersebut, strategi pengembangan usaha perikanan yang dilaksanakan dengan cara-cara yang bijak dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan keberlanjutan ekologi, sosial, ekonomi dan kelestarian sumber daya perikanan. Upaya pelestarian ikan endemik atau lokal dengan cara mengkonservasi pemacuan stok ikan, rehabilitasi lingkungan dan modifikasi habitat dan upaya domestikasinya. Di Pulau Bangka, rehabilitasi perlu dilakukan pada rawa-rawa dan sungai yang tercemar akibat penambangan timah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain; membuat kolam untuk menampung limbah agar tidak langsung dibuang ke sungai atau rawa dan menanam tanaman air sebagai tempat berlindung bagi ikan lokal. Selanjutnya benih ikan hasil budidaya (aquaculture) dapat didistribusikan kembali ke habitat aslinya (restocking) untuk menjaga keberadaannya (sustainability).