Yayi Arsandrie
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 48 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI CITY WALK JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Harsono, Kuncoro; Arsandrie, Yayi; Setiawan, Wisnu
Sinektika Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.993 KB)

Abstract

Pedestrian adalah jalur bagi para pejalan kaki ataupun kursi roda bagi kelompok pengguna berkebutuhan khusus, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak aman, nyaman dan tak terhalang, termasuk jalur City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Penelitian ini bermaksud mengkaji ulang apakah City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta sudah memenuhi standar kenyamanan bagi penggunanya, termasuk penyandang cacat dan lansia, serta standar aksesibilitas pada fasilitas-fasilitasnya. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi faktor kenyamanan yang ada di City Walk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menge-mukakan fakta-fakta yang ada di lapangan, kemudian dibandingkan dengan standar aksesibilitas. Hasil riset menunjukkan bahwa secara umum jalur City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta memiliki fasilitas-fasilitas utama yang sudah memenuhi standar, seperti lebar pedestrian, kondisi tempat duduk dan vegetasi. Hanya terdapat kekurangan pada kondisi kebersihan dan ketersediaan rambu-rambu bagi kelompok pengguna berkebutuhan khusus. Gangguan terbesar yang dirasakan pengguna bersumber dari keberadaan parkir liar dan Pedagang Kaki Lima (PKL).
IDENTIFIKASI KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI CITY WALK JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Harsono, Kuncoro; Arsandrie, Yayi; Setiawan, Wisnu
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.993 KB)

Abstract

Pedestrian adalah jalur bagi para pejalan kaki ataupun kursi roda bagi kelompok pengguna berkebutuhan khusus, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak aman, nyaman dan tak terhalang, termasuk jalur City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Penelitian ini bermaksud mengkaji ulang apakah City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta sudah memenuhi standar kenyamanan bagi penggunanya, termasuk penyandang cacat dan lansia, serta standar aksesibilitas pada fasilitas-fasilitasnya. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi faktor kenyamanan yang ada di City Walk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menge-mukakan fakta-fakta yang ada di lapangan, kemudian dibandingkan dengan standar aksesibilitas. Hasil riset menunjukkan bahwa secara umum jalur City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta memiliki fasilitas-fasilitas utama yang sudah memenuhi standar, seperti lebar pedestrian, kondisi tempat duduk dan vegetasi. Hanya terdapat kekurangan pada kondisi kebersihan dan ketersediaan rambu-rambu bagi kelompok pengguna berkebutuhan khusus. Gangguan terbesar yang dirasakan pengguna bersumber dari keberadaan parkir liar dan Pedagang Kaki Lima (PKL).
PERHITUNGAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KECAMATAN KARTASURA SUKOHARJO BERDASARKAN LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN KEBUTUHAN O2 Arsandrie, Yayi; Widayanti, Enny
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.387 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i2.9867

Abstract

Kecamatan Kartasura merupakan kawasan yang berkembang sangat pesat, hal itu dikarenakan Kecamatan Kartasura mempunyai wilayah yang strategis dan jumlah penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk menjadi latar belakang kebutuhan ruang terbuka hijau atau green open space di Kecamatan Kartasura.  Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan dengan pengamatan/observasi dan dengan metode perhitungan. Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan kepadatan penduduk dan luas wilayah dapat dihitung melalui standar kebutuhan luas RTH (Ruang Terbuka Hijau); yaitu sebesar 30% dari luas wilayah. Kebutuhan ruang terbuka hijauseluas 20 m per jiwa diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/M/PRT/2008 dan metode Gerarkis digunakan untuk menghitung kebutuhan luas RTH berdasarkan kebutuhan oksigen. Temuan penelitian ini antara lain bahwa: 1) kebutuhan RTH di Kecamatan Kartasura berdasarkan luas wilayah yaitu sebesar 576.9 Hektar, 2) kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Kartasura yaitu sebesar 253.83 Hektar, dan 3) kebutuhan RTH berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu sebesar 334 Hektar. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa luas kebutuhan RTHberdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan O2 sudah terpenuhi, namun kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah belum memenuhi standar. Lahan RTH eksisting di Kecamatan Kartasura hanya sebesar 376 Hektar yaitu 19% dari luas wilayah. Dengan demikian, Kecamatan Kartasura masih membutuhkan RTH sebesar 200.9 Hektar dari luas seluruh wilayah administratif Kecamatan Kartasura.
Kenyamanan Visual dan Gerak Pengunjung di Ruang Tunggu Rumah Sakit (Studi Kasus: Gedung Rawat Jalan Rs. Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta) Khairunnisa, Nifida Alsya; Arsandrie, Yayi
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2422.443 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11563

Abstract

Ruang tunggu merupakan tempat di mana para pengunjung dengan kondisi mental dan fisik masing-masing berkumpul menjadi satu. Pada rumah sakit, kenyamanan menjadi aspek yang seharusnya paling diutamakan dalam perancangan ruang tunggu. Akan tetapi saat ini masih banyak ruang tunggu di rumah sakit yang tidak memperhatikan kenyamanan pasien maupun pengunjung. Di antaranya adalah Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang merupakan rumah sakit rujukan nasional dengan fokus permasalahan orthopedi atau tulang. Penelitian ini mengkaji aspek kenyamanan dalam arsitektur dan pengaruhnya terhadap pengguna. Objek studi kasus dalam penelitian kali ini adalah gedung rawat jalan RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta, Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pengunjung rumah sakit di ruang tunggu gedung rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kenyamanan bangunan berdasarkan persepsi pengunjung dan untuk mengetahui pengaruh faktor kenyamanan bangunan terhadap kondisi pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukan peningkatan kapasitas, fasilitas, sirkulasi, dan interior pada ruang tunggu gedung rawat jalan RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso agar tingkat kenyamanan gerak dan visual pengunjung maupun pasien dapat optimal.
Akulturasi Budaya di Kawasan Kauman Surakarta Praiswari, Retno Widyanti; Arsandrie, Yayi
Arsir 2021: 2021: Arsir Edisi Khusus
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v0i0.3647

Abstract

Surakarta dikenal dengan kota multikultural. Hal itu disebabkan karena Surakarta dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang etnis dan budaya yang berbeda. Pemerintah Belanda menempatkan etnis-etnis ini pada satu wilayah berbeda di Surakarta. Salah satunya di wilayah Kauman, yang dijadikan sebagai tempat tinggal dan menetap secara berkelompok oleh etnis Tionghoa dan keturunannya. Dengan adanya keberagaman budaya dalam satu kawasan dapat menimbulkan akulturasi yang terjadi di kawasan tersebut yang dapat berbentuk sosial, kesenian maupun dari fisik bangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberagaman etnis yang ada di Kauman, serta wujud akulturasi yang terjadi di Kauman Surakarta. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yang dilakukan dengan studI literatur, wawancara serta observasi. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya dan etnis apa saja yang terdapat di Kauman, wujud akulturasi yang terjadi di kawasan tersebut serta style/gaya akulturasi arsitektur yang paling dominan digunakan pada kawasan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, kawasan Kauman dihuni oleh pendatang dari berbagai etnis, yaitu etnis Tionghoa, Arab dan Madura. Hal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya di kawasan Kauman, yang juga berdampak pada bangunan di Kauman yang memiliki style/gaya arsitektur beragam. Style/gaya arsitektur yang paling dominan pada bangunan kuno di Kauman adalah gaya arsitektur Indis, yang merupakan perpaduan antara gaya arsitektur Eropa dan arsitektur Jawa. Etnis pendatang yang masuk di Kampung Kauman tidak mewariskan akulturasi berupa bangunan yang berciri khas budaya masing-masing, untuk bangunan berciri khas Tionghoa banyak ditemui di sekitar Pasar Gede dan Kali Pepe.
Perhitungan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Kartasura Sukoharjo Berdasarkan Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kebutuhan O2 Yayi Arsandrie; Enny Widayanti
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1865.813 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i2.9867

Abstract

Kecamatan Kartasura merupakan kawasan yang berkembang sangat pesat, hal itu dikarenakan Kecamatan Kartasura mempunyai wilayah yang strategis dan jumlah penduduk yang tinggi. Kepadatan penduduk menjadi latar belakang kebutuhan ruang terbuka hijau atau green open space di Kecamatan Kartasura.  Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan dengan pengamatan/observasi dan dengan metode perhitungan. Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan kepadatan penduduk dan luas wilayah dapat dihitung melalui standar kebutuhan luas RTH (Ruang Terbuka Hijau); yaitu sebesar 30% dari luas wilayah. Kebutuhan ruang terbuka hijau seluas 20 m per jiwa diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/M/PRT/2008 dan metode Gerarkis digunakan untuk menghitung kebutuhan luas RTH berdasarkan kebutuhan oksigen. Temuan penelitian ini antara lain bahwa: 1) kebutuhan RTH di Kecamatan Kartasura berdasarkan luas wilayah yaitu sebesar 576.9 Hektar, 2) kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Kartasura yaitu sebesar 253.83 Hektar, dan 3) kebutuhan RTH berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu sebesar 334 Hektar. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa luas kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan O2 sudah terpenuhi, namun kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah belum memenuhi standar. Lahan RTH eksisting di Kecamatan Kartasura hanya sebesar 376 Hektar yaitu 19% dari luas wilayah. Dengan demikian, Kecamatan Kartasura masih membutuhkan RTH sebesar 200.9 Hektar dari luas seluruh wilayah administratif Kecamatan Kartasura.
Kenyamanan Visual dan Gerak Pengunjung di Ruang Tunggu Rumah Sakit (Studi Kasus: Gedung Rawat Jalan Rs. Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta) Nifida Alsya Khairunnisa; Yayi Arsandrie
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2422.443 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11563

Abstract

Ruang tunggu merupakan tempat di mana para pengunjung dengan kondisi mental dan fisik masing-masing berkumpul menjadi satu. Pada rumah sakit, kenyamanan menjadi aspek yang seharusnya paling diutamakan dalam perancangan ruang tunggu. Akan tetapi saat ini masih banyak ruang tunggu di rumah sakit yang tidak memperhatikan kenyamanan pasien maupun pengunjung. Di antaranya adalah Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang merupakan rumah sakit rujukan nasional dengan fokus permasalahan orthopedi atau tulang. Penelitian ini mengkaji aspek kenyamanan dalam arsitektur dan pengaruhnya terhadap pengguna. Objek studi kasus dalam penelitian kali ini adalah gedung rawat jalan RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta, Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pengunjung rumah sakit di ruang tunggu gedung rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kenyamanan bangunan berdasarkan persepsi pengunjung dan untuk mengetahui pengaruh faktor kenyamanan bangunan terhadap kondisi pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu dilakukan peningkatan kapasitas, fasilitas, sirkulasi, dan interior pada ruang tunggu gedung rawat jalan RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso agar tingkat kenyamanan gerak dan visual pengunjung maupun pasien dapat optimal.
IDENTIFIKASI KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI CITY WALK JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Kuncoro Harsono; Yayi Arsandrie; Wisnu Setiawan
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.993 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v13i1.703

Abstract

Pedestrian adalah jalur bagi para pejalan kaki ataupun kursi roda bagi kelompok pengguna berkebutuhan khusus, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk bergerak aman, nyaman dan tak terhalang, termasuk jalur City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Penelitian ini bermaksud mengkaji ulang apakah City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta sudah memenuhi standar kenyamanan bagi penggunanya, termasuk penyandang cacat dan lansia, serta standar aksesibilitas pada fasilitas-fasilitasnya. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi faktor kenyamanan yang ada di City Walk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menge-mukakan fakta-fakta yang ada di lapangan, kemudian dibandingkan dengan standar aksesibilitas. Hasil riset menunjukkan bahwa secara umum jalur City Walk di Jalan Slamet Riyadi Surakarta memiliki fasilitas-fasilitas utama yang sudah memenuhi standar, seperti lebar pedestrian, kondisi tempat duduk dan vegetasi. Hanya terdapat kekurangan pada kondisi kebersihan dan ketersediaan rambu-rambu bagi kelompok pengguna berkebutuhan khusus. Gangguan terbesar yang dirasakan pengguna bersumber dari keberadaan parkir liar dan Pedagang Kaki Lima (PKL).
Behavioral Mapping Dan Adaptasi Terhadap Lingkungan Pada Squatter Settlement Hariyo Pamungkas; Yayi Arsandrie
NALARs Vol 19, No 2 (2020): NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.19.2.115-130

Abstract

ABSTRAK. Hunian, seringkali mengambil peran krusial sebagai wadah kehidupan manusia, esensi serta eksistensinya seolah hampir tidak pernah luput dan menjadi standar pencapaian sebagai dasar kebutuhan hidup. Keterbatasan lahan serta tidak terjangkaunya biaya membuat sebagian lapisan masyarakat berimprovisasi untuk mendapatkannya. Malfungsi terhadap tata ruang serta lahan pun terjadi sehingga terbentuklah squatter settlements, salah satunya di Semanggi, Surakarta. Merespon hal ini, tindakan penataan kawasan tanpa pemindahan dilakukan oleh pihak berwenang sebagai titik temu demi kebaikan bersama. Penelitian ini dilakukan untuk menggali sejauh mana komunikasi yang telah terbentuk antara warga squatter settlements dengan pihak berwenang yang berkaitan dengan penataan kawasan, bagaimana perilaku yang terbentuk di squatter settlements melalui behavioral mapping, serta adaptasi yang terjadi di squatter settlements. Penelitian ini berbasis rasionalistik, kualitatif dengan memanfaatkan observasi, serta wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksistensi dari ruang publik sangatlah penting, Warga memanfaatkan jalan, tanggul, puing-puing sebagai wadah interaksi sosial dan bertetangga. Hasil lain menunjukan adanya adaptasi yang dilakukan oleh warga pada area squatter settlements yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perlunya penggalian lebih dalam terhadap kebutuhan ruang baik itu ruang didalam hunian, maupun ruang publik diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya perilaku serta adaptasi yang mengarah pada hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh kurang terwadahinya aktivitas setelah selesainya penataan kawasan. Kata Kunci: Adaptasi Lingkungan, Behavioral Mapping, Squatter Settlements ABSTRACT. Residential often takes a crucial role as a container of human life; its essence and existence rarely escape and become a standard of achievement as the basis for life's needs. Limited land and unreachable costs make some layers of society improvise to get it. Malfunctions in spatial planning and property ensued so that squatter settlements were formed, one of which was in Semanggi, Surakarta. Responding to this, the act of structuring the area without relocation was carried out by the authorities as a meeting point for the common good. This research was conducted to explore the extent of communication that has been formed between squatter settlements and authorities relating to the arrangement of the area, how the behaviour formed in squatter settlements through behavioural mapping and adaptations that occur in squatter settlements. This research is based on rationalistic, qualitative by using observation and interviews. The results showed that the existence of public space is essential. Residents use roads, riverbanks, debris as a place for social interaction and neighbours. Other findings show that there are adaptations made by residents in the squatter settlements that are influenced by several factors. The need for deeper excavation of space needs both in a residential area, and public space is required in order to anticipate the occurrence of behaviour and adaptation that leads to things that are not desirable due to the lack of activities in the area after the completion of the area.Keywords: Environmental Adaptation, Behavioral Mapping, Squatter Settlements
Kajian Penerapan Arsitektur Islami pada Rencana Desain Masjid As-Salam UIN Banten Azhar, Faris Aufa; Arsandrie, Yayi
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2024: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur Islami merupakan konsep yang menggabungkan ilmu arsitektur dengan hukum Islam sebagai dasar perancangannya. Dengan berkembangnya arsitektur di Indonesia saat ini, penerapan arsitektur Islami telah terpengaruh oleh gaya arsitektur sekuler mulai dari penggunaan elemen ornamentasi, material, analisis sifat pengguna, kekayaan budaya lokal, maupun pengaruh langgam arsitektur lainnya. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengkaji kesesuaian arsitektur Islami pada desain Masjid As-Salam UIN Banten ditinjau dari ornamentasi, fungsi, dan kesesuaiannya dengan syariat. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif melalui observasi karya desain bangunan didukung dengan studi literatur dan studi preseden. Hasil penelitian menunjukkan aspek ornamentasi memperoleh skor 43 atau cukup dan aspek fungsi serta kesesuaian dengan syariat secara berturut-turut memperoleh skor 56 dan 58 atau baik. Dapat dikatakan bahwa Masjid As-Salam termasuk yang berkecukupan dalam menerapkan prinsip ornamentasi Islami serta memiliki desain zonasi bangunan yang perlu redesain sehingga menjadi lebih nyaman bagi pengguna dan lebih sesuai dengan syariat. Rekomendasi desain yang dapat diberikan yaitu penambahan ornamentasi Islami yang lebih filosofis, perancangan kembali tata ruang wudu masjid, serta optimasi penggunaan lahan untuk tempat wudu alih-alih untuk minaret.